25

1K 51 2
                                    

Pernah berfikiran bahwa hidup ini membuatku linglung, bingung dan tak punya tujuan.

Lalu, suatu hari aku mendapatkan arahan. Bahwa hidup ini indah untuk dijalani Jika aku menggapai mimpiku yang tertunda. Dan membuat orang sekitarku bahagia.

-Aluna

**********

Pada akhirnya Aluna mendaftar untuk les sebelum dia selalu alasan saat di suruh. Entah itu sedang main skate bersama temannya, lelah pulang sekolah, dan alasan yang lain. Dan akhirnya mamanya jengah dan mengancam uang sakunya berkurang, dan akhirnya membuat dia langsung berangkat waktu itu juga dan di temani oleh Nindi.

Sebelum - sebelumnya Nindi dan Zero sudah mengingatkan Aluna untuk segera daftar les agar dia bisa lebih fokus belajar  ketimbang bermain.

Pernah suatu hari Nindi mengomel ngomel karena Aluna salah membawa mata pelajaran. Yang seharusnya dia membawa mata pelajaran hari Rabu dia malah membawa mata pelajaran hari Kamis. Dan pada akhirnya dia kena hukum lagi.

"Duh lun makanya lo les aja sana biar lebih fokus belajar ketimbang main"

"Justru itu nin"

"Apa?"

"Justru les itu mengganggu waktu main gue"

"Kebalik begoooo"

Begitupun dengan Zero, setiap bertemu dengan Aluna dia selalu mengingatkan dia untuk mendaftar les. "Kamu udah kelas 3, fokus belajar bukan main"

Hampir tiap hari Aluna mendengar perkataan itu, walaupun Zero sering mengajak Aluna belajar bersama di perpustakaan dan di rumah Aluna, akan tetapi tetap saja. Ibaratkan persenan, yang masuk ke dalam otaknya hanya 25% sedangkan sisanya hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Karena menurut Aluna, belajar yang sesungguhnya adalah saat dia sendirian bukan saat bersama orang lain. Saat dia belajar sendiri, dia lebih fokus belajar. Karena dari dulu saat dia les, dia tak pernah fokus untuk belajar, dia selalu menjaili temannya atau bertanya kepada guru les yang menerangkan, sebenernya dia sudah paham akan tetapi dia bertanya lagi, sampai membuat guru les itu kesal kepada Aluna.

Jika temannya yang lain menceletuk "Masa gitu aja gak mudeng sih"

Dia selalu menjawab "Emang kenapa? bukannya tadi gurunya bilang kalo kurang jelas suruh bertanya, ya gak pak?" Berdebat dengan Aluna memang tak ada kata habisnya. 

Setelah dia mendaftar les, Aluna dan Nindi mencari tempat makan untuk mengisi perutnya yang lapar.

"Nin, setelah lo lulus lo mau kuliah dimana?"

"Yang pastinya negri"

"Ya tau, maksudnya Universitas mana?"

"UGM kayanya"

"Widihhhhh mau jadi anak rantau?"

"Gak juga sih, gue pengen aja belajar lebih mandiri. Bukannya gue di sini sama rantau sama aja ya?"

"Apanya sama?"

"Berasa jadi anak kost, mama papa gue kan gila kerja, mereka kaya lupa kalo punya anak, gue selalu sendirian di rumah. Jadi, keputusan gue buat rantau kayanya sama aja pas gue berada di sini" wajah Nindi sedikit muram, dia paling benci jika melihat teman cewek satu-satunya itu sedih.

 Ya mungkin sifat mereka hampir sama, jadi membuat Aluna paham betul sikap Nindi yang berusaha kuat di luar tapi dalamnya rapuh.

Pletak! "Aduh sakit bego" Aluna menjitak kepala Nindi untuk menyadarkan lamunan Nindi.

A & ZWhere stories live. Discover now