DuapuluhTujuh

7.6K 468 24
                                    

INI FULL MOMENT ELANG-ALMA YAAA
ENGGAK ADA ORANG KE TIGA

HARUS NYA AKU UP BESOK, TAPI KARENA AKU MAU VAKUM DULU BUAT BEBERAPA HARI KARENA AKAN ADA UJIAN YANG HARUS DI JALANI. JADI SEKARANG AJA LAH YAA, EHE






HAPPY READING!!!







Please don't silent readers gessss



***

Bel pulang berbunyi. Semua siswa siswi berhamburan keluar kelas, bahkan ada saja yang nyelonong keluar duluan, padahal masih ada guru yang lagi menjelaskan materi di depan. Ya, kaya modelan Elang dan teman teman ini.

Kini dia sedang berjalan di koridor yang ramai menuju kelas Alma. Memasukan kedua tangan ke saku celananya. Sedangkan teman teman Elang asik tebar pesona ke cewek cewek yang lagi duduk atau ngobrol di depan kelas.

"Ehh Siska, mau kemana?" Tanya Anka mengedipkan mata nya.

Siswi yang bernama Siska itu hanya meringis kecil. "Ke toilet."

"Ehh, mau di temenin sama Aa enggak?" Tawar Rio yang kini mendapatkan tabokan dari Roy.

"Lo mau di gebukin?!" Rio hanya cengengesan tak jelas.

Elang menoleh ke arah jendela kelas Alma yang ternyata masih ada guru yang sedang menjelaskan. Menyenderkan punggungnya ke tembok dekat pintu.

"Gue duluan yee," pamit Roy yang kini langsung melenggang pergi tanpa memperdulikan tanggapan teman temannya.

"Pengen bucin ya lo?!" Teriak Anka.

"Halah, manja banget pake di jemput jemput segala," kini Ali ikutan.

"BILANG AJA KALO KALIAN IRI, DASAR JOMBLO!" Kini teriakan nyaring Roy membuat keduanya mengumpat.

Suara ribut dari dalam kelas membuat Elang langsung menegakkan tubuh. Memasukan ponsel nya ke saku celana dan menatap satu persatu siswa siswi yang kini terburu buru keluar, saat guru gempal dengan konde itu keluar.

Elang menunggu beberapa saat. Sampai pintu yang tadinya hampir padat itu agak melenggang dan keluarlah sang pujaan hati.

"Ayo pulang," ajak Elang langsung menarik tangan Alma.

"Ehhhh, gue duluan!" Teriak Alma berpamitan kepada teman temannya.

Cuaca siang ini kurang bagus, awan hitam kini berkumpul. Padahal tadi pagi cuaca cerah berawan. Gerimis kini mulai datang.

Elang memberikan jaket-denim hitam-yang di kenakanya ke Alma yang kini sedang memakai helm. "Pakai, ini dingin."

Baru Alma ingin melayangkan protes, namun ucapan Elang membuat Alma mau tak mau menurut.

"Pakai aja, gak usah protes."

Alma naik ke motor Elang dengan di bantu cowok itu tentunya. Duduk dengan nyaman dan mencondongkan tubuhnya kedepan saat mengerti Elang membuka kaca helm nya.

"Pegangan, gue mau ngebut."

Alma mengangguk mengerti. Melingkar kan tangannya di pinggang Elang, tak sadar jika kini dia meletakan dagunya di bahu cowok itu. "Gini?"

Elang tersenyum kecil di balik helmnya. Tanpa menjawab langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi mengikuti kendaraan lain yang berlalu lalang.

Sesekali Alma memejamkan matanya, saat Elang dengan lihai menyalip kendaraan lain.

Lampu lalu lintas berubah menjadi warna merah. Padahal kini hujan sudah lumayan deras. Elang yang ingin melajukan motornya tanpa berhenti, kini mengurung niatnya saat tepukan di bahu dan ucapan Alma.

Elang [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang