11• sudah berpawang

1.5K 130 37
                                    

(bentar mau nangis dulu, btw sebenarnya chapter ini aku bikin ulang huhu:( tiba-tiba chapter ini ke campur sama draft cerita ff aku yang lain😭..
.
Aku bingung mau pulihkan revisinya.. karena udah engga ada:( dan aku juga engga nyimpan di hpnya..
.
Tapi jadi pelajaran buat aku kedepannya, supaya nyimpan cadangan ceritanya T-T
Jadi aku buat ulang, semoga nyambung ya kawand<3
.
.


"Hei apa kau tidak punya teman?"

"Heh, apa maksud pertanyaanmu itu! Kau menghinaku, sialan!"

Taehyung mengepalkan tangannya kesal hendak menabok Yoongi yang seenak jidat menanyakan persoalan yang menurutnya sakral.

Saat acara menunggu kekasihnya untuk latihan event penting itu. Taehyung menyibukkan dirinya dengan bermaim game cacing di ponselnya. Namun tiba-tiba seseorang menepuk bahunya pelan.

Sialan, si mayat berjalan lagi.

Awalnya responnya biasa saja begitu melihatnya. Memilih acuh dan melanjutkan acara memperpanjang utaian cacingnya itu.
Tapi lagi-lagi orang satu ini membuat emosinya membara begitu mendengar ucapannya itu, jangan diungkit.

"Apaansih aku nanya biasa aja. Kamu sewot mulu. Lagian aku nanya gini kamu kayaknya suka alone aja engga ada yang nemenin."

Yoongi pun melanjutkan acara melahap cimol nya itu. Tidak peduli dengan tatapan nyalang yang diberikan Taehyung.

The hell, Yoongi tidak tahu saja jika pertanyaannya itu menohok sekali ke kokoronya:(

"Apa liat-liat? Mau?" Yoongi menyodorkan seplastik cimol dengan tusukan diatasnya. Barang tahu Taehyung tiba-tiba berminat pada cimolnya.

"Tidak sudi makan jajanan murahan. Nanti tenggorokanku gatal iuh!" Taehyung mendorong plastik cimol itu menjauh dari dirinya. Menyalakan ponselnya kembali dan melanjutkan permainan.

Yoongi mendengus remeh. Kembali melahap cimolnya itu. Terlalu bodoh mendengarkan jawaban Taehyung. Lagian nanti juga sisa pembuangannya masih sama-sama berbentuk tai.

"Pantes nolep. Kurangi ego kamu Taehyung. Nanti kamu alone terus sampai bulukan, mampus."

Taehyung tak peduli. Lebih memilih menulikan pendengarannya. Mengganti permainan di ponselnya menjadi cooking papa.

Lima menit berlalu. Taehyung berdiri dari posisinya. Memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

Yoongi menatap Taehyung bingung." Mau kemana?"

"Beli cimol dulu."

Taehyung melesat menuju sebuah tukang dagang cimol yang tak jauh berdiri dari tempat duduk mereka. Melesat mendekat untuk membeli.

Jujur saja. Menunggu Jungkook hampir satu setengah jam membuat perutnya sedikit lapar. Apa boleh buat cimol pun jadi.
Yoong tersenyum sinis melihat kelakuan Taehyung saat ini.

Taehyung itu mulutnya besar, tapi nyalinya bagaikan seutas tali bra. Sekali tarik, lepas.

Itu perumpamaan.

"Kenapa masih disini?" Taehyung menatap jengah pada Yoongi yang sepertinya tidak berkutik sama sekali dari posisinya.

Ia pikir setelah ditinggal pergi membeli cimol. Yoongi sudah pergi lebih dulu. Tapi nampaknya pria bak mayat berjalan ini masih setia pada duduknya.

"Lagi nungguin seseorang."

Taehyung menatap Yoongi bingung. Orang seperti Yoongi mau menunggu? Hah? Hellow! Apa Taehyung tidak salah dengar. Tumben sekali.

Nolep;  [Taekook]Where stories live. Discover now