Chapter 1.14 [2/2]

Zacznij od początku
                                    

Hendak ia bergegas mendekati Kirika, wanita itu menoleh. Agaknya ia datang pada waktu yang tepat. Sebab telah didapatinya si pimpinan yang begitu selektif ketika memilih gaun.

Tampaknya memang sulit untuk menemukan apa yang disuka oleh Madam. Si pramuniaga baru terlihat menyerah dan memutuskan untuk berdiam diri di tempat, memandangi Kirika memilih sendiri.

Sementara si android segera menoleh kepada gaun-gaun yang tergantung rapi. Beberapa di antara mereka terlihat lebih cantik kala dipasangkan di manekin.

Tepatnya, sebuah gaun menarik perhatian Akira kala itu. Lantas ia menariknya dengan hati-hati dari gantungan baju, sukses membuat pandangan Kirika teralih.

"Madam," panggilnya tanpa tahu Kirika sudah lebih dulu menoleh. "Agaknya Anda akan cocok jika mengenakan ini."

Manik delima Kirika segera jatuh kepada sebuah perpaduan merah dan hitam di gaun sepotong yang tengah Akira pegang. Sama sekali tak berlengan, memiliki gaya V neck dengan bagian bawah yang serupa seperti ekor duyung. Detail yang dimiliki gaun tampak tak begitu mewah, pula tak begitu sederhana.

Madam segera menghampiri Akira. Tampaknya ia tertarik dengan pilihan si asisten. Manik delima Kirika bahkan berpaku tatap lebih lama menikmati detail yang terpampang di gaun.

"Gaun ini memiliki sarung tangan dan beberapa aksesoris tambahan," celetuk pramuniaga yang mengekori Kirika. Sukses saja ia membuat si wanita menoleh. "Gaun ini juga memiliki satu warna lagi. Nona Alford, Anda tidak ingin mencobanya?"

Ada tatapan penuh harap dari lensa biru langit di hadapan orang yang sedang ditanya. Tampak separuh tersirat, tetapi jelas Kirika berfirasat Akira berharap banyak. Lantas Kirika menengadah kembali memandang Akira seusai puas memandangi gaun yang masih persis di genggaman si android.

"Tampaknya kau memiliki selera yang bagus," komentar Kirika. Sembari mengedikkan bahu, Kirika melanjutkan, "Aku akan mencobanya."

Senyum polos dari si android kian melebar. Dia menyodorkan gaun, membiarkan tuannya segera berlalu menuju ruang ganti. Kepada seorang pramuniaga yang menganggur, Kirika memintanya agar Akira dipilihkan setelan jas untuk pesta selebrasi.

Sesungguhnya Akira tidak membutuhkan waktu lama untuk memilih. Bagi Akira, mendapatkan setelan jas hitam dengan potongan sederhana dan bahan yang memberi kesan elegan. Tak lupa dilengkapi oleh kemeja putih ditambah dasi kupu. Itu sudah cukup.

Pun, ia tak perlu berlama-lama untuk mencari ukuran yang cocok. Dia terlihat nyaris sama dengan ketika ia mengenakan setelan jas pinjaman Silvis saat ini.

Tapi ... pramuniaga yang melayaninya harus mengaku, android itu tampak manis dengan dasi kupu-kupu yang bertengger di kerah kemeja. Konon lagi, senyum polos Akira setia menempel di mimiknya kala ia bercermin.

Berbeda dengan alat pendengar yang semula ia kurangi kepekaannya ketika Kirika menerima panggilan, kali ini Akira bisa mendengar dengan jelas suara langkah dan perbincangan singkat antara Kirika dan seorang pramuniaga. Lantas si android menoleh ke sumber suara, mendapati sang Madam sudah mengenakan gaun yang ia pilihkan.

"Tampaknya beruntung menjadi seorang pria yang memiliki opsi sederhana dalam pilihan busananya," ujar Kirika di selang langkah. "Tidakkah kau berpikir begitu, Akira?"

Langkah Kirika terhenti persis di hadapan Akira yang terpaku. Hampir saja android itu mengira sirkuit di dalam kepalanya mengalami kerusakan oleh sebab ia terpaku cukup lama. Akira merasa lebih beruntung sekali lagi. Kali ini Kirika juga menyanggul rambutnya, jelas memberikan kesan yang berbeda.

"Anda terlihat cantik." Kontan Akira memuji, demikian mengalihkan pembicaraan.

Sungguh, android di hadapannya sama sekali tak punya rasa malu. Polos seperti bocah.

Fate : A Journey of The Bloody Rose [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz