Jalan Baru

36.6K 1.1K 76
                                    

Reva tertidur di kursi sofa setelah ia menangis meratapi nasibnya hingga matanya lelah. Tepukan pada pundaknya pun terasa membuat ia terbangun.

"Nona, anda harus makan. Karena 15 menit lagi anda harus berangkat ke bandara. Makanan sudah saya siapkan" ucap pelayan di villa ini.

"Ah... Iya, terimakasih"

Reva sebenarnya enggan untuk makan. Namun perutnya sangat lapar sekali. Ia pun terpaksa makan karena tak mau dirinya sakit untuk perjalanan yang jauh ke Amerika.

Selesai makan, ada seorang berjas hitam menghampirinya di meja makan.

"Nona, mari kita berangkat ke bandara sebelum kita terlambat"

"Tunggu!!! Bagaimana dengan ibuku?"

"Ibu anda sudah di rawat di rumah sakit Amerika sejak semalam"

"Apa?? Benarkah?"

"Iya, nyonya Shanti sendiri yang mengurusnya"

"Baiklah. Ayo berangkat"

Reva dan petugas yang dikirim Shanti pun pergi ke bandara. Meskipun sikap Shanti kepada Reva tak cukup baik. Setidaknya orang-orang suruhan Shanti sangat ramah dan menghormatinya.

Reva sudah sampai di bandara. Tidak disangka-sangka ternyata Shanti sudah menunggu disana. Mungkin untuk menyampaikan pesan terakhirnya. Bukan berarti Shanti mau mati lho yaaa...

"Reva..."

"Iya nyonya" Reva memberi salam pada Shanti dengan menunduk.

"Ini Mala, dia yang akan menemanimu disana. Kamu kan disana tidak ada kenalan. Dia juga akan membantumu berkomunikasi. Kamu bisa belajar bahasa inggris dengannya"

"Terimakasih nyonya" Reva memang benar-benar sesuatu. Hidupnya sudah ditekan seperti itu oleh Shanti masih bisa-bisanya dia mengucap kata terimakasih kepada Shanti.

Shanti memandang ke Mala seakan mengucapkan sesuatu lewat matanya membuat Mala langsung mengerti dan mengangguk.

"Nona Reva, perkenalkan saya Mala. Saya akan menemani anda selama di Amerika"

"I..i..iya..." Reva menjadi tak enak karena Mala sangat sopan padahal usianya mungkin lebih tua darinya.

"Baiklah... Bergegaslah. Kalian akan terlambat" ucap Shanti yang langsung berlalu meninggalkan Reva dan Mala.

"Mari nona"

"Panggil saja Reva. Jangan terlalu kaku begitu" ucap Reva tak enak.

"Baiklah" ucap Mala tersenyum.

Di sisi lain. Daniel baru terbangun dari tidurnya. Badannya sangat sakit semua akibat pertempuran semalamnya dengan Reva. Ia pun tersenyum saat mengingat malamnya dengan Reva. Namun senyumnya hilang saat ia tak menemukan Reva disampingnya.

"Reva!!! Kamu dimana?" Daniel langsung panik. Ia pun pergi ke kamar mandi, namun tak menemukan Reva.

"Reva... Kamu dimana???"

Daniel langsung mengambil gagang telpon yang ada dikamar hotel dan menekan nomor Reva yang sudah ia hafal bahkan sebelum mereka saling bertemu (inilah yang mengakibatkan terjadi salah nomor dan phonesex salah pasangan).

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau...

Setelah mendengar suara operator Daniel langsung menutup dan mencoba menelponnya lagi. Namun hasilnya tetap sama. Bukan suara Reva yang ia dengar tapi justru malah suara mbak-mbak operator.

"Haah.. Reva..kamu dimana??"

Daniel bingung dan duduk untuk memikirkan kemana kira-kira Reva pergi. Lalu terbesitlah suatu tempat. Ya... Rumah sakit. Tempat dimana ibunya dirawat.

My Boss My Phonesex PartnerWhere stories live. Discover now