Tujuhbelas

10K 567 22
                                    

HAPPY READING!!

***

Elang : gw d dpn rmh lo, cpt!

Memang semalam mereka sudah janjian akan berangkat bersama. Dan Alma tak menyangka jika Elang akan sepagi ini menjemputnya.

Alma melirik ke jam dinding besar yang ada di sudut ruang tamu.

06.25 WIB.

Tumben sekali kan, seorang Elang Angkasa yang selalu menjadi langganan terkena omelan Pak Idris-guru kesiswaan yang galaknya minta ampun itu kini sudah berada di depan rumahnya, sepagi ini.

Karena memang makanan nya sudah habis dengan segera ia pamitan kepada mamah dan kakak nya untuk berangkat duluan.

"Alma berangkat ya, udah di tungguin temen soalnya. Assalamualaikum," pamit nya mencium tangan mamah dan Alam.

"Wa'alaikumsalam. Belajar yang bener," seruan itu membuat Alma mengacungkan jempolnya tanpa berbalik, terus berjalan ke arah luar.

Sudah ada Elang yang menunggu. Memberikan helm satunya ke pada Alma lalu menyalakan motor. Diam diam Elang melirik Alma yang kini sedang fokus memakai helmnya. Helm itu tampak cocok, malah sangat pas di kepala gadis itu.

Alma mulai naik, keatas motor dan di susul dengan motor yang melaju. Menelusuri jalanan yang kini sudah ramai oleh pengendara lain.

Tak ada yang memulai pembicaraan, baik Alma dan Elang sama sama terdiam. Elang yang fokus pada jalanan dan Alma yang menikmati semilir angin pagi yang menerpa wajahnya, helm nya tidak full face seperti Elang.

"Lo udah makan?" Tanya Elang yang tak di gubris oleh Alma.

Elang menolehkan kepalanya sesaat dan berujar cepat. "Lo udah makan?"

Alma mendekatkan wajahnya ke bahu Elang saat samar samar mendengar suara laki-laki itu. "Hah?"

"Lo udah makan?" Tanyanya lagi.

"APAA!?"

Elang berdecak kesal, meminggirkan motornya dan kini benar benar menoleh ke belakang, melihat wajah Alma yang mengerutkan dahi nya.

"Lo.udah.makan," tekannya dengan geram.

Alma mengangguk anggukan kepalanya. "Udah tadi di rumah, kenapa?"

Elang tak menjawab, dia menghela nafas kecewa. Kembali melajukan motornya, Alma yang menyadari perubahan ekspresi wajah Elang itu jadi bingung. Kini meletakan dagunya di bahu Elang.

"Kenapa?" Tanyanya, sungguh ia benar benar penasaran sekarang.

"Tadinya gue mau ajak lo sarapan bareng," suara Elang kini lebih kencang.

Alma menghela nafas, "sarapan apa?"

"Bubur," nama makanan itu membuat mata Alma melebar dan berbinar senang.

"Ayo, dimana?" Katanya dengan semangat empat lima, sudah lama dia tidak memakan sarapan favoritnya itu.

"Lah tadi katanya udah sarapan," mendengar itu Alma menggeleng.

"Gue mau lagi," dan ucapan Alma barusan membuat Elang jadi geleng geleng kepala, menepuk helm Alma dua kali.

Sang empunya tidak menggubris sama sekali. Dia hanya berdiam, melamun sambil merasakan rasa nyaman saat sedang di posisi seperti ini.

Pelan Alma melingkarkan tangannya di pinggang Elang, menempelkan dagunya di bahu cowok itu. "Gak papa kan?"

"Hmm," sungguh sedari tadi Elang menahan untuk tidak tersenyum.

Elang [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang