16

4.7K 373 26
                                    

Kehadiran Mira disambut dengan baik oleh para wanita bangsawan yang menghadiri perayaan ulang tahun ibu ratu. Meskipun Mira tak terlalu sering berkumpul bersama mereka tapi Mira merasa diterima dengan baik di dalam keluarga ini, ya walau tak semua dari anggota keluarga kerajaan dapat menerima Mira yang tidak jelas asal usulnya.

Tapi ada yang berbeda kali ini, perhatian yang berlebihan ia terima dari para anggota keluarga kerajaan terutama ibu ratu sendiri, Fariba Sultan, dan Mira tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia hanya mencoba menyesuaikan diri meski sulit sebab mata-mata yang ada di sini tak pernah berhenti mengawasinya...atau mungkin kalung yang melingkar di leher Mira? Oh, mungkin itu hanya perasaannya saja.

"Yang Mulia, kemarilah, duduk bersamaku" Mira datang menghampiri ibu ratu yang memanggilnya. Jujur ia belum terbiasa dengan gelar yang ia miliki setelah menikah dengan Taher, Mira juga tak ingin mendapatkan rasa hormat yang berlebih dari orang-orang, terutama dari seseorang yang lebih tua.

"Bagaimana Taher? Sudah lama aku tidak bertemu dengannya"

"Yang Mulia baik, dia lumayan sibuk akhir-akhir ini" jawab Mira. Itu benar, bahkan sebagai istrinya sendiri Mira tak punya banyak kesempatan untuk bertemu dengan lelaki itu. Belakangan ini Taher kerap kali menyibukkan diri dengan urusan kerajaan hingga larut malam, dan ketika dia kembali ke kamar Mira sudah terlelap pulas di alam mimpi. Tapi bukankah seharunya Mira merasa beruntung, kesibukan Taher membuat mereka jarang berkomunikasi, yang mana itu adalah hal yang paling Mira benci.

"Dia belum menemuiku hari ini"

Oh.

"Sheikh Taher pasti akan segera menemui Anda Ibu Ratu, sebab dia yang memintaku untuk datang kemari"

Sepasang alis Fariba Sultan terangkat naik, "Sungguh?"

Mira mengangguk, "Ya. Dia sangat antusias dengan perayaan hari lahir Anda namun sayang hanya para wanita saja yang dapat hadir di sini, jadi dia memintaku untuk berias secantik mungkin agar Anda merasa senang"

Kekehan kecil lolos dari bibir keriput itu, "Oh, dia anak yang manis. Omong-omong apakah kau juga mendapatkan kalung itu dari Taher?"

Mata Mira sontak tertunduk mengikuti ke mana arah tatapan ibu ratu jatuh, ya pada kalung permata yang melingkar di lehernya. Mira tahu sejak ia tiba kalung itu telah mencuri banyak perhatian ibu ratu.

"Ya, kemarin malam Sheikh Taher memberikannya kepadaku"

Ibu ratu tersenyum, "Itu kalung yang sangat indah dan sangat berharga bagi Taher"

Sontak dahi Mira berkerut dalam saat ia bertanya, "Berharga?"

"Kalung itu dulunya milik Zaara, istri pertama Taher, dia memberikannya di hari pernikahan mereka"

Mendadak Mira terdiam. Ia tak tahu harus bereaksi bagaimana yang jelas ia tak mampu menampik rasa kecewa yang mendadak terbesit di benaknya. Mira pikir kalung ini diberikan secara khusus untuknya, tapi ternyata kalung ini adalah milik seseorang yang sangat Taher cintai yaitu Zaara. Oh, pantas saja lelaki itu meminta Mira untuk menjaga kalung ini baik-baik.

Menelan kekecewaannya begitu saja, Mira merasa tak pantas cemburu kepada lelaki yang bahkan tidak ia cintai. Tapi malam ini ia berpikir untuk mengembalikan kalungnya kepada Taher sebab ia merasa tak pantas mengenakannya lagi. Ia merasa tidak pantas mengenakan kalung peninggalan seorang wanita yang terhormat seperti Zaara. Memangnya siapa Mira? Dia hanya gadis harem sebelum Taher menikahinya.

Shackled To The Sheikh (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang