17

31.4K 4.2K 547
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN TINGGALKAN KOMENTARNYA GENGS

Pertama, absen dulu gengs, komentar emot yang terakhir kalian pakai?

Kedua, absen baca jam berapa?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Darka adalah lubang hitam dalam hidup Manda, tapi karena Chitra adalah sahabatnya, dirinya ikut kecipratan efek Darka. Alih-alih kecipratan, Chitra malah terperosok jauh ke dalam, bahkan lebih dari Manda.

Semuanya berawal saat masa putih biru.

Ada pemandangan baru yang diterima Chitra dan Manda. Tentang segerombolan laki-laki yang mengerubung seperti semut pada gula saat kelas kosong dari kegiatan belajar mengajar.

Chitra penasaran dengan apa yang mereka lakukan, karena sebobrok-bobrok laki-laki di kelasnya, mereka akan anteng seperti bayi dibedong saat melakukan ritual itu. Chitra pun bertanya-tanya dan tidak ada yang mau menjawabnya.

Karena dirundung penasaran, dirinya memberanikan diri untuk ikut bergabung. Dia menyelinap seperti belut di bebatuan. Mereka benar-benar anteng sampai tidak sadar ada orang di luar sektenya yang bergabung.

Dan ketika Chitra membuka matanya, dirinya dikejutkan dengan pemandangan lain dalam hidupnya. Perempuan itu langsung panik dan menjerit sampai mengagetkan kerumunan itu. Mereka ketar-ketir saat mendapati Chitra ada dalam kerumunan mereka.

Perempuan itu menangis seperti bayi baru lahir. Tak lama guru datang, Manda menunjuk laki-laki di kelas mereka dan hari itu langsung ramai tentang kejadian di kelasnya. Skandal yang mencoreng nama baik kelas.

Setelahnya kelas itu dicap sebagai kelas cabul.

Masalah tidak berhenti di sana.

Setelah kejadian itu, ada laki-laki yang mendekati Manda. Laki-laki itu gencar siang malam membuat Manda baper. Dan niat laki-laki itu sukses. Chitra bahkan tidak pernah melihat sisi Manda yang seperti itu, sisi nona muda kasmaran.

Dan yang lebih buruknya, laki-laki yang mendekati Manda adalah pemimpin dari gerombolan itu. Chitra melihat dengan matanya sendiri kalau laki-laki itu berada di tengah dan memegang ponselnya. Dia adalah kepala dari kerumunan itu.

Jelas laki-laki itu bahaya.

Tapi Manda yang sedang kasmaran benar-benar menyusahkan. Mau seberapa berbusanya mulut Chitra, Manda tidak akan percaya kalau bukan laki-laki itu yang bilang sendiri. Malah Manda menuduhnya kalau dirinya cemburu.

Tentu saja Chitra tidak terima. Dia tahu laki-laki yang lebih baik bahkan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan laki-laki yang mendekati Manda sekarang. Tapi Manda masih saja bandel.

Puncaknya terjadi saat laki-laki itu menyatakan perasaannya pada Manda, di depan kelas setelah pulang sekolah dengan sepucuk bunga yang dia curi dari taman belakang. Orang-orang ramai melihat bahkan kaum hawa sudah baper sendiri dipojokan.

Dan tentu saja Manda menerima perasaan laki-laki itu.

Sorak-sorak baper langsung menggema sebelum beberapa detik kemudian berganti menjadi tawa yang menggelegar kala si laki-laki menarik ucapannya dengan berkata,

Angan : Masa MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang