Empatbelas

9.6K 599 21
                                    


Alma terkejut bukan main ketika Elang datang dan mencekal pergelangan tangannya. Apalagi keadaan kelas masih cukup ramai dan kini banyak yang memperhatikan mereka.

"APASIHH AH!!" Bentaknya dan menghempaskan tangan Elang.

"Pulang" ucapan itu kembali terdengar dengan suara yang lebih tajam dan dingin. Rahang nya menegas dengan mata yang menyipit datar. Tatapan intimidasi kini di berikan kepada Alma.

Dengan sekali tarikan cowok itu berhasil menarik Alma keluar. Sudah puluhan kali dia memberontak tapi tak pernah di hiraukan oleh Elang sedikit pun.

"LEPASIIN IHHHH!!" Teriaknya memberontak, tapi lagi lagi Elang hanya diam saja. Tidak menghiraukan teriakan atau protes-an Alma sepanjang jalan menuju parkiran.

Sampai di parkiran baru lah Elang melepaskan cekalan tangannya, menatap Alma tajam yang kini sedang mengelus pergelangan tangannya yang tadi dia cekal.

"Lo tuh apa apaan sih?!"

"Gue gak suka lo ngobrol sama Raka," kata Elang to the point.

Alma menautkan alisnya bingung, dan terdiam lama. Seakan akan apa yang barusan di ucapkan Elang adalah bahasa planet lain yang tak dia mengerti.

"Gue tau Lo tadi ngobrol sama Raka kan."

Alma masih diam, memikirkan siapa yang di maksud oleh Elang itu. Ahh ya dia baru ingat jika laki laki bernama Raka itu yang tadi mengobrol dengannya di fotokopi sebelah sekolah.

Alma menatap Elang lagi seperti menunggu jawaban. Menghela nafasnya lalu menjawab, "iya kenapa emangnya? Ada masalah?"

Elang menggeram kesal. Berhadapan dengan gadis di depannya ini membuat ia selalu tersulut emosi. Tapi dia mencoba meredam itu semua, agar tidak terjadi sesuatu yang membuatnya menyesal nanti. "Gue pacar lo kalau Lo lupa."

"Pacar?" Alma mengangguk-anggukan kepalanya. "Sejak kapan gue terima Lo."

"Gue gak minta jawaban lo, yang jelas Lo pacar gue sekarang," tekannya tak bisa di bantah.

Orang orang yang ada di sekitar parkiran tertegun mendengar itu, bahkan langsung ada yang berbisik- bisik tak mengenakan tentang Alma.

Alma menghela nafas panjang, menatap Elang dengan pandang sebal. "Terserah lo ah!" setelah mengucapkan itu ia langsung pergi meninggalkan Elang yang masih diam.

"Mau kemana?!" Alma tak menggubris suara Elang itu, dia berdiri tepat di depan gerbang. Untung saja ada angkot yang langsung berhenti dan dengan segera ia naik, sebelum Elang kembali mencekal dan mengajak nya pulang bersama. Bukannya Alma ge-er tapi memang niatan cowok itu begitu kan?

Elang memperhatikan itu, segera menaiki motornya dan melaju mengikuti angkot yang tadi di naiki Alma. Dengan jarak yang agak jauh tentunya, agar gadis itu tak terlalu curiga.

Sampai di depan komplek perumahan-nya. Ia hanya perlu jalan sekitar sepuluh menit dan sampai.

Alma memasuki rumahnya, menyapa pak satpam yang sedang ngopi-ngopi di depan bersama pak Dena-tukang kebun rumahnya.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam," suara itu membuat Alma mendongkak, ada Alam di sana sedang duduk di ruang tengah sambil menonton televisi.

"Udah pulang dek?" Pertanyaan Alam itu tak sama sekali di gubris oleh Alma. Ia masih kesal dengan kakak nya itu, bagaimana tidak? Dengan seenak jidat Alam mengambil camilan nya untuk stok nonton drakor.

"Dih ngambek."

Alma sama sekali tak menghiraukan itu, dia tetap berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Elang [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang