Dengan kesal gadis itu memukul lengan Faiz dengan tas yang ia bawa dan membuat Faiz tertawa hingga sebuah suara menghentikan aksi keduanya.

"Selamat datang, maaf membuat kalian menunggu."

"Gak masalah." Faiz menerima uluran jabat tangan dari Dean begitu saja tanpa ingin mengucapkan apapun.

"Kalian masih perang dingin?" Selidik gadis cantik yang berdiri diantara mereka

Dean menatap Pricilia lalu melirik Faiz yang membuang wajah memilih mengamati sekitar.

"Gue sih maunya baikan, tapi kayaknya Faiz masih dendam sama gue." Jawab Dean mengabaikan Faiz yang langsung menatapnya sengit.

"C'mon guys! Kejadian itu udah lama banget dan gue juga udah lupain semuanya." Ucap Pricilia berusaha menjadi penengah agar dua lelaki yang dulu sahabatnya itu kembali berdamai.

"Lupain kalau Lo pernah hampir mati gara-gara dia?" Sinis Faiz membuat Dean tersenyum kecut

"Kan ada Lo yang selalu jadi pahlawan gue." Pricilia tersenyum manis menatap Faiz seraya memeluk lengan lelaki itu yang terus berusaha menolak.

"Cillia, lepasin!"

"Gak mau, gue udah cantik udah gak akan bikin Lo malu, Faiz."

"Cil--"

"Dean."

Ucapan Faiz terpotong oleh suara lembut seseorang yang baru datang dan langsung di sambut oleh Dean.

"Ra, udah selesai ngobrol sama Sintia nya?" Dean menarik lembut tangan Aurora agar mendekat.

Sejenak Aurora menatap Faiz yang juga menatapnya terkejut, pandangan Aurora teralih pada pemilik jari lentik yang setia bergelayut pada lengan Faiz.

"Udah." Jawab Aurora setelah memutuskan kontak mata dengan Faiz lalu menatap Dean dengan senyuman, hal yang membuat dada Faiz bergemuruh hebat.

"Ara." Faiz menatap Aurora penuh harap

"Kalian saling kenal?" Tanya Pricilia

"Beliau bos saya." Jawab Aurora tenang membuat Faiz kesal luar biasa dan membuat Dean tersenyum tipis.

"Oh ya?! Kenalin gue Pricilia calon istri Faiz."

"Cil!" Faiz melepaskan tangan Pricilia dengan kesal

"Dia sahabat lamaku, Ra." Faiz mencoba menjelaskan sesuatu yang ia anggap bisa membuat Aurora salah paham dan semakin marah padanya.

"Dasar gak bisa di ajak bercanda," kesal Pricilia lalu tersenyum pada Aurora yang hanya menyunggingkan senyum tipis, bahkan mengabaikan keberadaan Faiz.

"Sama gue santai aja, lagian kalau punya bos kayak Faiz gue jamin pasti makan hati tiap hari."

Lagi-lagi Aurora hanya tersenyum, dan menoleh pada Dean yang sedari tadi memilih diam.

"Dean, hp ku ketinggalan di mobil kamu."

Aurora mengatakan hal itu yang seolah secara tak langsung memberitahu Faiz bahwa dirinya tidak berangkat sendiri.

"Biar aku suruh orang buat ngambil."

Aurora menggeleng "aku ambil sendiri deh."

"Ayo aku antar."

Faiz sudah terlihat ingin meledak melihat interaksi Aurora dan Dean di depannya.

"Ara, aku--"

"Pak, saya permisi dulu." Aurora pamit lalu menundukkan kepalanya hormat pada Faiz dan menatap Pricilia, mengabaikan sorot mata Faiz yang terluka.

My Boss!Where stories live. Discover now