📒 17 ✏️ Kesibukan Baru✏️

Start from the beginning
                                    

Mengerti kedua temannya dalam fase kebingungan Fatia segera menyudahinya.

"Kenalkan ini Bang Hafizh. Owner butik ini dan itu artinya dia adalah bos aku. Ini Widya dan ini Puspa, Bang. Mereka berdua temen aku di kampus. Tadi rencananya mau hang out tapi kan tidak mungkin buatku, so aku mengajak mereka ke sini." Lebih tercengang lagi kedua temannya saat melihat Hafizh mengangguk dan tersenyum tanpa mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Fatia kemudian menunjukkan beberapa gambar yang telah dia rancang dan telah disetujui oleh Qiyya untuk segera diberikan kepada Indah untuk di eksekusi pemotongan dan pembuatannya.

"Ok, aku istirahat dulu. Kamu sudah makan siang, Boo?"

"Sudah, Abang belum makan?"

"Belum, tapi nanti saja aku ingin tiduran dulu diatas. Kalian, terimakasih ya sudah menemani Fatia." Kata Hafizh sebelum meninggalkan ketiga gadis yang masih shock saat mengetahui siapa dia. Lantai dua memang disediakan satu kamar yang bisa dipakai untuk istirahat. Dan memang selera Hafizh sekali design kamarnya. Sehingga hampir tidak pernah dipakai oleh Fatia istirahat.

Sepeninggal Hafizh, Widya langsung menyeret Fatia. Rasa malu yang dia rasa membuatnya harus meminta pertanggungjawaban dari Fatia.

"Kenapa nggak dari tadi si Fatia bilang kalau itu bukan pelanggan tapi yang punya. Mana dia juga woles banget menanggapi aku ngomong nawarin pakaian. Ih, Fatia bikin malu saja!!" rutuk Widya, Puspa hanya terkekeh geli.

"Bang Hafizh memang seperti itu orangnya. Kadang usil, warming tapi juga bisa jadi kulkas tergantung moody." Jawab Fatia.

"By the way, ganteng banget. Sayang sudah punya calon istri." Ucap Puspa dan tidak ditanggapi lagi oleh Fatia. Entah benar atau tidak yang jelas Fatia hanya melihat satu wanita yang mungkin membuat hati bosnya itu bergetar.

Satu jam setelahnya, kedua teman Fatia telah meninggalkan butik sehingga menyisakan Fatia seorang diri. Satu mangkuk salad buah yang baru saja dibuatkan Fatia untuk Hafizh telah siap untuk diletakkan di lemari es sebelum disantap oleh Hafizh. Hingga saat Hafizh turun dan telah kembali fresh Fatia tinggal menawarkannya.

"Ada salad buah. Abang mau? Aku ambilkan di kulkas ya?"

"Kamu beli?"

"Enggak, barusan buat. Kebetulan kemarin Bunda kemari dan bawa bahan bahannya katanya untuk Abang yang suka banget makanan itu."

"Boleh deh. Tapi lapar juga sedari siang belum makan ini." kata Hafizh kemudian melihat jam yang melingkar di lengan kirinya. Ini sudah sangat terlambat untuk dikatakan sebagai jam makan siang.

Sambil makan Hafizh menanyakan kedua teman baru Fatia. Tentu saja bahasan yang telah diberi prolog oleh Fatia mengenai unggahan mereka di akun sosmed.

"Temen kamu siapa namanya tadi?"

"Widya dan Puspa."

"Cantik." Jawab Hafizh singkat yang membuat kening Fatia berkerut.

"Hmmm, iya cantik masih muda kan habis lulus juga SMA."

"Maksud aku, dia menjual banget kalau seandainya mau endorse barang-barang kita. Nanti bisa ditawarkan ke follower mereka. Yakin deh kalau mereka berdua banyak followernya."

"Seyakin itu?"

"Widya, orangnya friendly Fatia. Dia pasti sering tuh posting apapun kegiatannya di sosmed. Nah mengapa nggak coba kita ajak kerja sama?" kata Hafizh.

"Paham, maksudnya dia jadi model produk kita kan?"

"Ya, harga teman pasti lebih murah. Tawarin gih ke mereka. Nanti aku bawain SLR untuk mengambil gambarnya biar bagus." Usul Hafizh yang langsung disetujui oleh Fatia.

KAULAH KAMUKU [Telah Terbit]Where stories live. Discover now