BAB 5. Bagian II

3.8K 235 33
                                    


JIKA MENEMUKAN TYPO HARAP LANGSUNG LAPOR KE AUTHOR...

------

Vano memarkirkan motornya di halaman luas yang ditumbuhi ilalang. Key melepaskan helm lalu turun dari motor.

Matanya melihat kedepan. Kearah bangunan tua yang tampak mengerikan baginya. Bangunan besar, Bercat putih dengan warna yang sudah pudar, Rumput liar yang berada dimana-mana. Fiks bangunan yang berada di hadapannya ini adalah bangunan yang sering ada di film film horor yang sering ditonton olehnya. Dalam hati, Key terus bertanya-tanya kenapa Vano membawanya kesini.

"Ayo" Key tersadar dari lamunannya, ketika ia mendengar suara Vano. Key berjalan mengikuti laki laki itu, tapi langkahnya terhenti saat didepan pintu, Key memegang tangan Vano. Sehingga membuat laki laki itu melirik kearah Key dengan penuh tanda tanya.

"Lo gak bakalan ngapa-ngapain gue kan?" Tanya Key was-was. Takut jika Vano akan melakukan sesuatu hal yang tidak diinginkannya.

Vano tersenyum miring "Emang lo pikir gue mau ngelakuin apa, hah? Gue gak tertarik ama cewek tepos kaya lo. Dada datar, Pinggul---" Ucapan Vano terhenti, Key langsung melepaskan tangannya pada tangan Vano dengan penuh kesal.

"Ck, dasar cowok!! Bisanya mandang fisik!!" Cibir Key samar. Vano tidak menanggapi cibiran perempuan itu ia memilih membuka pintu besar didepannya. Key yang melihat Vano yang sudah masuk kedalam langsung mengikuti langkah laki laki itu.

Mata Key langsung melotot ketika melihat isi dari ruangan itu. Memang benar kata orang orang 'Jangan lah menilai sesuatu hal dari luarnya'

Dirinya bahkan sampai lupa bagaimana caranya untuk bernapas dan berkedip akibat terlalu kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirinya bahkan sampai lupa bagaimana caranya untuk bernapas dan berkedip akibat terlalu kaget.

Vano menengok ke belakang ketika dirinya tidak menyadari kehadiran Key yang berada di belakangnya.

"Lo gak mau masuk?"

Key yang masih berada di ambang pintu mengedip ngedipkan matanya beberapa kali, seperti orang ling lung.

"Hah? Oh..Oh..Ya yaya" Key mulai masuk kedalam, ini semua benar-benar berbanding terbalik dengan apa yang dipikirkannya, Vano hanya bisa geleng geleng kepala samar ketika melihat reaksi Key. Dasar udik.

Key mengikuti langkah Vano yang sudah menaiki undakan anak tangga. Key menjadi penasaran sebenarnya siapa Vano ini, sehingga memiliki bangunan semewah ini. Apakah benar apa yang di katakan orang orang jika keluarga MAHENDRA adalah orang orang kaya. Saking kayanya mereka menjadi bebas membeli apa pun.

Vano menjatuhkan bokongnya pada sofa yang tampak mahal, Key pun ikut mendudukan bokongnya pada sofa yang super duper empuk itu.

Sampai-sampai pantatnya berasa duduk di atas awan.

"Ini rumah lo?"

Vano menggelengkan kepala "Bukan."

"Terus?"

Vano mengadahkan kepalanya menatap atap langit langit ruangan.

"Ini Basecamp  gue, Tempat kumpul anak anak Bickford, Gue jarang pulang kerumah jadi gue putusin untuk beli bangunan ini. Gue lebih suka tinggal disini dari pada dirumah yang rasanya seperti neraka buat gue."

Ucap Vano dengan datar tanpa ekspresi sama sekali ketika mengatakan 'Rumah nya seperti neraka baginya.'

“Hah gimana? Maksud lo rumah lo di kelilingi api gitu?” pertanyaan polos Key, membuat Vano mendelik pada perempuan itu.

“Bukan kaya gitu maksudnya oon! Udahlah dasar perusak suasana!”

Marah Vano sambil pergi kelantai atas. Key mengangkat bahu tidak peduli.

Ddddrttt...

Key yang merasakan handphonenya bergetar mengeluarkannya yang berada didalam saku rok abu.

Ada beberapa pesan yang belum di baca olehnya mungkin kurang lebih 30 pesan yang masing pengirimnya adalah kedua sahabatnya.

Alana: P
P
P
Anjing beneran gak sekolah, Parah lo.
P
Woy
Dimana lo?

Key membalas pesan Alana. 'Anda penasaran?' Lalu membuka pesan dari Mia dan membalas pesan dari perempuan itu sama seperti kepada Alana.

Pesannya sudah dibalas oleh kedua sahabatnya secara bersamaan.

Alana: SAMA SAYA JUGA...

Mia: Enggak juga tuh...

"Lo mau ikut atau tunggu disini?"

Key mengadahkan kepalanya pada Vano yang sudah berganti baju menjadi kaos berwarna putih polos dengan jaket levis. Tapi tetap memakai celana abu.

"Kemana?"

"Kumpul ama anak anak. Lo mau ikut?"

"Tapi--" Key melihat kesekeliling ruangan yang tampak hening "Gue ikut deh." Di tinggal sendiri diruangan sebesar ini, Key pun takut.

Vano melepaskan jaketnya lalu melempar kearah key. "Pake jaket gue buat nutupin seragam lo." Key menatap kearah jaket yang berada di tangannya, Ada rasa takut untuk memakai jaket ini. Takut karna dirinya bukan siapa siapa diantara mereka.

"Cepetan, Gue gak punya banyak waktu"

Key langsung saja memakai jaket itu.

*****

Dari jauh, Key dapat melihat kumpulan para remaja yang seumuran dengan dirinya yang tengah asik bercanda gurau diatas motor-motor yang mereka tumpangi.

Beberapa meter sebelum mencapai tempat. Orang-orang yang sedang tertawa dan bercanda gurau itu langsung berhenti ketika melihat kehadiran Vano lebih tepatnya bukan Vano. Tapi melainkan dirinya mereka menatap Key penuh tanda tanya.

"Yo Key" Devan lah orang pertama yang menyapa Key disini.

"Tumben bos bawa cewenya kesini"

Ujar Bimo sambil menekan kan kata CEWE.

Semua orang yang belum tau hal itu terlonjak kaget.

"Cewek lo Van?" Tanya laki laki yang tengah merangkul seorang perempuan cantik, Berbody sintal.

"Hm" Jawab Vano singkat sambil menarik tangan Key kearah warung Bi Ima. "Lo tunggu disini gue mau kesana dulu" Key hanya bisa menganggukkan kepala, Dari sini Key bisa melihat bahwa Vano sedang berbicara serius dengan teman teman nya.

-----
Makasih yang udah bacaaaa....☺

Jangan lupa kritik dan saran nya...

Seeyou next time

Seeyou next time

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALVANO & KEYLA ☑️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang