Part 8

959 59 4
                                    




"Serius banget"

(Namakamu) langsung menoleh pada seseorang yang entah sudah berapa jam berdiri di sampingnya itu.

Gayanya agak sombong, lengan kananya ia senderkan di dinding dan kedua tangannya bersedakep di dada. Dia juga tersenyum pada (namakamu).

"Lo gak pulang? Hujannya udah reda tuh" tunjuknya pada arah lapangan dengan dagu yang ia majukan.

"Tumben sendirian?"

Satu pertanyaan belum terjawab sudah disusul pertanyaan lain. Seketika (namakamu) kikuk atas kehadiran orang ini.

"Gak kok, bertiga" jawab (namakamu) asal.

"Yang dua mana?" dengan bodohnya dia bertanya dan percaya akan jawaban (namakamu).

"Gue, lo dan satunya di samping lo"

Aca menoleh kanan kirinya, depan belakang. Dia tak melihat siapa-siapa. Apa jangan-jangan (namakamu) bisa melihat makhluk ghaib sekalipun?

Ada sebuah senyum yang ingin  (namakamu) tunjukkan, tapi suasana hatinya seperti mengelak.

"Hm, cuma ada kita. Bahkan sekolah udah sepi!"

(Namakamu) menoleh menatap sekolahan itu. Benar saja, keramaian mulai surut dan kini berganti sepi.

Ia jadi ingat kata 'kita' barusan. Apa Aca tidak mengerti, hanya karena kata itu sungguh mengingatkan dirinya akan dulu?

"Lo mau pulang kapan?"

Jangan sampai Aca menawarinya boncengan atau, memaksanya ikut pulang dengannya. Ini bukan yang (namakamu) inginkan.

"G-gue..."

Ada sesak tiba-tiba timbul. Kata 'gue' terdengar aneh untuk (namakamu) ucapkan pada Aca. Tapi bila memakai kata 'kamu' agak gimana juga.

"Ah sialan ya lo! Gue udah muter-muter nyariin lo di sekolah ternyata malah asik berduaan disini! Chat gue gak lo bales lagi! Pokoknya gue gak terima, abis ini lo harus gantiin rasa capek gue, titik!"

Kedatangan Chila pada akhirnya menyelamatkan (namakamu) di situasi tak mengenakan ini.

(Namakamu) menghembus nafas lega. Kalau boleh dia ingin langsung menarik tangan Chila pergi dari sana.

Wajah Chila sudah memerah tanda ia kelelahan. Padahal tadi dia duluan yang ninggalin (namakamu) di kelas.

"Balik yuk!" ajak Chila.

"Tapi..."

"Ca gue duluan ya! Makasih udah nemenin dia disini! Pulang ati-ati, bye!"

Chila sok akrab dengan Aca. Dia pun pergi dengan menarik paksa tangan (namakamu).

Aca lalu menatap gamang sekitar, sepi lalu dia beranjak dan segera pulang.

♧♧♧

Di McD, rombongan lima cowok keren, cakep, ganteng, kece badai itu menghabiskan sisa waktu mereka sebelum sore menjemput.

RETURNWhere stories live. Discover now