Part 14

816 76 11
                                    


Tunggu aku , aku akan datang ~

¤

SMA Paradigma pagi ini terlihat begitu sepi. Beberapa sudah ada yang menuju lokasi pertandingan basket hari ini. Padahal pertandingan masih akan dilaksanakan pukul delapan.

Rafi nampak berjalan sendirian. Melintasi tengah lapangan yang akan dia tapaki untuk menuju parkiran.

"Rafi.." panggil seseorang dari arah kejauhan.

Rafi menoleh, mencoba menemukan seseorang yang memanggil namanya barusan.

Seketika senyumnya mengembang, kala seorang gadis cantik menghampiri dirinya.

"Raf.."

"Ajeng! Kenapa?" Rafi kikuk seketika.

"Hm.. semangat ya, semoga menang" kata Ajeng yang kemudian dibalas anggukan oleh Rafi.

Tanpa ada yang tahu, jika dua hati insan muda ini sedang merasakan adanya bunga-bunga bermekaran indah dalah hatinya.

Semoga bukan cuma hari ini saja mereka merasakan sensasi itu.

"Lo juga, sukses ya" kata Rafi. Mereka pun sama-sama saling melempar senyuman.

"Kesana bareng siapa?" tanya Rafi. Berusaha memulai aksi tanpa keempat teman kampretnya itu ada, adalah waktu yang berharga.

"Bareng satu tim kok"

Oke, Rafi mengerti. Dan dia gagal memulai usahanya.

"Yaudah, gue duluan ya!" kata Rafi sedikit menyesal.

"Hm gue ikut ke depan ya, soalnya pada nunggu di depan"

Rafi mengangguk dan akhirnya mereka pun berjalan beriringan. Rafi menuju parkiran dan Ajeng menuju teman-teman satu timnya yang menunggu di dekat pos satpam sekolah.

♧♧♧

ting

(Namakamu) mulai membuka pesan masuk dalam ponselnya tersebut. Kondisi sekolah yang agak sepi membuatnya enggan buat buru-buru masuk kelas.

Di kelas juga dia tidak akan menemukan Chila. Ya, Chila dan timnya tengah mensuport tim basket sekolah di pertandingan kali ini.

Fashaa : aku pengin kamu dateng, liat aku main basket hari ini

Susah payah (namakamu) mencerna kata per kata dari chat Aca. Aku kamu? Dan dia minta (namakamu) untuk melihatnya tanding basket hari ini.

Seperti tak ada kata yang bisa (namakamu) rangkai guna membalas chat dari Aca.

ting

Fashaa : pertandingan mulai jam 8, ini kurang sepuluh menit, dateng ya!

Matanya sudah agak berair sekarang. Dia benar-benar tak mampu membalas pesan Aca.

Surat dari Aca semalam juga sudah memberantakan seluruh hati dan isi otaknya. Satu jam menangis, mungkin ada. Tapi dia menolak kesedihan dengan cucuran air mata.

(Namakamu) tak mau ambil pusing lagi. Dia harus melakukan sesuatu.

♧♧♧

'Tunggu aku, aku akan datang!'

Sepanjang koridor dia pijaki dengan keras. Nafas yang terburu telah menjadi saksi bisu perjuangannya kali ini.

Keringat bercucuran itu juga jadi saksi bahwa berjuang memang melelahkan.

Sampai akhirnya (namakamu) sudah masuk dalam kelasnya. Dia langsung menyerbu seseorang di kelas itu.

"Salma.. gue nitip surat izin ya!" kata (namakamu) lalu ditatap aneh oleh Salma.

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang