Part 16

839 69 11
                                    

¤

"Makasih" ucap Naya saat dia sudah turun dari motor (Nk) dan di depan rumahnya.

"Sama-sama Nay, gue pulang ya!" pamit (Nk) pada Naya. Tapi sesuatu terlintas dalam benak Naya.

"Tunggu!" cegah Naya pada (Nk) yang akan menyalakan mesin motornya itu.

"Kenapa?"

"Gue mau ngomong sama lo, bisa?"

"Hm ngomong aja gapapa"

"Ikut gue yuk, motor lo taruh halaman rumah gue aja!"

(Nk) agak bingung dengan sesuatu yang sepertinya akan Naya katakan ini. Seperti hal penting.

Tanpa pikir panjang juga, (Nk) mengiyakan permintaan Naya, memarkirkan motornya di halaman rumah Naya lalu pergi bersama Naya.

Ternyata Naya mengajak (Nk) ke sebuah taman tak jauh dari rumah Naya.

Disana Naya mengajak (Nk) duduk pada salah satu bangku yang dirasa cukup higienis untuk mereka berdua duduki. Setidaknya jauh lah ya dari kotoran ayam.

Tak tahu mengapa tiba-tiba rasa takut menyelinap masuk ke dalam hati (Nk). Pikiran dia juga melayang pada kejadian saat dia ingin membantu Chila dulu.

(Nk) takut jika Naya akan melakukan hal yang sama sekarang. Siapa yang akan dia mintai bantuan, sedang di taman itu suasana cukup sepi.

"Ke-kenapa ya Nay?" tanya (Nk) hati-hati. Jujur hatinya lumayan berdebar disana.

Naya menatap (Nk), seperti tatapan bertanya. Kemudian Naya menunduk malah terkesan seperti orang sedang punya masalah.

"Gue mau minta maaf" satu kalimat itu refleks Naya ucapkan setelah dia menunduk.

"Maaf buat kejadian waktu itu" sekarang barulah Naya mau menatap (Nk).

"Harusnya gue gak nyerang lo kaya gitu" sambung Naya.

(Nk) tersenyum, diraihlah salah satu tangan Naya. "Gue udah maafin sebelum lo minta maaf. Gue juga salah Nay!".

"Lo gak salah, gue yang terlalu berlebihan"

"Lo pantes kok Nay bersikap gitu sama seseorang. Gue tau lo gak terima pas tau Putra deket sama cewek lain"

Naya terdiam. Dia mengingat hal demi hal dengan apa yang terjadi dengan Putra di belakang Naya. Tapi sayang Naya tahu.

Padahal kenyataannya Naya sendiri belum paham. Dan saat Putra ingin menjelaskan, Naya terlanjur menolak.

"Lo sama Putra deket banget ya?" tanya Naya.

"Awalnya biasa aja tapi karena dia temen kakak gue juga dan sering main ke rumah karena kakak gue, ya gue sama dia keliatan deket gitu" jelas (Nk). Penjelasan ini sama persis dengan penjelasan Putra yang sempat diucapkan pada Naya dulu.

"Kok bisa temenan sama kakak lo?"

"Gak tau! Tapi katanya karena kak Zaki sih"

"Kak Zaki kakak kelas kita?"

"Iya.."

"Kakak lo sekolah di tempat kita juga?"

"Dia udah alumni"

"Ohh.."

Naya mengerti sekarang. Benar juga jika Putra punya banyak teman yang gak seangkatan dengan dia.

Tapi sesuatu yang janggal ternyata juga melintas di kepala Naya. Ini soal Chila.

"Hm kalo Chila kok bisa kenal Putra?" ini mungkin saatnya Naya tahu semua hal.

RETURNWhere stories live. Discover now