4. Festival Lampion (2)

72 14 8
                                    

Cerita bisa datang dari orang-orang yang bahkan tidak kita kenal sebelumnya. Itu kenapa banyak pengalaman hadir saat kita menemukan hal yang baru.

----


Grup vokal yang sudah eksis sejak lama itu menampilkan lagu Senja Teduh Pelita yang disambut meriah oleh para penontonnya. Bening dan Willa serta orang-orang di sekelilingnya asik bernyanyi mengikuti alunan lagu. Sementara Aruni merasa tidak nyaman berada diposisi ini. Ada beberapa orang yang mendesaknya, dan mereka laki-laki semua. Aruni rasanya ingin keluar dari sini dan mencari tempat yang lengang untuk menenangkan dirinya sendiri. Memang Aruni tidak cocok jika berada di keramaian, sementara ia asing dengan mereka semua. Dilihatnya Bening juga asik dengan dunianya sendiri. Aruni merasa sangat berbeda dengan mereka.

Salah seorang menyenggol bahunya sampai Aruni hampir terhuyung ke samping.

"Aduh," refleksnya mengatakan itu dengan lirih.

Namun, si laki-laki yang tak dikenalnya tadi tidak menghiraukannya, minta maaf pun tidak. Yang menyadari hal itu justru laki-laki berambut gondrong khas mahasiswa yang berada di belakangnya. Tetapi ia tidak terlalu mengacuhkan.

"Be, aku ke sana dulu ya?" Ucap Aruni mendekat ke telinga Bening agar gadis itu dapat mendengarnya.

"Kemana? Nanti ilang kamu. Di sini aja loh, nyanyi." Bening menyarankan.

"Rame banget, Be, tadi ada yang nabrak-nabrak. Nggak nyaman aku." Jawab Aruni jujur. Akhirnya Bening memahami.

"Oh iya, kamu mana suka nonton konser begini ya? Ya udah deh nggak apa-apa."

Aruni mengangguk, "Nanti telpon aja ya, kalau kamu udah selesai nontonnya." Pinta Aruni. Ia hanya ingin pergi dari keramaian ini dan mencari tempat yang jauh lebih tenang dari hiruk-pikuk manusia.

"Iya, jangan jauh-jauh ya, Run?" Bening menasehati udah mirip seperti ibunya saja.

"Iya, ya udah ya?" Aruni melambaikan tangan kemudian berjalan mencari jalan keluar dari kerumunan ini.

Akhirnya setelah berusaha melewati orang-orang, gadis itu menemukan tempat duduk yang agak jauh dari panggung. Karena sebenarnya dari sini pun penampilan mereka masih dapat terlihat, walaupun sangat kecil dan suaranya yang hanya samar saja. Namun, Aruni justru lebih nyaman berada di kesendirian seperti ini.

Sementara Cakra setelah melihat gadis itu menjauhi kerumunan, ia maju menempati tempat dimana tadi Aruni berdiri. Tepat disamping Bening.

"Oh iya, Cakra!" Bening menoleh ke samping yang sudah ada Cakra disana.

"Apa, Be?" Cakra menyahut dengan malas.

"Boleh minta tolong ya?" Pinta Bening dengan raut wajah memohon.

"Perasaanku nggak enak kalo kamu udah ngomong gitu." Cakra melipat tangannya di depan dada. Ia melirik temannya itu sinis.

"Ih! Jahat banget, minta tolong loh ini temenmu?" Pintanya lagi berusaha meluluhkan Cakra.

"Yaudah iya, minta tolong apa, Bening?" Tanya Cakra dengan intonasi bicara yang dibuat seramah mungkin. Diikuti dengan senyum yang mengukir dibibirnya.

"Nah gitu dong, kan enak dengernya. Umm ... Itu, temenin temenku ya? Dia kayaknya nggak betah nonton konser deh. Makanya tadi dia pergi nyari tempat yang nggak terlalu ramai. Tolong yaa?"

"Loh kok aku? Kan kamu temennya?" Cakra terlihat tidak terima saat dimintai tolong oleh temannya itu.

"Cak, aku masih pengen nyanyi. Kan aku tau kamu juga nggak suka nonton konser. Iya toh? Makanya udah kamu temenin Aruni aja sana." Rayu Bening. Berharap Cakra mau menuruti permintaannya.

At The End Of The DayWhere stories live. Discover now