BAB 1. Awal pertemuan.

5.9K 317 86
                                    

Alvayla versi Revisi cheek...🥴

Yuk kita mulai....

Selamat membaca semua....

Jangan lupa buat vote and commentnya...😉

Sssst...Buat kalian yang belum nambahin Alvayla ke library kalian, jangan lupa tambahin ke library kalian sekarang juga nggghookey...

.......

Key dengan kedua temannya tengah menikmati makan bakso di kantin.

"Al" Panggil Mia kepada Alana.

"Hm..." Jawab Alana yang masih asik memotongi bakso nya.

"Gue denger lo ngelabrak Hana?" Tanya Mia sambil meminum es teh manisnya.

"Hana? Hana? Yang kelas XI- ips³ itu?" Sahut Key penasaran.

"Ho'oh aing ngelabrak tu cabe, Gondok aing ama tu cabe satu!! Ngomong itu didepan!! Bukan nya koar koar di sosmed!! Pas gue samperin aja diem!! Kaya orang gagu!!"

Cerocos Alana dengan menggebu-gebu, penuh emosi.

Key dan Mia hanya terkekeh geli, Sesuatu hal yang lumrah bagi mereka ketika mendengar Alana dan Hana yang selalu bertengkar.

Mereka berdua sudah bermusuhan sejak lama, mungkin dari kelas 7 SMP?.

Bermula dari Alana yang di fitnah telah merebut pacar Hana. Dan Alana tidak terima akan hal itu. Percayalah itu semua cuma Hoax. Tapi karena Hana di mata orang-orang adalah perempuan yang baik-baik dan lugu maka dari itu, semua orang menyalahkan Alana.

Dan akhirnya permusuhan itu berkelanjutan sampai sekarang.

Alana adalah tipe cewek yang selalu celetak celetuk, Plus to the point. Ia tidak suka bertele-tele.

Sedang kan Hana tipe cewek yang keliatan lugu dan baik di mata orang orang tapi aslinya jauh dari ekspetasi itu semua. Bisa dibilang polos-polos tapi anjing. *Upsss

Maka dari itu terkadang Alana menyindir Hana dengan sebutan.

'Eeeh awas ada si munafik!!'

'Apaan sih Iki jadi cowok ko munafik'

Atau terkadang juga Alana akan melibatkan orang terdekatnya. contoh nya.

'Eh Key dalil untuk orang munafik itu apa si?'

Dan pastinya bukan Key lah yang menjawab tapi Mia lah yang selalu menjawab.

"Kali ini gara gara apa?" Tanya Key sambil memasukan potongan bakso kedalam mulutnya.

Alana mengangkat bahunya. "Kaga tau. Tu anak hobby nya emang selalu pengen gue bunuh!!" Mia yang duduk disamping Alana mengusap punggung perempuan itu. "Sabar ini cobaan hidup."

"Always aing mah."

"Ngomomg-ngomong tadi lo semua udah remedial PKN?" Tanya Keyla ia mengingat bahwa tadi nilai ujian PKNnya berada di bawah nilai rata-rata.

"Please, jangan ngomongin nilai. Kepala gue suka tiba-tiba migren" ujar Alana sambil memegang kepalanya dengan dramatis.

****


"Eh No, Lo tau gak akibat tawuran tadi pagi jadi banyak orang yang telat datang ke sekolah." Ucap Bima yang duduk didekat Rizki.

"Terus?" Balas Vano yang masih asik memainkan game di handphone dengan kedua kaki dinaikkan keatas meja.

"Mereka semua langsung demo nyuruh kepala sekolah buat ngebubarin Bickfroad" Lanjut Bima.

"Seenaknya aja ngebubarin Bickfroad. Cari mati!!" Semprot Devan yang tidak terima mendengar hal itu.

"Merekanya aja yang tolol siapa suruh jalan sana. Udah tau lagi ada tawuran"

Balas Vano tanpa melihat wajah sahabat-sahabatnya itu. Kedua mata elangnya tetap fokus kelayar hand phone. Tangannya bergerak dengan lincah. Beberapa umpatan kecil ia keluarkan ketika karakter yang ia mainkan tertembak.

Key yang mendengar itu memegang erat garpu dan sendok, entah kenapa dirinya menjadi geram. Jadi gara-gara ni bocah, yang bikin gue terlambat masuk sekolah!. Ingin sekali Key menusukkan garpu yang di pegang nya ke lidah Vano.

Dirinya yang duduk dengan posisi membelakangi Vano, Samahalnya dengan Vano ia duduk dengan posisi membelakangi Key.

"Emang nya lo pikir itu jalan milik nenek moyang lo gitu. Yang ada juga, Lo yang tolol. Bukan mereka!! Dengan seenaknya lo jadiin fasilitas umum menjadi hak pribadi. Sebagai tempat tawuran. Gak ada tempat lain gitu sebagai tempat untuk saling baku hantam!! Kebonkan masih ada!! Lapangan masih luas, Saling bunuh pun gak bakalan ketauan."

Celetuk Key sambil menengok ke belakang. Sama halnya dengan Key. Vano pun menengok ke belakang sehingga kedua bola mata itu saling bertabrakan.

"Lo siapa yang berani-beraninya ngomong gitu ke gue! Lo gak--"

Ucapan Vano langsung terpotong oleh Key.

"Gue Keyla Ananda Agelia kelas XI bahasa-1. Dan satu lagi gue gak takut ama lo! Mau lo ketua geng ke, Mau lo anak pemilik sekolah ke, Mau lo punya harta berlimpah ke. Tapi inget satu hal! Derajat manusia dihadapan tuhan itu sama. Mungkin sekarang lo masih bisa enak-enak kan nyogok kepala sekolah pake uang yang lo punya."

Vano hendak membuka mulutnya tapi lagi- lagi kalah cepat oleh Key.

"Jangan tanya gimana gue bisa tau hal itu. Orang lain aja udah pada tau kelakuan bebal lo ama temen-temen lo itu. Tapi yang pasti di akhirat nanti lo gak bakalan pernah bisa nyogok malaikat munkar nakir pake uang atau harta yang lo punya. Yang ada lo bakalan langsung di jontrongin ke neraka jahanam."

Ucap Key sambil berdiri meninggalkan kantin.

"Eh Key...Tungguin"

Alana dan Mia segera menyusul perempuan itu,

Vano terdiam hatinya terenyuh ketika mengingat semua ucapan Key. Dirinya sama sekali tidak bisa melawan atau pun menyanggah ucapan perempuan itu. Baru kali ini Vano merasa dipermalukan di hadapan teman-temannya.

"Anjay mulut Key lebih tajem dari pada mulut cewek gue. Omongannya beh langsung nembus ke ginjal ginjal, Jadi inget dosa aing" Ucap Devan. Devan adalah pacar Alana dirinya baru berpacaran dengan Alana seminggu yang lalu.

"Halah giliran kaya gini aja inget dosa. Coba aja Key gak ngomong kaya gitu. Gue yakin lo bakalan tetep berbuat maksiat" Jawab Rizki dengan tidak ada akhlaknya, sambil memasukan bala bala kemulutnya.

"Aw" Devan memegang dadanya dengan wajah seakan-akan tersakiti oleh ucapan Rizki tadi. "Bang iki ko ngomongnya gitu ke dedek."

Rizki yang mendengar itu hanya menatap wajah Devan dengan jijik.

Ingin sekali rasanya Rizki memuntahkan kembali bala bala yang sudah ditelannya ke wajah Devan. Tapi sayang kalau nanti Rizki memuntahkan bala balanya entar siapa yang mengganti bala bala yang di muntahkannya ke wajah Devan.

"Dede-dedek!! Adek gue masih SD!! Anju!!"

Azwa yang notebenya memang cowok peka-an, melirik Vano yang sedari tadi hanya diam.

Melihat Vano yang seperti itu, Seperti melihat Vano sosok lain.

"Halah si Key mungkin lagi bercanda. Udah udah jangan di inget inget" Ujar Azwa mencoba mencairkan suasana hati Vano dan mengakhiri pembicaraan itu.

Vano langsung berdiri dari duduknya ia pergi meninggalkan kantin menghiraukan panggilan dari teman temannya.

----

Okay segini dulu guys, kayanya saya akan fokus terlebih dahulu untuk merevisi cerita Alvayla.

Baru lanjut cerita lainnya.

ALVANO & KEYLA ☑️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang