10.//I Will Not Hurt You, Again (1)

31.1K 2.1K 135
                                    

— Sadarlah, jika aku tengah berharap ke pada mu sepenuhnya —




Nb : maaf kalo typo nya nambah banyak banget, soalnya fast up banget ini:) muach!



























×××××××××××××

Setelah terjadi perdebatan yang cukup sengit dan terlihat sangat aura di sekitar ruangan ini memanas.

Mark kembali datang dengan sombong menantang Will untuk beradu thander besar yang akan di meeting kan esok lusa.

Celetukan - celetukan Mark membuat Will naik pitam. Namun, pria itu mengingat jika ada Sela di belakangnya saat ini. Situasi tidak memungkinkan untuk ia membunuh Mark di depan gadis itu.

Khawatir Sela yang akan kembali mendapatkan trauma. Secara, Sela sudah memiliki rasa trauma di pikirannya terhadap Will.

Jadi pria itu selalu mengantisipasi menyakiti seseorang agar rasa trauma gadis itu tidak bertambah.

Berkali kali Will mencoba mengusir asumsi tersebut. Asumsi jika mungkin saja Sela akan kembali menjadi korban amarah Will atau keberingasan Mark. Namun tidak bisa. Rasanya ia tetap ingin gadis itu aman bersamanya.

"Ku tawarkan sebuah opini. Jika aku lah pemenang thander itu, akan ku serahkan semua padamu, tapi dengan satu syarat." ucap Mark dengan nada yang sangat mengesalkan.

Sela yang berdiri di belakang kursi  yang Will duduki, merasa muak dengan Mark. Ingin sekali manusia seperti itu segera punah dari bumi atau setidaknya hilang dari kehidupan Sela saja.

Will sedari tadi, mendengarkan ucapan Mark dengan satu telinga saja. Tidak Will ambil pusing ocehan pak tua itu.

Tiba-tiba, Mark mengeluarkan sebuah pistol dari dalam saku tuxedonya. Sela membelalakkan matanya terkejut dan takut. Spontan, tangan mungil Sela mencengkram erat tuxedo di bahu Will.

Tahu jika gadisnya tengah ketakutan, Will menggenggam salah satu tangan Sela.

Menariknya pelan hingga tubuh Sela menunduk dan telinga Sela berada sejajar dengan mulut Will.

"Tenang. Aku ada di sini. Itu senjata murahan yang intensitas tembakan pelurunya, hanya seperti gigitan kalajengking." bisik remeh Will di telinga Sela.

"Kau berusaha mengancam ku dengan itu?" tanya Will dengan menunjuk pistol di meja kerjanya.

"Aku benci ada sampah yang mengotori ruangan ku apalagi meja kerjaku." ucap datar Will.

Mark terkekeh.

"Syarat yang ku inginkan hanya dia." maksud Mark adalah Sela.

Mata Will melirik sekilas kebelakang di mana Sela berada.

"Tenang lah putriku. Aku akan membawa kau pulang bersamaku." ucap Mark dengan senyuman licik.

"Aku akan membebaskan mu dari kekangan dan kekejaman pria ini."

Will menyeringai.

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang