"Haduh kamu ini, yaudah tuh ambil air mineral" Aluna mengambil air mineral lalu meminumnya sampai habis.

"Hah lega"

"Sudah minum ya ke sini lanjut ceritanya"

"Iya iya pak, lah pas kemarin tuh saya denger ada yang teriak minta tolong di dalam kamar mandi. Pas saya buka ternyata di kunci. Saya dobrak ternyata itu Sheila. Saya udah kehabisan kesabaran"

"Saya pernah di bully pak, Sheila sama dengan saya. Hanya saja Sheila lemah, dia butuh seseorang buat menyelesaikan masalahnya"

"Akhirnya saya bales dengan menyiram mereka pakai air yang saya kasih pupuk"

"Perlakuan saya itu emang tak pantas pak, saya tau itu. Tapi itu gak sebanding sama dia yang udah nyiksa Sheila. Mereka berempat, sedangkan Sheila sendirian"

"Iya saya tau, maaf Aluna. Bapak terlalu negthink sama kamu. Kali ini kamu tidak dapat hukuman karena membela yang benar. Tapi lain kali kamu seperti itu lagi saya gak kasih toleran"

"Iya iya pak, terus sekarang nasibnya mereka gimana?"

"Di keluarkan dari sekolah"

"APA!"

"Iya mereka di keluarkan dari sekolah atas tindakan kekerasan"

"Bagus deh. Nih sekolah berkurang anak yang jahat-jahat"

"Sheila juga"

"Loh kan Sheila gak salah pak"

"Dia ingin keluar dari sekolah ini, ya mungkin dia ingin memulai suasana baru"

"Yahh dia gak pamit sama gue"

"Dia nitipin ini ke saya buat kamu" Pak Bambang memberi Aluna sebuah kotak.

"Apa nih pak?"

"Ya mana saya tau, buka aja sendiri"

"Hih? yaudah kalo gitu udah selesai kan intrograsinya?"

"Iya sudah, kamu boleh keluar"

Aluna keluar dari ruang BK sambil menimbang apa isi kotak tersebut. Dan memikirkan kenapa Sheila tidak pamitan dengan Aluna jika keluar dari sekolah ini.

"Dasar adik kelas gak sopan"

Dia menuju taman sekolah, lalu membuka kotak tersebut.

Ada secarik kertas dan figora yang bergambar wajahnya. Sheila, dia suka menggambar ternyata. Aluna tersenyum lalu membuka kertas tersebut.

"Hallo kak Aluna, terima kasih atas segalanya. Kakak orang yang baru aku kenal kemarin, tapi sudah membantuku dalam banyak hal. Terima kasih, aku belajar dari kakak untuk menjadi cewek yang tidak lemah dan tidak mudah di tindas.

Dan maaf, karena aku, kakak dan pacar kakak bertengkar. Tapi waktu itu aku udah jelasin kalo kakak gak salah. Maaf juga karena aku pindah sekolah gak bilang kakak. Sebagai tanda terima kasih dan maafku. Hadiah sketsa wajah itu untuk kakak. Semoga suka ya"

Dari Sheila

Tanpa dia sadari, dia meneteskan air matanya. Ya mungkin selama ini Sheila melakukan hari-harinya yang begitu berat.

Dia tak punya siapa-siapa di sini. Mungkin dengan pindah sekolah, dia ingin memulai hal baru, menjadi Sheila yang kuat.

Apa salah Sheila? dia siswa pintar, berbakat lagi. Bisa menggambar sketsa wajah bagus seperti ini. Hanya karena ada seorang lelaki menyukainya dia di bully.

Mengapa harus menyalahkan Sheila? Itu kan terserah lelakinya mau suka sama siapa aja. Memang Sheila memaksa lelaki itu untuk mencintainya. Mana mungkin.

"Sheila, semoga di sekolah barumu, kamu tidak mengalami hal seperti ini lagi"

****

"Woy! kenapa?" Arga menepuk pundak Zero yang sedang melamun.

"Ngelamun aja, kesambet baru tau rasa lo"

"Diem lo"

"Ada masalah?" Tanya Ajun. Zero menimbang ingin bercerita atau tidak.

"Kalian pernah hubungan jarak jauh gak?" tanya Zero.

"Ah gue mah sering" ucap Ajun.

"Kapan lo hubungan jarak jauh?"

"Sama Lisa Blackpink, terus sama mantan gue Selena Gomez"

"Ngaco lo" Arga menoyor kepala Ajun.

Zero menyesal bertanya kepada temannya. Mereka ini mana pernah serius jika di tanya.

"Emang kenapa sih sama hubungan jarak jauh?"

"Iya, lo kan sama Aluna gak LDR"

"Gue cuma nanya"

"Ya kalo menurut gue sih ya, gak ada yang bisa bertahan di dalam hubungan seperti itu. Bagaimanapun, salah satu dari mereka ada yang berpaling" ucap Arga.

"Tumben lo?"

"Kenapa?"

"Omongan lo ada benernya" Arga menoyor kepala Ajun lagi.

"Lama-lama gue bego nih lo toyor mulu"

"Mulut lo minta gue jepit"

"Ih sewot"

Zero diam, apa iya hubungannya dengan Aluna tidak berujung bahagia? Apa iya? perasaannya yang sudah lama ia pendam bertahun-tahun, dan sekarang sudah mendapatkan balasan. Tapi berujung tak sesuai dengan harapan.

Zero bimbang harus bagaimana, sekuat apapun dia menyembunyikan hal ini. Aluna akan marah juga jika Zero tidak bercerita dan berusaha menyembunyikannya. Akan tetapi, dia belum siap menerima jika Aluna tau hal ini dan menolak hubungan jarak jauh.

*****

Hallooo halllooo bandoonggg... huhu updatenya tengah malem nih :( maaf ya kalo ada typo. Votmennya woy!!!

A & ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang