part 6

96 10 4
                                        

"kenapa elo berubah pikiran?" Zandar menatap Elang dengan alis terangkat, mereka berdua sedang memilih cat yang bisa digunakan untuk mewarnai kaos.

"Maksud lo?" Elang mengalihkan atensinya dari ponsel pintarnya.

"Iya elo kan tadinya ogah banget ikutan kita" Zandar mengangkat bahunya. "Jangan bilang elo suka sama cewek bisu kemarin? Cantik sih tapi bisu bro" canda Zandar namun garing.

Zandar memang tidak pandai bercanda.

"Emang" sahut Elang cuek, pemuda itu kembali fokus pada ponselnya.

"Lo serius?" Zandar tersedak ludahnya sendiri saat mendengar jawaban enteng dari mulut Elang.

"Duarius" Elang masih menjawab dengan nada entengnya.

"Lo gila" teriak Zandar refleks, membuat pelanggan lain melihat kearah mereka, sebagian dari mereka menghela nafas kasar sebelum kembali sibuk dengan kegiatan mereka, dan sebagian lainnya sama sekali tidak memperdulikan mereka berdua.

"Gue normal, kalo gue gila enggak lulus tes kesehatan" Elang memutar bola matanya malas.

"Elo gila lah lang" Zandar masih tidak bisa menghilangkan rasa terkejutnya. "Cewek bisu kok elo taksir, nanti gimana dia ngajarin anak lo kalo dianya aja gabisa bicara? Ato nanti anak lo malah gabisa bicara?" Elang mendelik kearah Zandar karena pemuda itu kelewatan dalam berkhayal tentang masa depannya.

"Elo kira gue bakal nikahin dia apa" sahut Elang sedikit emosi, terlihat dari suaranya yang agak meninggi.

"Lang" Zandar balas melotot kearah Elang "kalo elo mau main kayak biasanya, elo cari korban lain aja, gasopan lang sama cewek kurang pula" Zandar menepuk bahu Elang setelah selesai memberikan nasehat.

"Siapa yang bilang gue main - main" Elang masih melotot kearah Zandar.

"Kok elo plin - plan sih!" Zandar menjitak dahi Elang karena gemas dengan temannya yang satu ini, kepribadian Elang memang sama anehnya dengan Hani, atau bahkan lebih aneh daripada Hani? "Tadi katanya gak mau sampe nikah, terus gak mau dibilang main - main, mau lo apa lang?" Zandar menggelengkan kepalanya dan mendatangi salah satu pegawai yang ada ditoko, ia ingin menanyakan varian warna cat yang lain.

"Gue serius gak sih suka sama dia?" Gumam Elang pelan, ia memang tidak pernah terpikirkan untuk menikahi gadis itu, tapi bukan berarti Elang ingin bermain - main dengannya.

Elang tidak pernah berniat memainkan perempuan, ia bukan Alvin yang sangat mudah mencari pengganti pacarnya apabila sudah putus.

..

Elang masih sibuk mengurus alat tulis yang dibawanya ketika Zandar datang dan kembali mengingatkan dirinya akan sesuatu yang jelas - jelas tidak ingin Elang ingat.

"Gue seriusan nentang kalo elo mau ngedeketin temennya Tika" ucapan pemuda itu sontak membuat Elang kembali kesal.

"Apasih yang enggak elo tentang" Elang memutar bola matanya malas.

"Maksudlo apa" Zandar berkacak pinggang.

"Iya gue bilang apasih yang enggak elo tentang, sifat introvert Hani aja elo tentang, apalagi gue naksir cewek bisu" Elang menghela nafasnya dan menatap Zandar.

"Gue mungkin bakalan mikir lagi soal ngedeketin dia, tapi seriusan Zandar! Gue naksir dia" Elang mengacak rambutnya kasar.

"Tunggu empat bulan aja" Zandar memasukkan kentang goreng kedalam mulutnya.

"Kenapa musti nunggu empat bulan cuk" Elang menyumpali mulut Zandar dengan segenggam penuh kentang goreng.

"Katanya kalo elo naksir gasampe empat bulan, kalo lebih itu namanya cinta" Zandar mengangguk - angguk atas ucapannya.

"Hilih" Elang mencibir "bacot lo lah Zandar, gue gak percaya sama kalimat ngalus begituan" Elang pergi mengambil minuman.

Karena Elang satu - satunya yang berjiwa seni diantara mereka.

Jadi sudah pasti segala sesuatu yang berbau seni harus ada dibawah pengawasan Elang. Bukan Zandar yang bahkan memiliki projek tersebut.

Terkadang mereka bahkan bisa saling berteriak satu sama lain antara Elang, Zandar, dan Alvin karena mereka sama - sama keras kepala dan berakhir dengan siraman air dari tangan Hani dan Iva.

Jangan tanyakan Eca dimana.

Anak farmasi tidak akan pernah bebas dari praktikum beserta laporannya yang setiap hari harus diladeni oleh gadis itu, dan jangan lupakan rumah Eca yang lumayan jauh dari kampus mereka. Eca satu - satunya yang tinggal dirumahnya sendiri diantara mereka, karena gadis itu pindah rumah dan sekolah ketika mereka naik kelas 12.

Tapi mereka kembali bertemu setelah kuliah.

Meskipun kalau Iva bilang, Eca menjadi begitu terbatas entah karena jurusan yang ia masuki atau karena gadis itu sudah mempunyai pacar.

Elang menopang dagunya.

Ia melihat kearah Zandar yang masih kesal dengannya.

"Ngomong - ngomong katanya pacar Eca sejurusan sama elo kan?" Tanya Elang berbasa-basi.

"Kenapa? Kepo lo?" Tanya Zandar cepat.

Tanda ia masih kesal.

"Kata Hani sih namanya Jendra, tapi satu - satunya Jendra yang gue kenal itu si Jendra yang jago dalam segala hal, gak ngerti gue korelasinya kalau Jendra yang pendiam itu pacaran sama Eca yang receh banget" Zandar mengangkat bahunya.

"Maksud lo Jendra itu pinter banget?" Elang  hanya melihat Zandar yang nampaknya tidak setuju mengatakan kalau Jendra adalah pacar Eca dengan ekspresi jengah.

"Iya, dan diperparah dengan mukanya ganteng banget, hidungnya aja gede kek bule" Zandar mengangguk - angguk.

"Tapi Eca cantik loh?" Elang tertawa sendiri mengingat gadis receh macam Eca.

"Cantik darimana? Muka dia judes banget Lang" Zandar mengangkat bahunya seakan - akan ia takut dengan Eca.

"Tapi bisa aja sih Jendra yang lain" Zandar tersenyum miring.

"Suka - suka lo lah" Elang memijit dahinya "kalo pasangan itu harus keliatan setara sama kita sesuai standar pasangan yang baik dan benar menurut elo, berarti manusia bakalan cepet punah"

Elang memasuki kamarnya dan memilih tidur.

Kalau semua orang didunia ini berpikir seperti Zandar, maka orang - orang didunia ini akan benar - benar punah.

Manusia berpasangan untuk menutupi kekurangannya masing-masing.

Bukan mencari yang sama persis.

Itu namanya tidak menutupi lubang, dan hanya akan menambah masalah.

Karena tiap orang diciptakan berbeda, tidak sama sedikitpun.

Itu yang Elang tau, yang ia pelajari dari temannya bernama Hani.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 30, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SILENT (Introvert Sequel)Where stories live. Discover now