Part 27

688 65 10
                                    


Bryan point of view

"Nebeng ya kak, gue gak bawa motor hehe"

Dua meter dari gue berdiri sama Chila. Emang sengaja, karena gue yang mau. Awalnya gue gak mau apa yang gue omongin sama Chila bakal didenger sama (Nk). Makanya gue sama Chila agak menggeser posisi berdiri kami.

Pas gue denger ada satu lagi cewek yang dateng dan ngomong sama Dini, ya Dini cewek incaran Zayn, gue tahu itu. Gue kaget! Dia kenal Dini ternyata.

Tapi gue mikir, untung Dini gak begitu kenal (Nk) dan baru kali ini ketemu.

Cewek itu, kenapa harus kenal sama Dini? Dengan Dini yang ada kaitannya sama Zayn, begitupun Zayn sama (Nk).

Gue emang gak kenal dia, tapi Aca! Dia kenal sama Aca!

Sekarang, (Nk) udah lihat langsung cewek itu. Cewek yang pernah dia lihat satu video dengan Aca. Gue yakin, (Nk) gak terima!

Sialnya, gue kasihan sama (Nk). Mukanya tidak sesejuk tadi pas pertama gue nyamperin Chila.

Gue pengin nyamperin dia dan bawa dia kabur dari sana. Gue gak mau dia lebih kenal sama wajah tuh cewek, tapi masalahnya, gue belum selesai urusan sama Chila.

Gue cuma berharap, (Nk) tidak akan pernah mau kepo sama tuh cewek.

Tapi gue gak yakin!

Sampai Dini dan cewek itu pergi pun, gue bisa lihat (Nk) sedih dan entah apalagi itu.

Dan karena itu, gue akhiri urusan gue sama Chila. Gue suruh Chila ngajakin (Nk) pulang.

Dan gue, pergi nyamperin Aca!

Bryan point of view , off

Bryan beradu kecepatan dengan beberapa kendaraan lain. Tidak peduli macet atau panas. Dia cuma ingin segera menemui Aca.

Bukan hal penting baginya, tapi Aca harus tahu ini.

Dia rela membiarkan Chila meragu karena belum selesai ngobrol, Bryan malah menyuruh dirinya mengajak (Nk) pulang.

Tak lama, sampailah Bryan di sebuah tempat makan cukup keren.

Memang, Aca ada disana dan tidak sendiri pastinya.

Bryan langsung menyerobot masuk setelah memarkirkan motornya.

brugh!!

Rafly menatap kedatangan Bryan yang tiba-tiba langsung menjatuhkan asal bokongnya. Untung kursi yang dia duduki lumayan beralaskan busa empuk.

Di dekatnya ada Putra. Karena dia fokus menatap Hp, dengan cekatan Bryan mengambil minum Putra.

slurrpp ahh

Habis! Tanpa sepengetahuan Putra.

Bryan mengamati mereka secara bergantian. Revo, Rafly, Aca dan Putra. Mengapa disaat kumpul begini mereka lebih asik memandangi benda mati bernama Hp? Padahal gibah bisa bikin lupa hari.

"Ca, (Nk) udah ketemu sama cewek sepervideonan sama lo itu!" kesal, beginilah Bryan langsung to the point.

Aca melirik Bryan. "Sepervideonan?" ulang Aca pada kata itu.

"Bego! Yang satu video sama lo, inget?"

"(Nk) perasaan"

"Kakak kelas!" jawab Putra, Revo dan Rafly. Karena saking polosnya Aca pura-pura lupa.

Bryan lega sekarang, akhirnya mereka bertiga mau membantu Bryan tanpa diminta.

"Huh! Ya gue harus gimana? Toh kita satu sekolah. Waktu gue diputusin (Nk) aja mau deketin tuh cewek susah, sok jual mahal doang. Ya gue pengin balik lah sama (Nk), kan gue nyesel"

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang