Bab 8.Daging ayam

3.5K 182 31
                                    


JIKA MENEMUKAN TYPO HARAP LANGSUNG LAPOR PADA AUTHOR

Vano duduk disofa empuk yang berada di pojok kamar. Dirinya baru saja pulang dari club habis berpesta merayakan kemenangannya dengan teman-temannya, Mungkin sekitar jam 3 pagi-an ia baru sampai di
basecump.

Vano terlalu malas pulang ke rumah sehingga memutuskan untuk istirahat disini. Niatnya sekarang ingin tidur tapi tiba-tiba.

BRAK!!!

Suara pintu yang dibuka dengan kasar, sehingga membuat sang empu harus kembali membuka matanya dengan terpaksa akibat kaget.

“Bangsat!!” Pekik Vano dengan jantung berdegup kencang.

Sedangkan Rizki dan Devan tertawa terbahak-bahak melihat wajah kaget Vano, Vano mendengus melihat tingkah jail kedua sahabatnya yang sedang kumat. Ia kembali mendudukan bokongnya diatas sofa dengan punggung di sandarkan kebelakang.

Devan masuk kedalam kamar di ikuti oleh Rizki. Devan mendudukkan bokongnya diatas kasur, sedangkan Rizki sudah rebahan disampingnya sambil memainkan hand phone.

“Kaga pulang lagi lo Van.”

Tanya Devan yang lebih tepatnya sperti pernyataan. Vano hanya mengangkat bahunya tanpa melihat Devan.

“Sampe kapan lo kaya gini Van? Kabur-kaburan, Lari kalau ada masalah, Ngumpet kaya anak kecil. Suatu hari nanti lo gak bakalan pernah bisa kaya gitu lagi Van, Inget lo udah gede. Lo harus bisa nyelesain ini semua. Bukannya gue mau ikut campur gue cuman kasian aja ama om Hendra yang beberapa hari lalu masuk rumah sakit karna ngadepin tingkah laku anaknya.”

Wejengan dari Rizki untuk Vano dengan nada sindir diakhir kalimat. Tumben sekali anak ini menasehati Vano biasanya juga Azwa lah yang sering berbicara seperti itu. Devan dan Vano tercengang mereka sama sekali tidak menyangka bahwa Rizki akan berbicara sperti itu.

“Tumben Ki, otak lo jalan? Ternyata gara-gara keseringan makan micin otak lo jadi pinter ya?”

Rizki melempar guling ke wajah Devan. “Udah dari dulu gue pinter. Tapi gue kan orangnya gak ria kaya lo.”

Devan melempar guling yang tadi dilempar oleh Rizki. “Halah ulangan nyontek ama Azwa aja bangga” Lalu terjadilah pertengkaran antara Devan dan Rizki sperti Tom&Jerry.

Sedangkan Vano hanya terdiam termenung menatap lurus pada tembok dengan pandangan kosong entah apa yang tengah dipikirkan oleh laki laki itu.

____

Sehabis pulang sekolah Vano dan Key langsung meluncur ke  basecump . Si laki laki sedang duduk santai diruang makan sambil memakan ayam goreng yang sudah hampir habis.

Sedangkan si perempuan baru saja kembali dari arah dapur menghampiri laki laki itu dengan celemek yang masih melekat membalut seragam putih abu-abunya.

“Vano!!! Lo habisin ayam goreng gue!!!” Key menatap tidak percaya kearah piring yang sudah kosong. Tidak ada satu pun yang tersisa untuk dimakan oleh nya.

“Ada nih” Vano menjawab sambil menyodorkan piring, yang hanya tersisa tulang tulang ayam. Yang dimana daging-dagingnya sudah masuk kedalam perut Vano.

“VANO IH!!!!” Pekik Key kesal, dirinya lah yang memasak daging ayam itu. Tapi dirinya sama sekali tidak mencicipi satu pun.

“Apa sayang” Jawab Vano lugas sambil meneguk air putih dari gelas.

“Gue laper!!! Gue belum makan dari pagi!!!” Rengek Key berharap sedikit..saja Vano memiliki rasa bersalah, karna telah membuatnya kelaparan.

Tetapi ternyata Vano malah menjawab “Ini masih ada, Nih gue sisain buat lo. Baik kan gue?.” Vano kembali menyodorkan piring yang berisi tulang-tulang ayam, Wajah Key sudah berubah merah karena kesal,

Ni anak minta gue bunuh ya!!!

“Lo kira gue anjing!! Dikasih tulang!! Udah lah gue mau pulang!!” Key berbalik hendak meninggalkan ruang makan tapi tangan nya langsung ditahan oleh Vano.

“Gitu aja marah, Baperan gak baik.” Vano melepaskan pegangan tangannya pada lengan Key lalu berdiri dari kursi.

“Tunggu disini biar gue pesenin.” Vano mulai berjalan menuju ruang tamu lalu mengambil handphonenya yang berada di atas meja dan memesan makanan yang menurutnya enak bukan menurut Key.

Beberapa jam kemudian pesanan pun datang.

Gadis yang sudah berganti baju dengan kaos oblong berwarna putih yang dibawanya dari rumah itu tengah memakan potongan daging ayam yang ke empat dengan lahap, Sesekali mata itu memejam dengan mulut mengecap-ngecap, meresapi bumbu-bumbu yang berada di daging itu.

Sedangkan Vano hanya diam memperhatikan Key yang sedang makan dengan semangat.

 “Ck, Lo itu udah kaya orang yang enggak pernah makan daging ayam seumur hidup, Sekalinya makan gak inget orang!” Komentar Vano, Key hanya mengangkat bahunya. Apa bedanya dengan Vano yang tadi memakan sepiring daging ayam sampai-sampai tidak mengingatnya.

Vano diam-diam melirik kearah piring yang berisi 1 potong daging ayam, ia meneguk ludahnya tiba-tiba perutnya kembali merasa lapar. “Lo gak mau berbagi gitu, sedikit pun.” 

Sejujurnya, Memakan 4 potong daging ayam tadi belum sepenuhnya memuaskan rasa laparnya. Yang paling oon nya itu! Dirinya memakan daging ayam tanpa nasi sama sekali. Jadi jangan salahkan jika perutnya kembali lapar.

Key mengangkat kedua halisnya “Lo mau? Nih.”  Tangannya menyodorkan piring itu, Mata Vano berbinar senang tangannya sudah akan mengambil piring itu tapi sialnya Key malah kembali menjauhkan piring berisi daging ayam itu darinya.

“Et et...No...No” Key menggoyang-goyangkan jari telunjuknya didepan wajah Vano “Tidak semudah itu ferguso!” Key kembali memakan daging ayam potongan terakhir itu. “Em enaknya” Key mengusap-ngusap lehernya.

“Bum-bumnya itu lo sesuatu.” Vano yang melihatnya mendengus dalam hati, “Gue doain lo semoga keselek ama tuh tulang!”.

Jika bisa di ulang mungkin lebih baik tadi ia habiskan sendiri. Masa bodo dengan perempuan yang tengah kelaparan di hadapannya ini. Mati,mati sekalian!!Bodo amat!!

Hallo guys, Makasih yang udah baca...

Jangan lupa kritik dan saran nya ya.

Seeyou next time...

Seeyou next time

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALVANO & KEYLA ☑️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang