Part 38

650 57 21
                                    


Ramainya kantin di jam istirahat pertama sama saja dengan jam istirahat kedua. Padahal masih pagi pukul setengah sepuluh. Belajar sambil duduk saja menguras tenaga, bagaimana kalau belajar sambil lari-lari?

Kali ini di meja agak pojok, Bryan duduk sendiri. Sebelumnya dia ditemani oleh Karyud dan Ervin, tapi mereka berdua diusir Bryan. Dengan alasan dia pengin sendiri. Hello, kantin seramai itu dia pengin sendiri? Kau kira kantin embahmu!

Bryan menatap sekitar, berharap bertemu Chila. Bukan Putra apalagi Cethrine.

Bodohnya Bryan, harusnya dia datang ke kelas Chila, bukan malah menunggunya di kantin.

Tapi Bryan menyesal, telah mendongakan kepala tinggi-tinggi. Bukan Chila yang mendapati dirinya, justru malah Rafly.

Tapi kerennya, di belakang Rafly telah berjalan dua orang.

"Ebuset udah disini aje, sejak kapan?" tanya Rafly langsung duduk di depan Bryan.

"Sejak bapak gue nanam saham di sekolah ini" jawab Bryan seadanya.

Dua orang yang tadi berjalan di belakang Rafly, ikut duduk di sebelah Rafly.

Yang satu cantik dan satunya lagi macam orang bingung yang lahir di tengah hutan lalu urbanisasi ke kota.

"(Nam), Chila mana?" tanya Bryan pada (Nk) yang baru saja duduk.

"Gatau! Gue kira udah ke kantin, makanya gak gue samperin" jawab (Nk).

Aca, duduk di samping (Nk) memperhatikan (Nk), Rafly dan Bryan bergantian. Siapa kedua cowok ini bagi (Nk)?

"Dia belum kesini anjir" bingung Bryan.

"Lo siapanya (Nk)?"

Bryan baru sadar jika Rafly datang dan dibuntuti oleh Aca dan (Nk). Rasanya pengin memukul lengan Aca karena sudah lama pergi dan tiba-tiba kembali.

"Gak lucu! Gausah pura-pura lo!" gertak Bryan.

"Pura-pura?"

"Gausah muna Ca! Lo pura-pura gak inget kan?" entah ada badai apa Bryan jadi tersulut emosi begini.

"Bryan stop! Gak ada gunanya lo marah-marah sama Aca!" bela (Nk) pada Aca.

Bryan mendecih. Dia tidak bisa menerima begitu saja jika Aca itu lupa ingatan. Aca malah terlihat baik-baik saja.

Tidak ada kalimat lagi yang keluar dari mulut Bryan, Rafly, Aca maupun (Nk). Rafly ternyata lebih memiliki inisiatif untuk memesan makanan dan minuman tanpa menanyai mereka.

Tidak lama Rafly datang sambil membawa satu nampan berisi empat mangkok bakso. Dan di belakang Rafly diikuti oleh seorang pelayan kantin yang membantu Rafly membawakan empat gelas es teh manis.

"Sorry gue samain pesenannya, keburu laper nunggu lo semua bacot!" kata Rafly sambil memberikan mangkok-mangkok bakso pada Bryan, Aca dan (Nk) pun dengan minumnya.

"Lagian si Bryan sensi banget!" ketus (Nk) dan hanya ditatap datar oleh Bryan.

"Gak bakal gitu kalo gak lagi ada masalah" ucap Rafly sambil menuangkan saos, sambal dan kecap pada mangkok baksonya.

"Masalah apa? Soal Chila kenapa gak ke kantin?" terka (Nk) pada pertanyaan tidak masuk diakal.

"Bu...."

"Kenalin gue sama sebelah lo itu dulu" ucap Bryan menatap Aca dan (Nk) bergantian.

(Nk) tersentak. Padahal waktu itu Bryan adalah orang yang paling tidak percaya jika Aca itu amnesia. Tapi angin baik kali ini sedikit membuat (Nk) berharap Bryan tidak akan berkata kasar atau menanyakan suatu hal yang menyudutkan Aca.

RETURNWhere stories live. Discover now