Lost

13.9K 1.2K 30
                                    

'Rione kumohon jawab aku'

'Rione'

Pada akhirnya Lalita kembali mendengus kecewa. Air matanya kembali mengalir. Sudah hampir seminggu dia sama sekali tidak bisa merasakan Rione dalam dirinya. Lalita yang biasanya riang kini murung dan lebih sering mengurung diri di kamar sambil memeluk kedua kakinya.

Saras dan Xander sering datang menjenguknya sehingga Xander menjadi sedikit melupakan tujuannya berada di Eclipse Pack. Kesedihan mate-nye membuat Alpha muda itu tidak tenang. Meskipun berusia muda tapi Xander adalah Alpha yang baik dan cakap. Apalagi dengan hadirnya Saras mate-nya, Lunanya yang membuatnya semakin kuat.

Sebagai werewolf, kemampuan penyembuhan diri Lalita tergolong cepat. Luka-luka di tubuhnya hampir sepenuhnya tertutup namun kekosongan di hatinya begitu menyiksa. Tanpa serigalanya hidup Lalita serasa monoton, hampa tanpa warna. Lalita menjadi lebih jarang bicara. Jika tidak di tanya Lalita tidak akan bicara, kalaupun di tanya Lalita hanya akan mengangguk atau menggeleng. Nafsu makan juga menurun. Butuh usaha keras untuk membujuk Lalita agar makan. Menghapiskan sepiring makanan dalam sehari sudah termasuk kemajuan yang luar biasa setelah Rione tidak ada.

Semua orang berusaha mencari cara agar Lalita kembali seperti sediakala. Bahkan Saras sampai menyerah membujuk Lalita untuk berlatih. Situasi yang cukup sulit memang, jangankan berlatih membujuk Lalita keluar kamar bisa di bilang cukup sulit. Hingga akhirnya salah satu cara terbesit oleh Liliana untuk mengembalikan Lalita ke camp. Siapa tau jika bertemu dengan teman-temanya dapat membuat Lalita merasa lebih baik dari pada hanya duduk-duduk sambil meringkuk di tempat tidur. Sangat mengejutkan cara itu berhasil. Lalita bersedia kembali ke camp dan berlatih.

"Hati-hati." bisik Liliana sebelum Lalita memasuki camp pelatihan.

Suasana camp masih sama. Ramai, sesak, namun penuh kejutan memukau. Tapi semua itu tak berarti tanpa Rione. Lalita berjalan dengan kepala menunduk sambil larut dalam pikirannya sendiri sampai-sampai butuh lebih dari tiga kali namanya di panggil agar Lalita benar-benar sadar.

"Lalita, aku senang sekali akhirnya kamu datang. Aku sangat cemas." kata Ariella bersemangat sangat berbanding terbalik dengan Lalita yang hanya menganggapi Ariella dengan anggukan.

"Masih sakit?" tanya Ariella heran melihat wajah murung Lalita.

"Tidak." jawab Lalita pendek.

"Aku sudah dengar apa yang menimpamu dari beberapa warrior." wajah Ariella berubah sendu ikut bersedih untuk Lalita.

"Jadi kau sudah tau?" tanya Lalita dengan suara datar nyaris seperti sebuah pernyataan.

"Ya, Astoria itu jahat sekali."

"Apa kau bilang!" bentak gadis berambut coklat muda dengan posisi menantang.

"Dengar Ariella kau hanyalah putri seorang warrior, berbeda jauh dengan diriku. Jadi kau sama sekali tidak pantas berbicara begitu tentang aku dan oh ya... " Astoria melirik kearah Lalita dengan tatapan merendahkan. "Werewolf yang sudah tidak bisa berganti shift lebih baik pergi saja. Apakah werewolf tanpa serigala itu pantas berada di sini?"

Kesabaran Lalita benar-benar sudah mencapai batas. Segala ungkapan kebencian, segala kemarahan mulai terkumpul membuat kedua tangan Lalita terkepal erat menahan murka.

"Tidak usah di ladeni lebih baik kita pergi." ajak Ariella sambil menarik tangan Lalita.

Namun Lalita menolak untuk pergi. "Kesabaran ku sudah habis" desisnya dengan penuh penekanan di setiap kata yang terucap.

"Memangnya apa yang akan kau lakukan? Tanpa serigalamu kau bukanlah apa-apa." cibir Astoria lalu tertawa.

Satu getaran kebencian kembali mengalir. Darah Lalita berdesir hebat karena mendidih. Rione menghilang adalah salahnya yang dengan polos mempercayai Astoria, atau malah salah Astoria sentuhnya.

My Mate is White WolfTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon