Chapter 37

44.7K 2.7K 107
                                    

Banyak faktor yang bikin aku telat setelat-telatnya. Pertama, males. Kedua,kehabisan ide, ketiga, draftku belum terselesaikan sesuai jadwal. Keempat, kesibukan di rl. Faktor keempat paling masuk akal si. Ternyata jadi anak IPA ga semudah itu. Pecah kepalaku manteman :)

Maaf yaaaaaa❤️😌

Mampir juga ke cerita sebelah, oke?
Behind Our Friendship
_______________________________

Alena berjalan menjauhi Keysha dan Iqbal. Menolak menjadi obat nyamuk. Gadis itu memutuskan untuk kembali ke kelas saja.

Sejenak Alena melamun. Iqbal dan Keysha terlihat begitu lucu. Pasangan baru yang tanpa disangka-sangka.

Alena menunduk lesu. Dirinya dan Alvino baik-baik saja. Tidak bertengkar, semua baik-baik saja. Kenapa... Kenapa rasanya sakit? Apa ini penolakan tidak langsung? Alvino hanya memberi harapan palsu. Apakah begitu?

"Wah sendirian"

Alena mendongak. Jessie mengangkat dagunya tinggi-tinggi. memberi tatapan remeh pada Alena.

"Mau apa lo?"

Jessie mengedikkan bahu. "Bikin masalah"

Alena mendesis. Tangan ia kipas-kipaskan seolah mengusir. "Gak mempan. Cari yang lain"

Jessie mendelik. Tangannya meraih botol di samping tasnya. "Gue beneran mau cari masalah,Alena"

Alena mulai waspada. Apalagi wajah Jessie yang sepertinya memang serius. "Gila. Lo mau ngapain?"

Jessie memandangi Alena yang waspada, lalu terkekeh. "Apa sih? Gue mau minum"

Alena tak mengindahkan Jessie. Ia berlari menjauhi gadis gila itu. Saat hendak berbelok masuk kelas. Sepatunya tiba-tiba tidak mengalami pergesekan yang semestinya. Lantai licin.

Kejadiannya berlalu cepat. Tidak ada slow motion dan lainnya. Jessie menghampiri Alena terkejut. "Gue belum ngapa-ngapain--"

Semua orang menganga lebar. Murid yang membawa ember, berencana mengepel kelas yang becek. alasannya yang sama dengan Alena, gadis itu terpeleset dan parahnya... Ember penuh air bersih itu jatuh pada Alena.

Jessie terdiam. Tatapannya tak kalah terkejut dengan orang-orang disitu. Sampai dimana Keysha dan Iqbal datang. Lalu disusul Salsa, dan Alvino.

"Masalah lo apa sih?!"

Jessie tersentak ke belakang. Gadis itu bisa melihat Alvino memberikan jaketnya pada Alena. Menuntun gadis itu berjalan ke arah toilet.

Salsa berjalan mendekati Jessie yang masih terdiam. Tangannya hampir mencengkeram kerah Jessie namun seseorang menahannya.

"Gue gak ngapa-ngapain"

Salsa berdecih. Gadis itu melepaskan tangan Edgar. Meninggalkan kerumunan.

Keysha membantu teman-temannya mengepel kelas. Begitu pula Iqbal. Walaupun ia bukan kelas yang sama dengan Keysha.

Edgar melirik Jessie. "Ngapain lo"

Jessie menggeleng keras "gue gak ngapa-ngapain. Tiba-tiba dia jatuh, terus ember juga jatuh... "

Edgar memutar matanya jengah. Tidak peduli dengan penjelasan Jessie.

"Mulai sekarang, berhenti ganggu gue, temen-temen gue... Sekaligus tiga cewe itu"

Jessie tidak menjawab. Ia menatap TKP dengan lamunan.

Tak mempedulikan gadis itu, Edgar berjalan meninggalkan Jessie. Menyusul Salsa yang terus sinis padanya.

Three Fighters [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang