EPISODE KEDUA BELAS: BELANJA

39 5 6
                                    

Setelah itu, misi pun selesai karena mereka sudah menemukan zona amannya. Sekarang sudah malam, waktunya untuk istirahat. Namun, itu tidak berlaku kepada Ken dan Parpli.

"Hei, Parpli. Kenapa kamu ada di sini?" tanya Ken yang sudah tiduran di atas kasurnya.

"Tentu saja menjaga Master."

"Tidak perlu. Sebaiknya kamu tidur saja."

"Hamba sudah tertidur saat misi sebelumnya, jadi hamba sudah cukup istirahat. Anda tidak perlu mencemaskan hamba."

Inginnya Ken terus membujuk agar Parpli tidur. Tapi, karena kejadian ini sebelumnya pernah terjadi dan tidak ingin berakhir meminum atau mungkin nanti dipaksa minum obat tidur. Ken pun mengalah. Terlebih, Parpli dikenal sebagai orang keras kepala dengan pengabdian.

"Baiklah. Kalau kamu ngantuk, jangan paksakan diri. Langsung tidur, ya."

"Baiklah, Master."

Ken pun menutup kelopak matanya, mencoba untuk tidur. Sedangkan Parpli, berdiri di samping kasur Ken dan memfokuskan diri untuk berjaga.

Sementara itu, di kamar lain, tepatnya di kamar Melodi. Pemilik kamar tersebut belum memenjamkan mata untuk beristirahat, bahkan tiduran di ranjang pun tidak. Melodi sekarang sedang bingung memilih pakaian yang besok akan digunakannya.

"Hmm... apa yang ini atau yang ini?" gumam Melodi sambil membandingkan kedua pakaian yang dia pegang.

"Ini kamar atau gudang pakaian?"

Mendengar pertanyaan itu, Melodi dengan panik melihat ke arah pintu. Di sana sudah berdiri Saya yang memakai piyama rubah dengan tudung kepala beserta telinga rubah. Dia melihat seluruh lantai penuh dengan pakaian.

"Sa-Saya, kenapa kamu ada di sini?!" panik Melodi. "Terus, seharusnya kamu ketuk pintu dulu sebelum masuk ke kamarku!"

"Aku sudah mengetuknya beberapa kali. Tapi karena tidak dibalas, jadi aku langsung buka saja."

"Te-Terus, kamu ada perlu apa datang ke kamarku?" tanya Melodi masih panik.

"Aku datang kemari karena pasti Nona Melodi membutuhkan bantuanku untuk memilih pakaian untuk kencan besok."

"A-A-Apa maksudmu dengan kencan? Kami hanya belanja!" bantah Melodi dengan wajah super merah. "La-Lagipula, aku tidak perlu bantuanmu!"

"Benarkah? Kalau begitu, aku kembali ke kamar."

"A- Tunggu, Saya!" cegah Melodi. "Se-Sepertinya aku memang membutuhkan bantuanmu..." lanjutnya sambil malu-malu.

Saya yang melihat tuannya bertingkah malu-malu itu, langsung tersenyum lebar penuh rasa senang telah berhasil menggoda tuannya. Lalu, dia pun menutup pintu dan mulai melakukan bantuan.

Keesokan harinya, di pagi hari. Melodi yang sudah memakai pakaian pilihan dengan bantuan Saya, sedang berdiri di depan pintu kamar Ken. Dia memakai setelan putih dengan garis-garis coklat serta ada pita yang diikat menyampul di bagian tengah dadanya, roknya sepanjang lutut, rompi lengan panjang berwarna biru, rambut twintail dengan pita pengikatnya berwarna biru, dan gelang biru di pergelangan tangan kanan.

Alasan Melodi ada di depan pintu karena dia ingin membangunkan Ken, walau sebenarnya tugas itu seharusnya dilakukan Jessica. Namun, karena Jessica mengetahui hari ini adalah hari untuk Melodi, maka dia mengalah dan menyerahkan tugas itu kepada Melodi.

"Ken, bangun. Sarapannya sudah siap," ucap Melodi setelah mengetuk pintu tiga kali.

Namun, tidak ada jawaban di dalam. Melodi pun kembali mengetuk dan memanggil Ken. Tapi, sudah berkali-kali tidak ada jawaban juga.

PETUALANGAN DI DEPAN MATA (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang