Perasaan lega memenuhi relung hati Davina yang paling dalam sore ini. hatinya serasa damai, semenjak kejadian vas bunga siang tadi. Kenapa? Karena Adrian terlihat kalem dan bersahabat sekali sore ini. Entah karena apa?, Davina juga tidak tau.
Setelah di suruh memanggil OB dia hanya dipanggil sekali untuk membacakan agenda.
Hanya membacakan agenda
Membacakan agenda saja tanpa adu mulut sore ini.
Adrian juga tidak meminta Davina untuk mendampinginya bertemu klien. Malahan setelah itu Davina disuruh pulang cepat untuk bertemu momynya nanti malam.
Davina sih mau-mau saja disuruh pulang cepat, tapi kelakuan Adrian yang tidak seperti biasanya ini membuat Davina sedikit ngeri.
Ia teringat sebuah pribahasa yang mengatakan Sunyi sebelum badai
Apa dia sedang merencanakan sesuatu? Dan sedang bersiap untuk meledak dan memoprak-porandakan hati, dan akal pikiran Davina?
Entahlah
Yang jelas nikmati saja dulu keadaan ini.
*******
Dan disinilah Davina saat ini di ruang makan bersama momy dan dady merayakan Aniversary pernikahan orang tuanya yang ke 32 tahun tanpa Dylan.
Tunggu!
Dimana Dylan? bukannya dia yang mengingatkan Davina untuk datang malam ini?
Kenapa dia tidak ada?
"Mom"
"Yes honey" jawab momy di iringi senyuman
"Bang Dylan kemana? Kok dia nggak ada" tanya Davina heran
Wajah momy yang tadinya di iringi senyum kini berubah muram "Hah! Jangan tanya abang kamu kemana, pasti dia lagi keluyuran sama teman-temannya"
Davina hanya menggangukan kepala kaku, biasanya kalau momy memasang wajah muram seperti itu akan ada sesi curhat berkepanjangan tentang Dylan.
Davina memandang momynya dan ia itu terlihat anteng saja menggigit potongan daging tanpa ada tanda-tanda akan memulai sesi curhatnya.
Hufh... Davina menarik nafas lega. Sepertinya tidak akan ada siraman rohani hari ini.
Ting... bunyi sendok yang sengaja dihantukan ke piring menyadarkan Davina bahwa ekpektasiya tak akan sesuai relita. Dan sesudah bunyi sendok itu pasti akan ada bunyi gerbrakan meja pelampiasan emosi ibunda tercinta, tunggu saja dalam
5
4
3
2
1
BRAAK!!
Tuh kan benar Batin Davina beseru
"Lagian abang kamu itu kenapa coba? Cuman dia satu-satunya anak laki-laki momy tapi mamanya sendiri dianggap kayak tahi! Nggak mau diperdulikan! semua nasehat yang momy kasih ke dia nggak pernah didengarin, masuk telinga kanan keluar telinga kiri! udah dia tampung langsung dia siram ke closet persis tai" omel momy disertai wajah murkanya.
"Ya momy sih, semua nasehatnya tentang nikah, kawin, bikin anak, minta cucu. Ya Dylan kaburlah mom" ujar Davina kalem
"Kamu nyalahin momy!"
Ups! Davina menepuk mulutnya Sepertinya ia salah bicara.
"Berani kamu nyalahin momy! Mau jadi anak durhaka kamu"
YOU ARE READING
Its' Started From a Bootle of Soju
Romance"Beraninya kamu bicara seperti itu ke saya?" Adrian menatap Davina dingin, Kilatan rasa marah terihat jelas dimatanya. "Kamu kira kalau kamu mohon ke Dylan dia bakal bawa kamu jauh dari saya?" "Tidak akan!" Adrian tersenyum sinis ke arah Davina "...
