07| APA-APAAN KALIAN!

126 4 4
                                        

"APA-APAAN KALIAN!" Davina berlari masuk dan menarik kerah baju Dylan untuk memisahkan mereka berdua.

"Nggak boleh! Nggak! Berani-beraninya abang!" Davina menepuk bibir Dylan yang terlihat akan mencium Adrian, kalau Davina tidak segera memisahkan mereka.

"Aw! Aw! Sakit Vin!" Dylan menutup mukanya dengan lengan dan alhasil lengannya yang terkena pukulan.

"Abang nggak boleh melakukan itu!" ucap Davina sambil terus memukul lengan Dylan kemudian berdiri ditengah tengah mereka.

"Kamu kenapa sih dek! Ganggu orang aja! Lihat ni Action figure abang jadi patah kan! mana sambil mukul bibir abang lagi!" ucap Dylan kesal sambil mengusap-usap bibirnya yang kini sudah sedikit lecet.

"Dengar ya bang! Aku sih maklum-maklum aja kalau Adrian gay, tapi abang kok ikut-ikutan sih! Mana ini dikantor, tindih-tindihan lagi!"

"Tindih-tindihan apa? orang tadi lagi berebut ini " ujar Dylan sambil menunjuk Action figurenya

"Pokoknya nggak boleh! Kalau Adrian mau jadikan abang pacar gaynya gimana?Abang mau?"

"Ehem!" Adrian berdehem

"Pacaran sama Adrian! Mau? Abang nggak mikirin perasaan Momy!"

"EHEM!" Adrian kembali berdehem dengan keras untuk meghentikan Davina

"Gimana ekspresi momy kalau tau abang jadi pacar gaynya Adrian! Terus-terus Kak Kiandra gimana? Gimana perasaannya? Kan kasihan dia!" ucap Davina panjang lebar

"Hei, ini nggak seperti yang kamu pikirkan" Adrian akhirnya bersuara

"Apaan sih kamu dek! Siapa juga yang gay" ujar Dylan kemudian duduk di sofa sambil mencoba memperbaiki Action figurenya tapi tak berhasil "Lihat ni kelakuan kalian berdua! Mana baru ! Kan patah!" Dylan menunjuk Davina dan Adrian.

Davina hanya mencebik. Abangnya sudah tak waras. harga diri seorang laki laki sedang dipertaruhkan disini. Tapi dia lebih perduli dengan mainan robot-robotannya.

"Kami ini normal! Tadi itu lagi berebut mainan aja!" Dylan menjelaskan. "Iya kan?" Dylan bertanya memandang Adrian

"Apa?" Adrian bingung

"Kita ini normal kan?" Dylan menatap Adrian.

Adrian balas menatap

Davina sangat berharap kalau Adrian akan menjawab dengan perkataan "of course. Kami ini normal"

Tapi

Adrian hanya tersenyum dan mengendikan bahunya sambil menyilangkan kaki dan mengusap belakang telinganya seperti perempuan genit

Adrian normal? Cuih!

"Btw lo kesini ada hajat apa? Nggak mungkin cuma pamer Action figure baru aja kan? atau?" Adrian menjeda kalimatnya kemudian memicikkan mata "Lo lagi ridu sama gue ya?" Adrian kemudian berpindah tempat duduk dan memeluk lengan Dylan "Ya ampun kamu kan bisa telpon aku" Dylan hanya tertawa melihat tingkah genit Adrian

Adrian sinting!

Pokoknya mulai sekarang Adrian dan Dylan tidak boleh di pertemukan di acara mana pun

"Nggak boleh" Davina menarik Dylan menjauh dari Adrian kemudian berkata

"Sebenarnya ya pak" Davina menarik napas "Saya ikhlas-ikhlas aja kalau Bapak itu gay. Tapi Bapak jangan hasut-hasut abang saya dong pak"

Adrian dan Dylan hanya tertawa mendengar ocehan Davina

"Udah-udah hentikan pembahasan Gay ini. Momy nyuruh kamu pulang nanti malam. Hari ini tanggal 8, kamu ingat kan ada peringatan apa malam ini?"

Davina hanya menganguk paham.

"Abang pulang dulu ya. Mau cari tempat untuk perbaiki Action figure baru yang patah gara-gara kalian berdua" Dylan pun beranjak dari sofa.

Saat Dylan ingin pergi Adrian malah mencolek dagu Dylan dan berkata

"Aku bakalan lebih suka kalau kamu tinggal lebih lama disini" kata Adrian genit sambil mengedipkan matanya kepada Dylan dan kembali duduk di kursi kebesarannya.

Davina membulatkan mata lebar dan sedikit dan meringis  jijik

"Dia kenapa?" kata Dylan heran sambil mengusap-usap dagunya yang tadi dicolek Adrian. "Kamu mukul kepala Adrian pakai botol lagi ya?" Dylan bertanya kepada Davina

"Nggak kok!" jawab Davina cepat.

Setelah Dylan pergi dari ruangan, Davina duduk di sofa. Dia ingin berbicara dan mempengaruhi Adrian agar menjauhi abangnya.

"Bapak nggak bisa lepasin abang saya pak? Dia itu Maniak robot-robotan pak"!Davina melancarkan serangan pertama nya

"Menurut saya itu lebih menarik daripada perempuan Maniak tas-tas branded"

"Kan sama aja pak. Sama-sama mahal"

"Beda dong, tas branded kalau di jual kan harganya turun. tapi beda sama Action figure, mereka akan tambah mahal apalgi kalau udah puluhan tahun"

"Tas branded juga mahal kalau udah puluhan tahun"

"Iya. tapi masih bagus nggak kalu udah puluhan tahun?"

"Robot-robotan juga masih bagus nggak kalu udah puluhan tahun?"

"Tapi, setidaknya Action Figure sedikit tahan lama daripada tas Branded"

"Ah! Terserahlah tahan lama yang mana, pokoknya bapak harus jauhin abang saya!"

"Eyyyyyyyyyyy! Nggak bisa gitu dong. Saya paling nggak bisa jauh dari orang-orang seksi seperti abang kamu" Ucap Adrian menyenderkan punggungnya di kursi

" Abang saya nggak seksi pak! Dia gembrot!" Davina sedikit kesal.

"Nggak kok Dylan itu punya perut yang keras dan bagus apalagi pantatnya terlihat sangat seksi" Adrian menggerak gerakan tangannya seperti sedang meremas-remas

"Wah! Bapak tidak malu bicara seperti itu dengan saya" Davina memutar matanya kesal

"Tidak. Saya suka sama pria yang punya perut bagus otot keras dan pantat sek -"

PRANG!!!!!

Davina yang sudah merasa kupingnya panas dengan ucapan Adrian langsung mengambil Vas buga dan memecahkannya. Lagian apa-apaan dengan Adrian bukannya ucapannya mengenai pantat dan perut itu sudah termasuk pelecehan verbal.

"Uhuk! Uhuk!" Adrian terbatuk-batuk karena terkejut dengan bunyi pecahan kaca dia menatap Davina horror.

Sedangkan Davina yang tersadar dengan kelakuan tak sopannya barusan hanya berdehem dan sedikit memperbaiki rambutnya canggung

"Ehem !Bapak sih! Kenapa juga harus bicara seperti itu"

Saat Davina bergerak maju Adrian terlihat takut dan menggerakan kursinya mundur menjauhi Davina.

"Bapak kenapa? Saya hanya ingin membersihkan itu" Davina menunjuk Vas yang dilemparnya tadi.

"Jangan dekat dekat saya! Kamu bisa keluar dan panggilkan OB untuk mebersihkan pecahan ini" ucap Adrian meringkuk diatas kursinya di sudut ruangan.

Davina hanya mengangguk dan keluar dari ruangan.

Ayo! Ayo yang udah baca sumbangin votenya dan jangan lupan tinggalkan beberapa koomentar di cerita ini

Its' Started From a Bootle of SojuWhere stories live. Discover now