05| Tidak semudah itu Ferguso!

Start from the beginning
                                        

Tanpa sadar air mata Davina menetes terharu ya ampun! papanya baik banget sampai ikhlas kalau anaknya gay. Aku jadi kasihan sama papanya

Cukup! aku harus menghentikan percakapan mereka aku nggak mau papanya Adrian jadi tambah sedih

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu

"Masuk!" jawab Adrian

"Permisi pak. Saya Davina Pradela Sharim sekertaris baru bapak" ucap Davina dengan memasang senyuman

"Oh sekertarisnya udah datang papa keluaar dulu ya" ujar bapak itu izin pamit.

Setelah papanya Adrian keluar. Adrian menatap tajam Davina

"Kamu dengar pembicaraan saya sama papa saya tadi"

"Nggak kok pa saya nggak dengar apa-apa pak . saya jugak nggak dengar pembicaraaan kalau anda gay"

"Apa!!"ujar Adrian marah .

Mampus aku kok jadi beneran bego gini ya. Terserahlah. mengalihkan pembicaraan adalah yang terpenting saat ini

"Aduh kok panas ya" ucap Davina sambil mengipas ngipaskan tangannya

"Cuaca sedang hujan dan suhu ruangan ini 28 derajat celcius. Tapi kamu bilang ini panas?"

Alihkan lagi pembicaraan

"Wah pekerjaan saya banyak banget! padahal saya baru disini " ucap davina mengitari meja kemudian duduk

"Itu meja saya. Dan perkejaan kamu udah saya letakkan di atas meja kamu" Davina kemudian berdiri canggung

"Oh kalau begitu saya permisi keluar dulu"

"Kamu nggak merasa berasalah sama saya. Kamu udah mukul kepala saya dua kali loh. Dua kali!"

Oh iya niat davina kan tadi ingin meminta maap

"Sebelumnya saya minta maap pak yang sebesar besarnya. Saya benar benar merasa berasalah dan menyesal karena telah meukul kepala anda 1 tahun lalu. Saya bisa jelaskan pak kenapa saya seperti itu karena anda terli-"

"Cukup.Sebenarnya saya sudah maapkan kamu atas kejadian itu"

"Ha? Udah dimaapkan" Davina melongo bingung semudah inikah? Langsung dimaapkan?. kalau begitu kenapa nggak dari dulu aja aku minta maap. Davina merasa menyesal langsung kabur waktu itu

"Sudah dimaapkan. Sampai malam tadi saya ketemu kamu di club" ujar Adrian melanjutkan.

Tuhkan! Tuhkan! Pasti tidak semudah itu Ferguso!.

Kalau begitu sudah waktunya memulai acting bego

"Malam tadi kenapa ya pak?" Akting bego dimulai

"Kamu nggak ingat? Kamu kan cuman pura-pura mabuk semalam"

"Nggak kok saya nggak pernah pura-pura mabuk. lagian saya itu nggak pernah pergi club" ujar Davina ngeles

"Itu kamu kok. Saya yakin. Kalung yang kamu pakai aja masih sama" ujar Davina sambil menunjuk kalung Davina

"Bukan kok! Bukan! kalung ini murahan banyak yang pakai" sambil memasukan kalungnya kedalam kerah baju

"Saya yakin lihat kalung itu. Waktu kamu pukul kepala saya malam tadi kamu pakai kalung itu"

"Itu dijedotin pak! bukan dipukul"

"Tuh kan! itu memang kamu!" Adrian menunjuk-nunjuk Davina

"Bukan! Bukan saya" ujar Davina sambil mengalingkan pandangan

"Saya tidak bisa memafkan kamu karena mukul kepala saya lagi. Ini kepala loh Davina!otak saya letaknya dikepala! Dan otak saya itu berharga! Kamu nggak tau apa aja yang sudah saya hadapin, karena kamu mukul kepala saya terus"

"Anda juga tidak ta-"

"Saya atasan kamu loh. Apa kamu mau manggil atasan kamu dengan sebutan Anda- anda terus"

Davina sedikit berdehem. Cerewet banget ni bocah!

"Bapak juga tidak tau apa aja yang sudah saya hadapin karena kamu mukul kepala Bapak terus!"

Davina mimpi buruk terus asal kan kamu tau ferguso!

"Dan kamu mukul kepala saya lagi tadi malam"

"Itu nama nya dijedotin pak! Saya menjedotkan kepala saya ke kepala bapak tadi malam!"

"Berarti tadi malam itu memang kamu y-" tepat sasaran lagi teman teman

"Bukan! Bukan! pokoknya bukan saya ! TITIK!!!" sergah Davina cepat

"Udah lah. Saya capek bicara sama kamu terus. Pergi sana!" Adrian mengibaskan tangan menyuruh Davina agar cepat keluar

Kan tadi Davina memang mau keluar! Dasar Bambang !! Adrian aja tuh yang mulai mulain Cekcok

Sebelum Davina keluar dari ruangan. Adrian memanggil Davina

"Ini tugas pertama kamu. Kerjakan laporan analisis penggunaan dan perolehan dana perusahan periode ini!"

"Lah! Ini kan kerjaannya Manajer Keuangan Pak. Saya nggak mau ngerjain tugas dia!"

"TERSERAH!!" Jawab Adrian

"Bapak kok jawabanya gitu! Terserah! Kalau terserah saya nggak mau ngerjain!"

"Maksud saya itu. TERSERAH SAYA DONG MAU KASIH TUGAS APA KE KAMU. Saya kan Bossnya disini"

"Bapak nggak bisa seperti ini pak. ini tindakan semena-mena! Saya akan laporkan bapak ke Orang tua Bapak!" Davina menjawab dengan nada mengancam

"Kamu kira saya perduli! Ingat ya! Saya ini masih dendam sama kamu. Sebelum kamu bilang ke Orang tua saya, bisa aja saya balas dendam dan mukul kepala kamu pakai Vas bunga ini, sampai hilang ingatan" ujar Adrina diiringi senyum miringnya

Kamu kira Davina akan mengalah. Davina membalas Adrian dengan senyum miring juga

"Sebelum Bapak mukul kepala saya." Davina menjeda kalimatnya "Saya juga bisa mukul kepala bapak duluan"

"Kamu ngancam saya" Adrian memasang muka syoknya

"Nggak kok. Mana berani saya mengancam Bapak" ujar Davina acuh

"ooh. Jadi kamu memang ngancam saya. Ingat ya! Posisi saya ini boss kamu. Dan kamu kurang ajar sama saya. Saya akan buat kamu menderita disini!" Adrian menatap Davina dengan tatapan membunuh. Dan Davina membalas tatapan Adrian dengan tak kalah membunuh dari tatapan Adrian.

Jadilah mereka pandang pandangan.

Dan berakhir dengan Davina keluar dari ruangan sambil menutup pintu kasar.

Kalian kira Davina akan kalah dari Adrian? Jawabannya adalah TIDAK!

Davina sedang mengalah dan menyetel bom emosinyan untuk diledakan di saat saat yang tepat nanti.

Tungu dan lihat saja!

Jika para readers sekalian berkenan silahkan tinggalkan jejak berupa

Vote

Dan

Komentar di cerita ini.

Its' Started From a Bootle of SojuWhere stories live. Discover now