Bab7.Bagian II

3.5K 199 45
                                    

JIKA MENEMUKAN TYPO HARAP LANGSUNG LAPOR KE AUTHOR.

Key tidak menonton balapan ia hanya duduk dikursi yang tidak jauh dari penonton, Ditempatnya Key dapat melihat orang-orang tengah bersorak-sorak memanggil nama yang menurut mereka akan menjadi juara malam ini, Key duduk ditemani oleh Azwa yang sedang asik bermain game. Walaupun tidak menonton kuping Key masih tetap bisa mendengar suara decitan mobil yang bersentuhan dengan jalan aspal di barengi dengan suara penonton yang berteriak semakin menggila.

Key memejamkan mata menarik napas lewat hidung lalu membuangnya perlahan.

Hatinya masih menyesal karna telah datang ketempat yang salah. Seharusnya dirinya tidak datang kemari , Seharusnya ia diam dirumah menonton tv, rebahan di kasur, ia tidak mengiyakan ajakan Mia jika tau di jadikan bahan taruhan. Hah... Sudahlah, menyesalpun tidak ada gunanya. Memikir kan itu semua membuat kepalanya sakit saja.

Azwa yang sedang bermain game melirik kearah Key. Ia mengerti kerisauan perempuan itu, Jika sampai Vano kalah maka Key akan di berikan pada Axell. Memang tidak adil bagi perempuan itu, Padahal ia tidak mengetahui apa pun.

"Lo tenang aja. Vano pasti bakalan menang."

Key mengangguk, Walaupun hatinya tetap risau Key mencoba yakin bahwa laki laki itu tidak akan kalah, Azwa melirik jam tangannya.

"Balapan udah hampir selesai. Lo mau liat kesana?"

Key kembali menarik napas lalu mengeluar kannya, Ia menganggukkan kepala. Walau pun terasa berat hati Key tetap berjalan menghampiri kerumunan orang-orang yang tengah bersorak.

Di barisan paling depan Key berdiri disamping Azwa. Dari kejauhan matanya mendapati 2 mobil yang saling berdampingan mencoba untuk sampai ke garis Finis.

Key menyipit kan matanya tak butuh waktu lama bagi Key untuk mengenali siapa pengendara mobil itu. Mobil hitam Buggati Veyron Super Sport itu melesat melewati garis finis.

"I-itu Vano" Gumam Key, Bibirnya tertarik keatas. Ada rasa lega ketika melihat Vano lah yang memenangkan balapan.

Orang orang mulai berlarian mengerumuni Vano, Untuk sekedar memberikan ucapan selamat atau memuji laki laki itu karna sudah berhasil memenangkan balapan lagi.

"Gue udah yakin kalo lo bakalan menang." Seru Hans. laki laki itu merangkul bahu Vano.

"Sperti biasa~~ lo emang rajanya kalo urusan jalanan" Rizki menyeringai lebar. Vano hanya mengangkat bahunya tiba tiba tatapannya tertuju kedepan kearah perempuan yang berdiri jauh darinya.

Key sama sekali tidak menghampiri Vano perempuan itu hanya berdiri sambil melihat Vano dari kejauhan.

Vano yang menyandarkan punggungnya pada pintu mobil, Langsung berdiri tegak.

"Lo ambil uangnya, Gue mau pergi dulu." Vano menepuk nepuk bahu Hans dan Rizki lalu masuk kedalam mobil.

Vano melajukan mobil itu lalu berhenti disamping Key. Kaca mobil penumpang bagian depan terbuka.

"Masuk" Vano memberi printah agar Key masuk kedalam mobilnya, Key mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali. Otaknya masih belum jalan. Vano mendengus. "Lo mau terus terusan berdiri disana sampe pagi? Atau lo mau gue tinggal disini?" Tanya Vano dengan ketus, Key mengerucutkan bibirnya ia mengitari mobil Vano lalu masuk kedalam dan duduk dikursi samping Vano.

Key berdecak kagum melihat interior mobil Vano semuanya begitu; bagus,mewah,keren dan berkelas.

Vano langsung menanajap gas mobil, Dalam perjalanan tidak ada sama sekali yang berbicara hanya ada suara suara kendaraan.

Key yang merasa bosan hendak menyalakan radio, Tapi tangannya langsung di tepuk sehingga membuat perempuan itu menarik kembali tangannya sambil meringis kecil. Key melirik kearah Vano dengan tajam ia lupa bahwa laki laki yang disampingnya ini adalah iblis yang kasar berwajah tampan.

"Jangan sentuh apapun" Vano memperingatkan perempuan yang duduk disamping nya ini.

Key mendengus "Dasar pelit" Ternyata seorang Vano selain Kasar, Menyebalkan, Seenaknya, Ternyata seorang laki laki yang pelit juga.

"Bukan pelit, Gue cuman gak mau kalau barang barang gue entar rusak gara gara disentuh ama lo"

Key memandang Vano dengan cengo, Apa-apaan ini. Setelah laki laki ini menjadikannya sebagai bahan taruhan di balapan konyol itu. Sekarang laki laki yang disampingnya ini berani-beraninya mengatainya perusak.

Untung Key sabar kalau engga udah dari tadi Key bunuh laki laki di sampingnya ini.

"Rumah lo dimana?" Tanya Vano dengan tatapan mata lurus kedepan tanpa menoleh sama sekali kearah Key.

"Kepo!!" Jawab Key dengan ketus. Vano melirik kearah Key dengan mata setajam silet.

"Gue serius" Kata Vano dingin.

"Masa sih?" Key masih berani beraninya ber main-main dengan Vano. "Jadi malu, Jangan terlalu serius masih SMA entar aja kalau udah lulus SMA baru boleh serius."

Vano sudah kembali menatap kedepan dengan wajah datar. Perempuan disampingnya gila. "Kalau lo gak bicara yang bener. gue turunin lo disini." Ancam Vano mulai memelankan mobilnya. Key yang mendengar itu menjadi was-was Vano sama sekali tidak pernah main-main dengan ucapannya. "Lo gila lo mau nurunin gue di tepi jalan!!" Emang stress cowok di sampingnya ini bisa-bisa nanti dirinya di anggap cewek murahan.

"Itu salah lo sendiri gue nanya bener bener, Lo jawabnya gitu. Gue gak punya banyak waktu buat bercanda. Adahal yang lebih penting gue urus dari pada ngeladenin bercadaan lo."

Vano ber ucap dengan tenang eksperesinya masih sama yaitu datar. Key tercengang jadi dirinya tidak penting!!. Key menyebutkan alamat rumahnya, Vano mengangguk mengerti ia mulai menambah kecepatan mobilnya bahkan Vano sama sekali tidak menginjak rem. Key sendiri tidak sadar bahwa dirinya sudah sampai di depan rumah.

"Udah sampe" Ujar Vano. Key melihat ke sekeliling mencoba memastikan bahwa dirinya benar-benar sudah sampai.

Key melepaskan seat belt. Key hendak membuka pintu mobil tapi tangannya di tahan oleh Vano.

"Good night" Key yang mendengar itu terdiam membeku seperti orang ling lung Key hanya mengangguk- anggukan kepala. Dengan cepat Key turun dari mobil sebelum Vano melihat bahwa pipinya sudah berubah menjadi merah.

Mobil Vano mulai melesat meninggalkan halaman rumah Key.

Key menepuk dahi, “Oh iya uang 90M bagian gue kan belum dikasih!”

--
Seeyou next time, sorry kalau masih banyak typo...

--Seeyou next time, sorry kalau masih banyak typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALVANO & KEYLA ☑️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang