“Aku tak pernah sedikitpun meninggalkan kamu, 4 bulan ini aku selalu berada disampingmu, menjagamu, melihatmu menangis, melihatmu tertawa dan melihat anak – anak .. tak pernah sedikitpun aku meninggalkan kalian, berpisah dengan wanita yang aku cintai dan juga anak – anak, membuat nyawaku bagai tak di badan”

Aku kaget, dan aku kembali mengingat saat – saat 4 bulan ini, ya selama 4 bulan ini entah kenapa aku selalu melihat bayangan Glen, tapi aku selalu menolak bayangan itu, aku selalu mengira aku terlalu merindukannya dan membayangkannya berada didekatku.

“Kamu… kamu disisi aku dan kamu tak berusaha…. Kamu jahat… kamu jahat…” aku memukul badannya, astagaa 4 bulan aku meratapinya, sedangkan dia ada terus disampingku.

“Maafkan aku Helena, bukannya aku tak mau berusaha, aku akan mendekatimu dan meminta maaf darimu ketika restu keluargamu sudah kudapatkan”

“Jahatttt, aku benci kamu!!!” aku menutup seluruh tubuhku dengan selimut, sungguh sangat membuat diriku marah.

Aku merasakan ranjangku bergerak dan merasakan James di gendong dan dipindahkan ke boxnya.

“Helena…” dia berusaha membuka selimut itu

“Jangan sentuh aku!!!”

Aku mendengar suaranya tertawa, astaga aku ini lagi marah dan dia bisa – bisanya tertawa, aku membuka selimutku dan menatapnya tajam. Glen langsung memelukku dengan erat.

“Maafkan kebodohan dan juga sikapku yang plin plan, aku hanya merasa sangat bersalah karena mengetahui Daddy… mengetahui Daddy meninggal demi menyelamatkan hidupku” aku merasakan bahunya bergetar dan aku merasakan tetesan airmatanya di bahuku.

“Glen menangis… ya Tuhan jadi dia tau kalo Daddy…” kataku dalam hati

“Sejak kapan kamu tau?” tanyaku

“Hari itu… hari dimana aku berbuat salah kepadamu”

“Aku merasa tak pantas hidup sedangkan Daddy, Daddy meninggal dengan cara bunuh diri, ya Tuhan… apa kamu tau rasanya”

“Glen…”

“Pikiranku sempit, aku kira dengan membiarkanmu pergi, aku bisa menyakiti diriku sendiri dan menyusul Daddy, tapi…. Tapi aku tidak bisa Helena… sulit”

“Glen..”

Aku melihatnya terpuruk dan hancur mengetahui Daddynya meninggal dengan cara tragis, dan dia akan semakin terpuruk jika aku juga meninggalkannya. Memang cinta itu siap menerima sakit dan siap juga memberi maaf.

Toh rumah tangga selalu ada konflik yang akan terus menyerang dan disinilah kita dibutuhkan untuk arif dalam menjalaninya. Aku memeluknya dan erat, ah sayang aku sangat merindukanmu, sangat!!!

“Helena”

“Stttt jangan berisik, nanti anak – anak bangun, biarkan aku memelukmu, memeluk suamiku yang sangat aku cintai ini”

“Kamu memaafkan aku?” tanyanya

Aku hanya diam dan makin memeluknya, mungkin dengan sentuhanku ini dia akan tau aku sudah dari dulu meaafkannya.

“Kamu memaafkan aku?” tanyanya lagi.

“Iya… iya Michael Glensky Romero, Helena Aisyah Romero ini memaafkan segala kesalahanmu, walau sulit tapi ya sudahlah kita lupakan masa lalu dan lihat ke masa depan”

“Beneran? Serius?” tanyanya lagi dengan wajah gembira.

Aku mengangguk dan menyentuh pipinya yang terlihat kurus dan dipenuhi bulu – bulu halus.

13. Princess in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang