Part 9
Rana sudah siap dengan alat tempurnya. Sebuah laptop,kopi dan beberapa camilan lainnya tak lupa airphone yang terpasang di ke dua telinganya.
Dengan fokus ia melihat layar laptopnya. Ia tengah memindai keadaan sekitar markas malam ini. Terlihat pergerakan tak biasa dari layar laptopnya.
Ia hanya akan melihat malam ini. Biarkan anak buah ayahnya bekerja sendiri. Toh penyerangan yang di lakukan bukan di markas utama. Ia tak perlu khawatir. Ia juga sudah membekali mereka dengan alat ciptaannya sendiri.
Rencananya sih malam ini ia akan maraton Game Of trones dari sesi 1 sampai sesi 8. Ya itu juga nggak mungkin selesai dalam waktu 1 atau 2 jam saja.
2 jam kemudian.
Rana tengah asyik dengan dunianya sendiri. Hingga sesuatu mengganggunya.
Ting tong
" Ck! Dasar nggak tau benget lagi asyik apa"
Dengan malas. Ia bangkit lalu menatap jam yang terpasang pada dinding di atas tv. Matanya membulat. Sudah lewat tengah malam rupanya.
Ting tong Ting Ting.
" Ish! Iya sabar!"
Teriaknya dari dalam.
"Ken-"
Kata-kata yang hendak keluar dari mulut Rana tiba-tiba saja berhenti. Karena ia menangkap tubuh orang yang tiba-tiba saja ambruk menimpanya. Rana melongok ke arah koridor yang sepi. Namun matanya menangkap darah yang tercecer di lantai. Ia pun buru-buru menyeret tubuh besar orang itu ke dalam apartemennya. Tak lupa mengunci duplikat pada pintunya.
"Rey! Hey. Wake up! Jangan tidur oke. Kita perlu obati luka Lo dulu"
Ujar Rana dengan panik. Ya orang itu Reynand entah kenapa ia bisa terluka seperti ini. Mendapat respon positif dari Rey, Rana segera membawa Rey menuju ranjangnya. Rana membaringkan Rey dengan hati-hati. Lalu gadis itu dengan cepat mengambil peralatannya di ruang rahasianya.
Dengan cepat Rana menggunting baju yang Rey kenakan. Rana melihat ada luka menganga akibat tusukan di dada kanan bagian atas.
Dengan cepat Rana menyuntikkan anestesi. Lalu tangannya bekerja dengan cepat.
" Lo, nggak minum obat yang gue kasih?"
Tanya Rana dengan tenang. Rey hanya mengangguk. Rana menghela nafasnya. Saat jahitan terakhir, Rey sempat tersenyum. Lalu matanya semakin sayu. Rana mendesah. Ia lalu mengecek kondisi Rey. Tubuhnya melemah akibat mengeluarkan darah yang banyak. Tapi tak apa. Rana bisa mengatasinya.
Rana menarik selimut hingga menutupi dada telanjang Rey. Ia tak punya baju laki-laki jadi terpaksa Rey tidur tanpa baju. Lagian tangan kanannya juga masih di infus.
" Hah, kenapa bisa terjadi kaya gini sih?"
Ia pun memutuskan untuk menghubungi Orion.
" Tut tut. Selamat malam angel"
" Malam Rion. Apa yang terjadi? Hingga Rey terluka?"
" Rey? Ada bersama mu?"
" Ya. Jelaskan"
" Syukurlah. Awalnya kita menang. Lalu Rey pulang bersama Dom. Dan mereka di serang. Dom berhasil selamat namun Rey terluka dan entah kemana".
" Dia. Bersama ku. Jangan beri tahu siapapun"
" Oke"
Rana pun melempar hpnya ke sofa depan tv. Lalu merebahkan tubuh letihnya di atas sofa yang empuk.
🌿🌿🌿
Pagi ini Rana bangun lebih awal karena mendengar Rey mengigau. Badannya panas. Dengan telaten Rana mengompres dahi Rey. Ia sudah memperkirakan ini akan terjadi.
Setelah mengurus Rey. Ia pun bergegas membuat bubur nasi. Untuknya dan untuk Rey tentu. Setelah selesai memasak terlebih dulu ia akan mengisi perutnya yang keroncongan. Lagian masih terlalu pagi untuk membangunkan Rey.
Setelah dirinya sendiri kenyang. Ia memilih untuk mandi dan berganti pakaian. Pakaiannya pun terkena darah Rey yang mengering.
Selesai keluar dari kamar mandi, Rana terkejut mendapati Rey sudah duduk di meja makan. Emang sih dari ranjang ke meja makan cuma 5 langkah. Tapi kan dia lagi sakit.
" Hey! Kenapa melamun?"
Tanya Rey. Rana berdehem lalu berjalan mendekati Rey. Dengan luwes tangannya menempel pada dahi Rey.
" Masih panas. Seharusnya berbaring saja"
Ujar Rana. Rey tersenyum lalu memegang tangan Rana dan membawanya ke bibir.
Cup.
Rey mengecup punggung tangan Rana.
" Aku udah nggak pa-pa kok. Berkat kamu. Makasih"
Jawab Rey. Rana hanya mendengus lalu duduk di sebelah Rey. Tangannya mengambilkan bubur ke dalam mangkuk.
" Nih makan"
Suruh Rana. Rey menatapnya dengan senyum jenaka.
" Suapin. Kan tangan aku lagi sakit."
Ujar Rey. Rana pun hanya bisa menahan kesal. Tapi tak di pungkiri ia iba. Lalu dengan perlahan menyuapi Rey hingga abis.
" Semalam, makasih udah mau ngerawat aku. Untuk seterusnya. Aku cuma mau kamu yang merawat ku ya?"
Pinta Rey. Rana mantap mata Rey. Ia melihat ketulusan dan kesungguhan di sana. Ia pun mengangguk untuk menyetujui perkataan Reynand.
🌿🌿🌿
Siangnya, Rana memilih untuk delivery order chicken wing dan beberapa makanan lainnya. Itu karena Rey protes, ia hanya terkena peluru bukan sakit lambung. Dan ia sedikit tidak suka pada makanan lembek. Dari pagi Rey sangat manja. Rana tidak menyangka jika cowok macam Rey bisa luar biasa manja. Pakai baju aja mesti di pakeiin. Rana masih memaklumi itu karena Rey terluka bagian lengan. Lhah kalau buka celana mau pipis ya Rana nggak mau lah. Tuh Rey Emang rese.
Dan sekarang cowok itu tengah berbaring miring di atas sofa depan tv berbantalkan paha Rana. Rey juga minta kepalanya diusap. Fix dia emang kurang belaian.
Ting tong ting tong
Suara bel yang beruntun membuat Rana dan Rey berdecak kesal. Rana kesal karena orang itu bisa saja merusak bel apartemen nya. Sedangkan Rey kesal karena waktunya bersama Rana terganggu.
Rana beranjak membuka pintu. Rana terperanjat tak percaya apa yang di lihatnya.
" Candra sayang..."
Rana memegang erat gagang pintu hingga jarinya memutih.
TBC
Sorry pendek. Maaf juga kalau ada typo. Koreksi bersama ya?
Siapa yang kangen,
Reynand
Kirana
Dominic
Magenta
Yang mau request Foto mereka juga bisa...
Salam sayang semua!!! 😘😘😘
YOU ARE READING
Bad Nerd
RomanceCandra Kirana, seorang anak 10 berusia tahun yang di tinggal mati oleh ibunya. dan di buang istri sah papanya di luar kota. Rana di besarkan oleh ketua Mafia paling di segani di Asia. Rana tumbuh menjadi remaja yang cantik jelita namun berkepribadia...
