MC~13 🐇

18.1K 1.9K 29
                                    

Jangan lupa vote!!
🙏🙏🙏

[ HAPPY READING ]

~*~

Pukul 11.45 am

Jungkook terbangun dari tidurnya dan mendudukkan tubuhnya di atas sofa. Melihat kearah jam dinding, Jungkook mengerjab beberapa kali, sudah hampir siang. N

Namja manis itu beridiri dari duduknya dan melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah selesai, Jungkook kembali keluar dan duduk di samping ranjang sang ibu.

Jungkook menatap sendu wajah ibunya yang benar-benar tirus, namja manis itu kembali menangis untuk yang kesekian kalinya, terisak pelan menumpahkan kembali kesedihannya.

Cukup lama Jungkook terdiam, hingga namja manis itu meraih ponselnya di atas nakas dan menggenggam kuat, ia harap keputusannya adalah yang terbaik. Jungkook menyalakan benda pipih itu dan mencari kontak orang yang dari tadi ingin ia hubungi. Namjoon hyung nya, setelah di temukan Jungkook mengetik pesan singkat dengan cepat dan lansung mengirimnya.

Kembali meletakkannya di atas nakas. Menunggu beberapa saat hingga ponselnya berbunyi, Jungkook kembali meraih benda pipih itu dan ternyata itu adalah balasan pesan dari Namjoon hyung nya.

Jungkook dengan jantung bertalu-talu membuka pesan itu dan membacanya, catatan medis Taehyung yang ia minta pada Namjoon tadi. Jungkook membacanya hingga akhir, dan lagi-lagi air matanya jatuh menetes. Jungkook kembali menangis, dugaannya tak meleset, DNA Taehyung dan keluarga nya memang sama.

Jungkook terus menangis dengan meremas ponselnya kuat, menenggelamkan wajahnya di telapak tangan sang ibu. Jungkook tak tahu harus mengekspresikan diri seperti apa. Di sisi lain ia bahagia karena DNA Taehyung dan ibunya sama, itu berarti Taehyung memiliki harapan besar untuk bisa melihat lagi.

Tapi di lain sisi, ia akan kehilangan ibunya, keluarga satu-satunya yang ia miliki, dan tentunya Jungkook tak lupa akan perjanjian contract yang ia sepakati dengan nyonya kim. Ia akan pergi meninggalkan Taehyung. Kehidupannya akan hancur, Jungkook benar-benar tak akan memiliki siapapun lagi di dunia ini.

Cukup lama Jungkook menangis, hingga satu jam setelahnya Jungkook bangkit dari duduknya, mengambil catatan medis ibunya dan melangkah keluar ruangan. Ia akan mengembalikan kertas itu pada dokter Shin dan memberitahu keputusan yang ia ambil.

Sesampainya di ruangan dokter Shin, Jungkook menghembuskan nafas kasar dan lansung mengetuk pintu. Membukanya saat sudah mendapat sahutan dari dalam sana. Jungkook lansung mendudukkan diri di kursi depan meja kerja sang dokter Shin, meletakkan catatan medis yang ia pinjam tadi di atas meja "Terimakasih sudah mau meminjamkan nya dokter.."

Dokter mengangguk "Jadi..?" dokter Shin membuka suara "Apa yang ingin kau pastikan dan apa kau sudah mengambil keputusan Jungkook.?"

Jungkook menunduk memilin ujung bajunya tanda ragu, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya perlahan, lalu kembali menatap tetap di mata dokter Shin "Saya akan merelakan ibu saya dokter.."

Dokter Shin terdiam, beberapa detik kemudian senyuman kecil tersungging di bibirnya. Ia sempat berpikir Jungkook akan membiarkan ibunya terus menerus merasakan sakit seperti itu. Tapi ternyata dugaannya salah, Ia bahkan baru tadi malam memberitahukan keadaan ibunya pada namja manis ini.

Dan siang ini Jungkook sudah memberitahukan keputusan nya. Ia tahu Jungkook bukanlah anak yang egois "Kau pasti terus memikirkan perkataan ku semalaman.."

Jungkook hanya tersenyum dan mengangguk. Ia bahkan sampai tak tidur karena menangis, ucapan dokter Shin semalam membuat bendungan air matanya pecah hingga ia terus mengeluarkan air mata, bahkan sampai pagi menjelang.

Married Contract With KTH [kth-jjk] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang