7. The King : the ritual he made.

14.9K 419 9
                                    

Comment for next part
Vote for next part
Mature content ! (17+)
Adegan pembunuhan & adegan dewasa.
selamat lebaran !

***

Decan mengeluarkan Sabella dari mobilnya. Ia mengendongnya dengan hati-hati, takut jika Sabella akan terbangun.

Setelah kejadian menantang Sabella di rumahnya tadi Sabella tiba-tiba pingsan. Ia menancapkan sendiri pisau yang Decan pegang ke dadanya. Untung saja Decan dapat menahannya, dan hanya meninggalkan luka kecil yang tidak terlalu dalam.

Decan setelah itu berinisiatif membawa Sabella pulang— bukan kerumahnya tapi tempat ia pertama bertemu dengan wanita ini.

Ia membuka pintu mobil audi Sabella dengan tangan kirinya. Ia lalu dengan pelan dan hati-hati mendudukkan Sabella ke kursi pengemudi.

Ini sebenarnya di luar rencananya. Tapi ia tidak bisa membunuh Sabella— terlalu banyak resiko.

Pertama, setidaknya ada seseorang yang melihat mereka pergi.

Kedua, mobil Sabella masih di parkir di danau di dekat panti asuhan, salah satu suster di sana tau Decan sering mampir ke danau tersebut untuk sekedar santai. Ia tau karna melihat Decan disana saat dalam perjalanan ke kota.

Ketiga, Sabella nampaknya orang yang berada. Terlihat dari mobil dan pakaiannya. Ia akan dengan mudah di nyatakan hilang dan akan di cari sampai ia ditemukan walau itu hanya abunya. Keluarganya pasti punya kuasa.

Keempat, Sabella terlalu pasrah untuk dibunuh. Tidak ada euphoria tersendiri bagi Decan saat melihat Sabella meminta ia membunuhnya. Ia tidak puas, ia ingin Sabella kesakitan, ia ingin menyiksa Sabella seperti apa yang ia lakukan kepada korban-korbannya sebelumnya.

Decan menarik nafas, Decan yakin setelah Sabella bangun yang pertama dipikirkannya adalah kenapa ia berada disini, kenapa ia tidak mati, kenapa ia sudah berganti pakaian. Setelah lelah memikirkannya Sabella pasti akan berpikir bahwa ini adalah mimpi.

Satu lagi, Decan yang sudah memakai sarung tangan kulitnya sejak tadi membuka dashboard. Ia mencari sesuatu yang tajam. Lalu ia menemukan pisau lipat dengan sarung kulit berwarna hitam dan terdapat inisial SX.

Decan mendekat ke arah Sabella. Ia membuka pakaian Sabella di bagian dadanya, ia lalu mendekatkan pisau lipat yang ia dapat di dashboard tadi ke luka Sabella. Ia menempelkannya ke luka Sabella agar pisau tersebut di lumuri darah Sabella, dengan begitu Sabella akan mengira luka tersebut dikarnakan pisau lipatnya. Yang ada nanti Sabella akan berpikir bahwa seseorang yang ingin merampoknya melakukannya atau dirinya sendiri yang melakukannya.

Gotcha. Batin Decan.

Ia melirik jam di pergelangannya. Sudah jam setengah empat pagi. Ia harus cepat pergi sebelum Sabella bangun.

Ia menutup pintu mobil Sabella dengan pelan. Sebelumnya ia membuka sedikit jendela tempat Sabella duduk. Ia lalu menekan tombol kunci pada kunci mobil Sabella, setelah mobil Sabella terkunci ia lalu menyeludupkan kunci mobil Sabella lewat jendela yang terbuka sedikit. Dengan begitu, Sabella akan benar-benar mengira bahwa yang di alaminya dengan psikopat satu ini hanyalah mimpi.

Decan berlalu menuju mobilnya. Ia lalu menghidupkan mobilnya dan melaju meninggalkan Sabella yang masih tak sadarkan diri di dalam mobilnya di tepian danau.

Decan menghidupkan tape mobil, ia menyetel lagu Boy Pablo di sepanjangan jalan.

Bayang-bayang tentang tubuh telanjang Sabella saat ia mengganti pakaian wanita itu tadi masih terbesit di pikirannya. Tubuh Sabella indah ia akui itu, sama seperti wanita sebelumnya yang ia tiduri dan ia bunuh. Tapi anehnya ia tidak ingin melakukan apapun saat melihat tubuh Sabella, ia bereaksi tapi tidak ingin membuat aksi. Decan tidak tau alasan yang pasti, tapi apakah karna Sabella sudah mempunyai suami ? Decan mengeluarkan seringai.

The Last Psycho's SlaveWhere stories live. Discover now