Part 25 - Fools

26.3K 2K 149
                                    

ATTENTION!
Cerita ini adalah draft pertama
Jadi typo dan teman-temannya pasti ada ya, gaess!
Pertama kali dipublish pada Juni 2019 dan di republish pada April 2021
****

Nih nih.. akuh update lagi.
Vote dan komen jangan lupa 😘
****

I don't want this night to end
It's closing time,
so leave with me again
You got all my love to spend,
Let's find a place where happiness begins
~Jonas Brothers - Only Human~
****

Amandha POV

Daniel sialaaaann! Rasanya aku ingin berteriak keras. Memakinya sepenuh hati, dan memukulnya sekuat tenaga. Harusnya aku, diriku yang memberi pelajaran kepada si pria angkuh ini. Harusnya dia.. yang sedang kelimpungan saat ini. Tapi kenapa harus aku lagi? Kenapa harus Didiet yang terkena imbasnya, ya Tuhan... .

Saat ini Daniel berada di dalam kamar mandi. Tak menyia-nyiakan kesempatan, aku pun segera menghubungi Didiet. Untunglah pada dering ketiga pria itu mengangkat panggilan telepon dariku.

"Hallo, Amandha." Sapa Didiet di seberang sana.

Ya Tuhan, mendengar suaranya membuat perasaanku terasa sedikit tenang.

"Hallo, Didiet.. aku lihat-"

"Ya, aku tahu!" Sela Didiet cepat. "Tak usah terlalu dipikirkan, Amandha." Ucapnya. "Kabar itu masih simpang siur, lagipula aku sudah menghubungi pengacaraku. Tenang saja." Jelasnya panjang lebar.

"Benarkah?" Tanyaku, memastikan.

"Benar, tuan puteri. Tenang saja." Ucap Didiet lagi. Suaranya terdengar begitu tenang. Bahkan, seperti diriku dapat melihat pria itu berkata dengan senyum yang mengembang sempurna diwajahnya.

Benarkah ini, benarkah semua yang diberitakan oleh media tak berimbas apa-apa untuk karir seorang Didiet Gunawan?

"Didiet, dirimu perlu tahu.. berita itu, sebenarnya.. Daniel turut andil." Ucapku jujur, walau terbata.

Terdengar lenguhan panjang diseberang sana.

"Maaf." Ucapku pelan.

"Hey, hey.. Amandha. Tenang, oke!" Didiet mulai menyemangatiku, membuatku mau tak mau terkekeh pelan. Ya Tuhan, seharusnya diriku yang menyemangati dirinya. Kenapa malah terbalik seperti ini?

"Tapi, aku merasa bersalah, Diet." Lirihku lagi. "Kamu tahu, aku hampir saja kena serangan jantung tadi saat Daniel mengatakan akan menghancurkan kariermu jika aku tetap melanjutkan kerjasama kita. Dia.. tidak mau aku kembali ke dunia modeling." Jelasku panjang lebar.

"Jadi?" Tanya Didiet. Nada suaranya seakan menantang. Membuatku bingung.

"Ma.. maksudmu?" Tanyaku penasaran.

"Jadi, apa kita akan tetap dengan rencana kita?" Didiet tetap penasaran.

"Tapi, tapi bagaimana karirmu, Didiet?" Aku terbata. "Daniel akan terus melaksanakan ancamannya untuk menghancurkan dirimu. Aku.. aku takut, Didiet. Aku tidak membahayakan karier cemerlangmu karena rencana gila kita." Ucapku frustasi.

"Amandha, chill... ." Kekeh Didiet. "Daniel boleh saja mengerahkan semua koneksinya. Tapi jangan lupa, koneksiku juga tak terbatas, sayang." Didietcberseru pongah. "Ingat, Adelia dan Darrel yang memintaku untuk masuk dalam permainan gila ini, beb. Jadi, tentu saja mereka akan menjamin keselamatanku, karirku." Jelasnya lagi.

"Benarkah?" Seruku. Sedikit dapat bernafas lega karena penjelasan yang Didiet berikan.

Ya Tuhan, terimakasih. Untunglah ada Darrel Lewis yang akan melindungi Didiet. Ya betul, Darrel dan Daniel bagaikan musuh bebuyutan. Darrel pasti tak akan suka jika karir Didiet, salah satu teman baiknya dihancurkan oleh si pria kutub itu. Apalagi Adelia yang begitu menggebu ingin membantu diriku mengalahkan ego Daniel sialan itu. Adelia juga pasti tak akan suka jika rencana kami berhenti ditengah jalan seperti ini. Jadi, benarkah aku harus tetap menjalankan rencana ini?

Cinta Tanpa Rencana (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang