not intention

1.3K 83 10
                                    

I searched for peace and found you.
Isn't that something.

. . .

____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________

"El!" Panggilnya, yang terus mengejar gadis itu.

Ella berbalik, mendapati pria yang tingginya lebih pendek dari pada dirinya, dengan raut wajah masam dan berkeringat peluh. "Ada apa?"

"Lo dipanggil gak nyahut-nyahut, capek gue!" Nafasnya tampak tak teratur, mungkin habis melakukan aktifitas berat.

"Gue ngejar lo, tau! Dari tadi, budek kali lo ye. Gak liat lemak gue yang numpang ini di badan, berat cuy!" Rian menunduk, menumpu tangannya pada kedua lututnya.

Ella menyerngit, "Masa sih? Oh, ternyata beneran ada yang manggil aku. Ya maaf, kiraiin salah denger."

Saat ini waktunya pulang, seluruh siswa/i berkeluaran dari kelas. Dengan suasana ramai dan berdesakan, membuat Ella tidak begitu ngeh dengan panggilan Rian.

"Udah deh skip aja. Lo ikut gue ke kantin yuk," Baru saja Ella ingin berbicara, Rian sudah langsung saja menarik Ella pergi.

Di kantin, Ella dan Rian duduk berhadapan. "Biar gak tegang amat suasananya, gue mesen ya." Rian memesan segelas jus, lalu menawarkan pada Ella dan ia menolaknya.

Ella yang hanya memperhatikan Rian sedari tadi menikmati jus jeruknya, akhirnya buka suara. "Cerita Yan. Ada apa nih, tumben."

"Yaelah sabar napa, badan gue juga butuh direfresh gak handphone doang," Rian dengan songongnya masih saja. Ella hanya mendelik, aduh kapan pria di depannya ini bisa bersikap dewasa.

Sedotan terakhir, dan jus itu habis. Akhirnya rasa dahaga Rian berangsur lega, yang sudah tergantikan dengan rasa segar jus buatan mbak Eva langganannya di kantin.

"Ngeselin lama-lama, Yan. Kalo gak ada apa-apa, aku pulang nih." Ella bangkit, sekedar gertakan halus saja.

"Eittt. A a a." Rian menahan Ella, "no way, baby. Duduk." Tambahnya lagi, dengan gaya bicara khasnya centil yang mengimbangi kakak kelas sorotan sekolah mereka.

Cukup luar biasa, Rian.

Ella kembali duduk, "Kamu, sih. Makanya ada apa?"

"Gue tadi keringat-keringat mon maap ye, abis dijemur sama Pak Harto tadi. Kurang mengenakkan pandangan elo deh pasti." Masih sempat-sempatnya ia berbasa-basi, Ella sudah penasaran sekali.

"Rian cantique. Buruan ya ceritaiin, Ella bosen nungguinnya," jawab Ella berusaha bersabar dengan tingkah manusia di depannya ini.

ELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang