Part 13 - Ngidam

29.8K 2.1K 73
                                    

Sudah tersedia versi cetak dan Ebook hanya di Google Playbook

Sudah tersedia versi cetak dan Ebook hanya di Google Playbook

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Votes dan komen jangan lupa

😍
***

You can't buy happiness,
but you can buy ice cream
and that is pretty much
the same thing.
~ Unknown ~
****

Amandha POV

Setelah bedrest selama 2 hari akhirnya diriku diijinkan untuk pulang. Sebelum pulang, dengan sopannya Dokter Elizabeth menyarankan kepada kami, aku dan Daniel maksudnya agar menahan dulu godaan untuk berhubungam seks. Setidaknya hingga satu minggu kedepan. Kami dapat melakukan apa saja, katanya. Yang penting jangan dulu berhubungan badan.

Daniel dengan entengnya mengangguk, mengiyakan semua ucapan Dokter Elizabeth namun tanpa tahu malu dirinya tetap bertanya ulang, memastikan bagaimana dengan make out atau foreplay, apakah diperbolehkan?

Sinting!

Sedangkan diriku, rasanya aku ingin menghilang saja dari ruangan ini detik ini juga karena tak kuat menahan malu.

Sepertinya aku tidak ingin mendatangi rumah sakit ini lagi. Tidak mau bertemu dengan Dokter Elizabeth lagi. Semua kejadian ini terlalu memalukan. Mau taruh dimana mukaku, Ya Tuhan!

"Kamu kenapa diam saja?" Tanya Daniel saat kami berdua sudah didalam mobil.

"Hmm, tidak apa." Jawabku malas.

"Lalu kenapa diam saja?" Tanyanya lagi. Tetap menuntut jawabanku. Sialnya hari ini pria ini tidak menyetir, dan aku harus terjebak di kursi belakang, duduk bersisian bersamanya.

"Amandha, tatap aku saat kita sedang bicara." Tuntutnya lagi. Satu tangannya menarik daguku. Memaksaku untuk menatapnya.

"Ada apa sih?" Dengusku, kutepis tangannya yang mengapit daguku. "Memangnya kenapa kalau aku diam saja? Aku masih lemas, tahu tidak?!" Balasku kesal.

"Bukan kesal karena kamu mau es krim?" Tanyanya. Satu alisnya naik, menatapku mengejek.

Kedua mataku memicing melihatnya. Sial. Ternyata pria ini masih ingat yang membuatku uring-uringan sedari pagi tadi.

Apakah aku sedang ngidam? Entahlah.. pastinya aku ingin makan ice cream. Chocolate ice cream, di pagi hari. Dan tentu saja pria disebelahku ini melarangnya pagi tadi.

"Kamu mancing keributan lagi ya? Mau bikin aku marah lagi? Jangan bahas ice cream kalau nggak mau beliin." Sahutku ketus.

"Aku akan belikan." Daniel menjawab cepat. Membuatku spontan melihatnya penuh tanda tanya.

"Sungguh?" Tanyaku. Menatapnya curiga. "Pasti ada udang dibalik batu, iya kan?" Tebakku lagi. Dan ya, pria brengsek ini mengangguk.

Sudah kuduga.

Cinta Tanpa Rencana (SELESAI)Where stories live. Discover now