Teman Curhat

135K 3.2K 29
                                    

"Selamat pagi pak direktur" suara Reva membuat Daniel membuka mata. Terlihatlah sosok gadis tanpa make up pakai kaos longgar dengan celana pendek sepaha sedang berdiri melipat tangan di dekat jendela. Seketika, Daniel pun berteriak karena terkejut.

"WHUUUAAA!!!!! ngapain kamu ada disini???!!"

"Pak direktur yang saya hormati, anda sekarang sedang berada di istana saya" ucap Reva sopan bak pelayan istana.

"Apah??!!" Daniel langsung melihat sekeliling dan sadar kalau dia bukan di kamarnya.

"Kenapa aku bisa ada disini?"

"Pak direktur tidak ingat apa-apa?" ucap Reva dengan gaya polos yang di buat-buatnya. Daniel pun hanya menggeleng.

"Kalau pengen tau, sebaiknya pak direktur mandi dulu. Saya tunggu bapak di luar" Reva tersenyum manis dan pergi meninggalkan Daniel di kamar.

Setelah Daniel selesai mandi, ia menuju depan TV yang menjadi ruang favorit Reva.

"Pak direktur sarapan dulu gih" ucap Reva menyodorkan semangkok bubur.

"Kamu gak naruh racun atau bius dan semacamnya kan??"

"Pak direktur yang terhormat, kalau saya menaruh racun di situ, saya akan membuatkan surat wasiat untuk bapak dulu biar saya bisa jadi karyawan tetap di perusahaan bapak selamanya"

"Hah.. Yang benar saja.. Kamu meracuniku dan hanya ingin menjadi karyawan tetap di perusahaanku??" ucap Daniel dengan remeh.

"Kenapa?? Aku bukan orang yang serakah.." ucap Reva mengalihkan pandangannya.

"Dasar tidak sopan" ucap Daniel lirih namun Reva mendengarnya.

"Apa??! Sopan?? Pak direktur, ini rumah saya. Saya kalau di rumah adalah tuan putri. Jadi pak direktur yang harus menghormati tuan putri" ucap Reva dengan bangga.

"Huh.. Tuan putri apanya?"

"Oh iya.. Pak direktur belum mengucapkan terimakasih kepada saya"

"Kenapa?"

"Pak direktur, kalau semalam saya tidak menolong pak direktur, pak direktur akan di lempar ke pinggir jalan sama petugas club"

"Club??!! Aah.. Iya aku ingat, semalam aku pergi ke club" ucapnya sambil memegang kapalanya yang pusing akibat mabuk semalam.

"Lagian baru jam 7 juga udah mabuk berat"

"Bukan urusanmu, trus ngapain kamu pergi ke club"

"Ha??!! Aku.. Aku.. Aku menemui temanku, lagian terserah aku dong mau ngapain di sana" ucap Reva sedikit bingung.

"Oke.. Oke.. Terimakasih karena sudah membantuku"

"Tunggu, bapak gak pakai sikat gigiku kaaan??"

"Hmm??? Eee..  Emm......" Daniel bingung menjawab.

"Hmmm???!!!"

"Aku, aku belum.. Sikat gigi"

"Apa??!! Hii.. Jorok!!!"

"Ya kamu belikan aku sikat gigi dong" ucap pak direktur dengan nada malu.

Tanpa banyak bicara Reva beranjak pergi dan terus menatap Daniel dengan tatapan tajam yang menunjukkan kekesalan.
Saat Reva keluar membeli sikat gigi, Daniel membuka HP dan melihat log panggilannya. Panggilan terakhirnya adalah Reva. Ia pun menelpon Reva.

Saat Reva berjalan ke supermarket HP nya pun berdering.
"Haah.. Daniel, gimana ini?"

Reva mengangkat pelan-pelan.

My Boss My Phonesex PartnerWhere stories live. Discover now