41.//What's Wrong?

18.1K 996 13
                                    

Awas typo di setiap tikungan:v
Selamat membaca semua:D

































≈≈≈

"Are you oke, Will? " hanya kalimat itu lah yang Sela ucapkan saat pertama kali Will membuka pintu.

Seseorang yang mampu membuat Will pusing tujuh keliling akan keseriusan keputusan yang sudah ia pilih.

Wajah khawatir sungguh terlihat dari wajah ayu gadis itu. Dengan nafas masih belum teratur, Sela mencoba setenang mungkin agar dapat berpikir jernih.

"Kau baik - baik saja? Sepertinya ada yang salah denganmu." spontan Will langsung tersadar dari lamunannya.

Mempersilakan Sela masuk kedalam apartemennya. Saat Sela langsung duduk di sofa Will, pria itu justru berjalan terus menuju dapur.

Disiapkannya 2 cangkir dan satu teko berisi teh hangat dan beberapa kudapan ringan.

Selesai dengan itu, Will membawanya keruang tamu dan menyusun kudapan tersebut di atas meja ruang tamu.

Will duduk di depan Sela dan menuangkan teh hangat kedalam masing - masing cangkir, kemudian memberikan satu untuk Sela.

Gadis itu masih senantiasa menatap Will dengan tatapan penuh rasa penasaran, sepertinya.

Mata sayu Will tak sengaja bertemu dengan mata hitam milik Sela. Kedua tatapan berbeda makna itu bertemu.

Tapi, seperkian detik berikutnya justru Sela yang memutuskan pandangan mereka berdua. Tapi, karena sejak awal niat Sela ingin menemui Will, Sela kembali menatap Will.

"Ada apa denganmu? Apa sakit kepalamu kembali? Bagaimana dengan obatmu? Pastikan kau tepat waktu untuk meminumnya."

Will hanya mengangguk, tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya. Masih seperti tadi, Will hanya diam menunjukan gerak gerik yang membingungkan menurut Sela.

"Ada apa dengan mu?"


"Jujur saja, aku ragu dengan semua ini." ucapan Will membuat kerutan di kening gadis itu semakin dalam.

"K-kau, ragu? Aku masih belum paham."

"Ya... Jika kita telisik kebelakang, pertemuan kita hanya sebatas aku menculik-mu dan kau korbanku. Tapi mengapa semua bisa berujung pada pernikahan yang bahkan akan sebentar lagi kita lakukan."

Sela tercengang akan pengakuan Will yang nampak tidak dibuat - buat. Lutut Sela langsung terasa bergetar lemas mendengar itu.

Nafas Sela seolah tidak bisa ia kontrol saat air mata turun seiring dengan rasa sakit di hati yang gadis itu rasakan.

"Maafkan aku." gumam lirih Will.

"Jika kata eyangku, saat sepasang manusia akan mengikat janji pasti ada saja halangannya. Entah itu mereka bertengkar karena masalah sepele, salah paham, atau bahkan seperti dirimu. Merasakan rasa ragu."

Will hanya diam dengan sesekali menyeruput teh hangatnya.

"Seberapa tingkat rasa ragumu saat ini?" Sela masih mencoba mengatur isakan yang keluar daru mulutnya.

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang