Kencan

89.3K 2K 20
                                    

Sesuai janjinya, Daniel kembali ke rumah sakit untuk menjaga Reva. Saat Daniel tiba, Reva sedang tertidur. Ia pun memandangi Reva sambil tersenyum lalu mengusap lembut rambut Reva.

Pagi hari, saat Reva membuka mata, ia menemukan bosnya yang tertidur di samping ranjangnya dalam posisi duduk.

"Apa dia semalaman tidur dalam posisi seperti ini?" ucap Reva, lalu ia memandangi wajah bosnya dan tanpa sadar ia tersenyum. Saat Reva asyik memandang wajah kekasih sekaligus bosnya itu, tiba-tiba Daniel terbangun.

"Oh.. Reva, kamu sudah bangun. Aaah" ucap Daniel sambil menahan rasa sakit di pinggangnya karena posisi tidurnya yang tidak benar.

"Kamu gak papa? Sakiit?"

"Aku gapapa. Aku ke kamar mandi dulu" Daniel meninggalkan Reva. Reva pun tersenyum melihat Daniel yang sedikit salting.

Setelah dari kamar mandi, Daniel kembali dengan wajah yang lebih segar.

"Kapan aku boleh pulang? Aku sudah gak sakit" ucap Reva.

"Nanti akan ku tanyakan pada dokter" ucap Daniel.

Setelah mendapat persetujuan dari dokter akhirnya Reva pun pulang. Tentu saja Daniel yang mengantarnya pulang.

Saat tiba di rumah Reva, Daniel mengantar Reva ke kamar.

"Aku di depan TV saja"

"Tidak, kamu harus istirahat di kamar"

"Istirahat di depan TV juga bisa. Kan ada sofa"

"Gak bisa, tidur di sofa itu gak nyaman dan aku sudah mengalaminya"

"Kata siapa? Aku kemarin lihat kamu tidur dengan nyenyak"

"Sudahlah, menurut apa kataku atau kamu akan aku gendong"

"Tidak, tidak perlu. Aku akan berjalan sendiri" Reva pun akhirnya masuk kamar di ikuti Daniel. Daniel pun membantu Reva membuka jendela dan tirai kamar agar terang dan udara bersih di pagi hari bisa masuk ke kamar Reva.

Reva masih duduk di pinggir ranjang. Ia menatap Daniel. Setelah Daniel menyelesaikan aktivitasnya, ia menghampiri Reva.

"Kenapa kamu terus memandangku?"

"Tidak, aku tidak memandangmu" ucap Reva mengalihkan pandangannya.

"Aih..aku tahu" ucap Daniel menggoda Reva. Reva pun tersenyum malu dan tiba-tiba menunduk.

"Kenapa? Ada apa?" ucap Daniel yang merasa suasana tiba-tiba berubah.

"Aku... Aku rasanya gak percaya kalau pacarku ternyata pak direktur"

"Aku pun juga gak percaya Reva, kalau pacarku adalah kamu"

"Bagiku, pak direktur adalah bintang di langit yang akan sulit di gapai, bahkan saat aku menghampiri, jaraknya akan tetap jauh meskipun aku telah mendekat"

"Ssstt... Reva... Sekarang aku ada di depanmu. Bintang yang kau anggap tidak mungkin kau gapai itu sekarang ada di genggamanmu" ucap Daniel sambil memegang kedua pipi Reva.

Reva hanya mengangguk dan matanya terlihat berbinar, saking senengnya dia seperti akan menangis. Bahkan sebutir air mata lolos dari mata Reva. Daniel pun mengusapnya dan selanjutnya ia mengecup bibir Reva. Reva yang awalnya terkejut, perlahan mulai memejamkan mata. Merasa tak ada perlawanan dari Reva, Daniel pun mulai melumat bibir Reva dengan lembut. Dan Reva pun juga mulai menerima ciuman Daniel, ia membuka mulutnya dan membalas ciuman Daniel. Tangannya memegang erat tangan Daniel yang sedang menangkup pipinya.

Ketika mereka mulai kehabisan nafas mereka melepas ciuman dan mengambil nafas di tengah-tengahnya. 2 detik kemudian Daniel mencium bibir Reva lagi dengan lebih agresif, Reva pun juga mengimbangi permainan mulut Daniel. Perlahan Daniel mendorong tubuh Reva untuk tidur di ranjang dan sedikit menindihnya. Ciuman masih berlanjut, bahkan Reva mengalungkan tangannya pada leher Daniel. Kini lidah mereka mulai bersilat. Saling mengabsen gigi. Tiba-tiba ciuman Daniel merambat ke leher Reva dan berhasil membuat Reva mendesah karena geli.

My Boss My Phonesex PartnerKde žijí příběhy. Začni objevovat