SHARING AJA..

13 2 0
                                    

"Masalah loe gak seberapa dibanding masalah gw"

"itu mah sepele..liat donk si Z masalah nya banyak,berat juga. Tapi biasa aja"

"Gak usah berlebihan deh,kayagitu aja pusing. gw aja biasa aja"

...dan masih banyak lagi kata-kata yang mungkin kita keluarkan saat teman kita curhat. Bisa dibayangkan gak apa yg teman kita rasakan?beragam. Ya beragam. Ada yang makin down, ada yang justru termotivasi untuk lebih kuat. Tapi dia tetap tidak tuntas meluapkan emosi nya. Suatu waktu itu bisa jadi bom.

Saya katakan beragam karena sifat manusia berbeda-beda. Pola asuh orang tua pun berbeda yang akhirnya tergambar dari sikap keseharian. Lingkungan tempat tinggal dan pendidikan yang juga berbeda. Dan masih banyak perbedaan lainnya yang harus kita perhitungkan dalam memandang teman kita apapun keadaannya.

Alangkah baiknya jika teman curhat kita dengarkan. Ada kala nya mereka hanya ingin menumpahkan sampah-sampah emosi saja. Jangan bawa penghakiman bahwa dia lemah, kurang bersyukur, lebay dan lain sebagainya.

Tidak, justru dia sedang mengumpulkan kekuatan untuk berbagi apa yang dia alami. Jangan pandang dia membuka aib. Karena kita tidak tau apa yang dia alami selama hidup nya. Bawa diri kita sebaik-baiknya. Kita dipercaya, oleh karena itu teman menumpahkan sampah emosi nya kepada kita. itu suatu kehormatan, penghargaan, kepercayaan yang mereka beri untuk kita. Hargai usahanya. Hilangkan penghakiman.

Ada teman yang setiap hari cerita soal ketemu gebetan nya atau ada yang pusing menghadapi anak dan suami, mertua, bos, karyawan dan lain-lain. Itu sepele bagi kita, aib jika dibuka. Tapi tidak bagi mereka. Itu berat dan mereka butuh berbagi.

Apa akibat nya jika itu semua tidak dibagi?emosi akan menumpuk, dan suatu saat apabila kita terkena trigger nya kita susah mengendalikan emosi dan DUARRRRR. Meledak. Siapa yang kena imbas nya? ada yang menyakiti diri lebih dalam, ada yang menyakiti anak(-anak) nya, pasangan dan orang-orang terdekat lainnya maupun sekitar.

Bahaya kan? jadi jangan anggap sepele cerita apapun yang disuguhkan kepada kita, posisikan diri kita berada pada keadaan mereka. Ambil semua kemungkinan yang mungkin ada, pandang dari semua sisi. gunakan empati kita, rasakan sakit hati nya, air mata nya, tubuh nya yang bergetar saat bercerita.

Tapi dengan catatan pikiran, otak, logika kita tetap dalam keadan baik. Jangan terpengaruh dengan hati kita yang ikut bergejolak. Setiap manusia pasti punya masalah. Berat atau ringan itu tidak masalah, tapi bagaimana sikap kita apakah mendampingi mereka keluar dari masalah-masalah atau justru menambah berat. Terutama, jangan sampai kita hanya memerintah lalu pergi.

Self healing setiap orang tidaklah sama. Proses setiap orang berbeda (baik cara ataupu waktunya). Maka jangan bosan untuk menemukan cara itu demi diri sendiri. Pernah kan kita lihat atau mendapat cerita pengalaman ada remaja yang seminggu putus dari orang yang dikasihi sudah move on  namun ada juga yang masih berderai air mata. Bahkan ada yang sampai ingin mengakhiri hidupnya.

Lantas apakah kita masih anggap masalah itu sepele? kalau ada yang bilang "lebay banget putusan aja sampe gitu". Hati-hati, kita perlu mengetahui benar apa permasalahannya. Jangan langsung serta merta menghakimi. Ingat lagi perbedaan-perbedaan yang saya sebut sebelumnya. Itulah mengapa sikap setiap orang menghadapi masalah yang sama itu belum tentu sama. Be wise ya guys.

Silahkan sharing. Katakan kalau kita butuh bantuan karena tidak semua orang paham bahasa isyarat hehe..Dan sebaiknya share masalah kepada orang yang amanah ya. love you all..😘 😘 😘

BUKAN CERITAWhere stories live. Discover now