📒 01 ✏ Goodbye City of Dreaming Spires ✏

Mulai dari awal
                                    

Kini mereka telah berada di halaman St. Peter's Basilica, sebuah gereja katholik paling besar. Gereja yang memiliki kubah yang menjadi peristirahatan terakhir Santo Petrus tepatnya di bawah altar utama dan beberapa paus lain juga dikubur di dalam dan di bawah basilika.

"Dad, what's the meaning of Paus?" lagi-lagi Hawwaiz bertanya. Selama ini yang dia ketahui memang Paus itu adalah orang yang memimpin peribadatan umat katholik.

"Paus itu seperti imam untuk kita bagi kaum nasrani." Jawab Ibnu.

"Seperti khalifah?" tanya Almira kemudian.

"Ya, bisa jadi seperti itu." Jawab Ibnu.

Menikmati pemandangan indah di Roma seharian hingga akhirnya mereka melanjutkan perjalanan ke Perancis. Menikmati indahnya sore di Menara Eiffel hingga jadi saksi senja meluruh disana berganti malam.

"Alhamdulillah akhirnya sampai juga kembali ke Inggris. Lusa kita kembali berarti besok bisa kita habiskan di kota menara-menara mimpi ini ya Dad?" tanya Ayyana kepada daddynya.

Kali ini untuk dua malam Ibnu memilih untuk bermalam di hotel. Karena apartment yang mereka sewa kemarin telah habis masa pakainya.

"Tentu, bang Hafizh pasti sangat senang menjadi pemandu wisatanya." Jawab Hafizh. Tidak ada yang tidak berbahagia. Beruntunglah ketiga adiknya sedang liburan panjang sekolah jadi mereka sangat menikmati liburan panjang mereka dengan berkeliling Eropa, meski hanya sehari singgah sehari berpindah.

Karena sebelum mereka berenam keliling ke beberapa negara di Eropa sudah terlebih dahulu keliling Oxford bersama Hanif dan juga Azza, maka hari ini Ibnu dan juga Qiyya meminta mereka untuk memperlihatkan seperti apa indahnya kota yang telah menjadi rumah kedua untuk sang putra.

"Karena disini warga muslimnya hanya minoritas 4% sedangkan nasraninya 60% maka kebanyakan yang dikunjungi juga gereja gereja terkenal. Christ Chruch Collage salah satunya, tempat shooting Harry Potter ini benar-benar membawa kita seperti berada di sekolah sihir Hogwarts. Nanti Daddy foto deh disana sama Bunda seperti Mas Hanif dan Kak Azza kemarin." Cerita Almira mengawali sesi guidancenya untuk Ibnu sedangkan Hafizh hanya tersenyum mengamini cerita adik kembarnya.

"Oh ya, emang mas Hanif sempat foto seperti apa?" tanya Qiyya yang mulai antusias mendengarkan cerita putrinya.

"Mas Hanif naik sapu Bun, seperti mau terbang. Sayangnya kan kak Azza sedang hamil jadi nggak bisa ikut lompat juga waktu di foto. Hanya pake topinya gryffindor." Jawab Ayyana.

"Wow bagus Bun, nanti kita foto model kaya prewed aja." Kata Ibnu.

"Eh iya Dad, foto daddy dan bunda yang di Tebing Jadih Bangkalan itu beneran foto prewed? masa mepet gitu pake pelukan dan ciuman segala si. Belum halal lagi." Tanya Ayyana kemudian.

Hafizh langsung tertawa mengingat kejadian itu. Dimana dulu dia yang masih TK A diberi penjelasan tentang arti bulan madu itu apa.

"Bang Hafizh kok malah senyum senyum si. Kan sudah ada dulu waktu foto daddy dan bunda itu. Kenapa nggak marah sama daddy?" sungut Almira.

Mendengar pertanyaan adiknya tawa Hafizh justru menggema. Foto itu diambil ketika daddy mereka sedang menjalankan tugas di Surabaya. Namun akhirnya akung Abdullah meminta putrinya supaya ikut serta. Perjalanan pertama setelah menikah namun foto itu tetaplah dianggap mereka sebagai foto prewed.

"Siapa bilang belum sah, de facto itu foto sebenarnya diambil setelah daddy dan bunda menikah." Kata Hafizh masih dengan senyumnya yang merekah.

"De jure, diakui sebagai foto prewed." Tambah Qiyya.

"Bunda bener-bener deh, terniat!!" kata Ayyana.

KAULAH KAMUKU [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang