Part 4

1.3K 77 4
                                        

Rana baru saja sampai di sekolah bersama Aira. Sejak Kirana tau latar belakang Aira yang hampir sama dengannya. Besar tanpa orang tua. Dirinya masih beruntung ada Ayah. Lah Aira? Di besarkan pembantu.

" Eh, udah ngerjain PR matematika belum?"
Tanya Aira. Rana hanya menggeleng saja. Memang benar dirinya belum mengerjakan.

" Ck gue juga belum. Cabut aja yuk"
Ajak Aira. Rana mengangguk dengan semangat. Eh tapi ntar Ayahnya tau terus uang jajannya di potong.

" Nggak ah, ntar uang jajan. Gue di potong bokap"

"Ya elah beruntung banget bokap Lo masih perhatian"
Rana hanya nyengir saja.

Mereka pun memutuskan untuk mengerjakan PR di meja belakang.

Tiba-tiba saja sebuah buku melayang ke pangkuan Kirana. Rana mendongak mendapati Dom di sana.

Dom menggerakkan dagunya agar Rana membuka buku itu. Mata Rana berbinar melihat deretan soal yang sudah terjawab.

"Aaa thank you Dom!"
Pekik Rana dan Aira. Mereka pun menyalin jawaban Dom.

Pekikan itu membuat yang lain iri. Cupu begitu mendapat perhatian Dom. Kalau Aira sih mereka merasa wajar karena ia pacar Dom. Lah si anak baru itu apa hubungannya?

Apa lagi Rey yang baru datang langsung memberikan susu kotak rasa Strawberry ke hadapan Rana. Membuat Megan menggeram marah. Hatinya panas. Anak cupu itu berhasil merebut perhatian Rey.

" Thanks"
Gumam Rana. Rey hanya mengangguk saja. Jangan lupakan jika Rey tau siapa dirinya. Sejak malam itu Rey selalu mendekatinya. Ia juga tau jika Rana satu apartemen dengan Dom.

Oh ya mengenai balapan tempo hari, ayah belum mengetahuinya. Entah belum atau lagi sibuk sama bunda yang lagi hamil. Dan berita bahagianya ayah akan menikah. Alhamdulillah. Rana bersyukur untuk itu.

Untuk Genta. Rana masih bersikap acuh. Begitu juga dengan Megan. Yang Rana tau mereka anak sah lelaki brengsek itu. Yang Rana ingat lelaki itu sering kali bersikap kasar dan suka memakinya. Bahkan ia pernah berucap pada kolega bisnisnya Rana hanya seorang pengemis saja. Bisa bayangkan perasaan Rana waktu itu.

Hal itu masih membekas di ingatannya. Rasa benci itu sudah terpatri di ingatannya.

🍁🍁🍁

Rana mencak-mencak saat tukang ojek tadi tidak memberinya uang kembalian. Iya sih cuma 10 ribu tapi kan tukang ojeknya juga rese! Godain Rana Mulu. Kenapa tidak bersama Aira. Jawabannya karena Aira sudah di tunggu sama ibunya yang super sibuk itu untuk makan malam ke rumah kerabatnya. Saat memasuki apartemen Rana mendapati ayahnya tengah menggoda Claudia si Resepsionis ganjen. Dasar Buaya buntung!

" Ayah!!"
Sentak Kirana. Ia memandang tajam Ayahnya. Sedangkan sang Ayah hanya nyengir saja.

" Hallo Sweetheart. Ugh, Ayah kangen"
Ujarnya. Ia merentangkan tangan agar anak gadisnya masuk dalam pelukannya. Rana cemberut lalu memeluk ayahnya.

" Rana juga kangen. Ayah kapan sampai? Baik-baik aja kan?"

" Baik sayang. Ayah baru sampai langsung ke sini"

" Bunda mana?"

" Masih di Kalimantan. Seminggu sebelum hari H mungkin kesini"
Rana mengangguk saja.

" Ayo ke tempat Rana. Ayah pasti capai"
Ujar Rana sambil melepas pelukannya.

" Ayo. Anak ayah yang cantik ini nggak bikin masalah kan di sekolah?"

" Ya enggak dong yah"
Jawab Rana sambil tersenyum. Mereka pun berjalan beriringan dengan Chris membawa kopernya.

Mereka pun sampai ke unit Rana. Chris berdecak melihat apartemen yang berantakan.

Bad NerdOù les histoires vivent. Découvrez maintenant