21. The King : got her.

8.1K 360 19
                                    

Comment for next part
Vote for next part
Happy reading !

***

Decan memarkirkan mobilnya di kawasan perumahan elit di depan rumah megah yang pagarnya menjulang tinggi. Ia keluar dari mobil begitu selesai mematikan mesin mobilnya dan melepas sabuk pengamannya.

Ia menyipitkan mata kala melihat rumah megah di depannya ini karna matahari menyilaukan matanya.

Tak lama sebelum Decan hendak menuju pagar untuk masuk, seorang pria dengan setelah satpam datang, wajahnya sedikit sumringah— ia tampak ramah.

"Ada yang bisa saya bantu, mas ?" Ucapnya seraya tersenyum. Decan melirik rumah di dalam sekilas, tampak sepi dan hanya ada satu mobil hitam di dalamnya.

"Em... itu pak, saya cari Pak Adam, ada ?" Tanya Decan tak kalah sopannya.

"Oh... pak Adam baru saja pergi." Decan menyatukan alisnya.

"Pergi kemana ya, pak ?"

"Saya kurang tau mas, tapi kalau bapak pergi sendiri kadang ada urusan pribadi." Ucapnya.

Fikiran Decan melayang, ia langsung tertuju pada Sabella. Adam pasti hendak menemui Sabella.

"Ada perlu apa ya mas ?"

Decan tersenyum lalu menunjuk tas yang ada di genggamannya. "Ada berkas yang harus pak Adam urus. Kalau begitu, saya duluan ya pak."

"Enggeh mas."

Decan masuk ke dalam mobilnya ia menaruh tas di jok belakang. Soal berkas, ia tak bohong sepenuhnya. Yang di bawanya memang berkas yang harus di urus Adam. Berkas yang ia dapat dari divisi korupsi kantornya.

Semalaman ia memikirkan cara untuk menyelamatkan Sabella. Ia tak tidur hingga saat ini, ia hanya memeriksa berkas demi berkas yang tercatat dengan nama Adam. Sebelumnya Decan hampir putus asa karna ia sama sekali tak melihat celah, tapi saat membandingkan berkas yang tercatat dari 2016 lalu ada kejanggalan yang nampaknya lupa untuk di realitaskan.

Decan terus menganalisa hingga memeriksa semua berkas kegubernuran Adam. Dan tebak apa yang ditemukan Decan, Adam menggelapkan dana hampir lebih dari delapan miliyar saat ia menjabat menjadi gubernur lalu.

Decan yakin, ini bukan hanya ulah pihak Adam. Kantornya jelas campur tangan. Ini tak mungkin terlepas dari pemeriksaan jikalau tak ada pihak kantornya yang campur tangan.

Decan bersorak gembira dalam hati, tepat pukul jam delapan pagi ini ia bersiap dengan berkas yang lengkap untuk mengancam Adam di kediamannya.

Tapi ternyata, Adam hendak menemui Sabella lagi untuk mendapatkan wanita itu.

Decan melajukan mobilnya, tujuan pertamanya jelas pada Poppy, karna Poppy tau dimana Sabella sekarang.

Mobilnya melaju membelah jalanan ibu kota yang padat pada akhir pekan ini. Bannya berdecit karna ia terus-terusan membanting setir dan mengeram mendadak.

Sampai akhirnya ia berada di pekarangan rumah Poppy. Decan keluar dari mobil tanpa mematikan mesin dan menutup pintu mobilnya.

Decan lalu membunyikan bel hingga mengetuk pintu rumah Poppy tanpa henti.

Pintu terbuka, Poppy dengan daster ala ibu ibunya keluar. Wajahnya keheranan melihat Decan yang membabi buta menggedor rumahnya tadi.

"Lo kenapa ?" Tanya nya.

"Pop, gue bener-bener minta tolong sama lo. Ini penting, ini darurat. Tolong jangan rahasiakan apapun lagi sama gue."

"Iya, iya apa ?" Ucap Poppy seraya memutar matanya.

The Last Psycho's SlaveWhere stories live. Discover now