part 5

73 10 0
                                        

Elang terpaksa bangun dari tidurnya saat ada sebuah notifikasi yang terdengar sangat nyaring dari ponselnya, pemuda itu mengutuk pelan dan pengambil ponselnya.

"Rasanya group bacot udah gue silent deh" pemuda itu mengucek matanya, dan melihat kearah jam dinding kamarnya, jam 3 pagi.

"Siapa sih orang gak guna yang ngechat gue jam tiga pagi!" Elang bergumam kesal, dan membuka aplikasi chatting karena ia tidak sengaja menghapus isi notifikasi sangking mengantuknya.

Dibagian paling atas chat ada sebuah nama yang cukup asing untuk chatting room di aplikasi Elang, pemuda itu tidak merasa pernah mengenal atau berkenalan dengan seseorang bernama Annesya?.

.

Annesya

Annesya telah mengurungkan pesan

Annesya telah mengurungkan pesan

Annesya telah mengurungkan pesan

.

"Lo ngebangunin gue cuman buat ngurungin pesan?" Elang menatap ponselnya dengan ekspresi kelewat kesal, pemuda itu langsung menelpon Hani.

"Apaan sih lang" Hani menjawab setelah panggilan ketiga dari Elang.

"Temen lo yang nyuri kontak gue itu namanya Annesya ?" Tanya Elang langsung pada intinya.

"Lo ngebangunin gue cuman buat nanya itu?" Suara Hani terdengar kesal diseberang sana.

"Dan temen lo ngebangunin gue jam segini cuman buat ngurungin pesannya dia" sahut Elang tidak kalah kesal.

"Anna, Annesya itu panggilannya Anna" sahut Hani dengan suara yang sedikit merendah dari sebelumnya "dia anaknya emang rada enggak waras, jadi maklumin aja"

"Maksud lo?" Elang mengerutkan alisnya kebingungan "kalo enggak waras gimana dia bisa masuk univ?"

"Bukan gak waras dalam artian gila, tapi dia itu anaknya rada nekat gitu loh" Hani memberikan penjelasan pada Elang "terakhir kali dia ngehapus file survey jurusan elo dari laptop gue, untung aja bukan file tugasnya, kalo enggak gue habisin tuanak, yaudahlah gue mau tidur lo bisa sendiri kan ngurusin orang macem Anna" Hani menutup telponnya dan membuat Elang semakin kesal.

.....


Elang menutup kepalanya dengan tudung Hoodie saat ia merasakan gerimis mulai turun, pemuda itu hanya bisa menarik nafasnya pasrah karena ia yang memang sedang terlambat untung saja ia sudah berada di halte dekat panti asuhan.

"Sorry gue telat" Elang mengibaskan rambutnya saat ia baru masuk kedalam panti asuhan.

"Elo gak usah dateng gak papa juga kok" Zandar menepuk bahu Elang, nadanya tidak mengejek tapi karena mood Elang sedang buruk Elang menatap pemuda itu datar.

"Lo ngusir gue?" Tanya Elang sambik berkacak pinggang.

"Elo tanpa kamera lo gak guna Lang" Alvin ikut - ikutan memanasi Elang membuat pemuda itu semakin kesal.

Elang berjalan masuk kedalam sebuah ruangan besar dengan banyak kursi dan meja didalamnya, ada beberapa anak yang bermain, adapula yang menggambar, dan ada salah satu anak yang paling besar sedang bersama gadis yang menjadi alasan Elang berada di panti asuhan, gadis bisu itu.

SILENT (Introvert Sequel)Where stories live. Discover now