Elang berjalan - jalan ditaman dekat kampusnya, pemuda itu meletakkan tasnya yang bisa dibilang cukup berat diatas salah satu bangku taman. Elang memainkan mulutnya monyong lalu kekanan dan kekiri sambil melihat kesekitar sekiranya ada objek foto yang bisa ditemukannya. Pemuda itu mengerjapkan matanya saat melihat seorang gadis berjalan dengan ceria sekitar sepuluh meter darinya, Elang sadar dari keterkejutannya dan langsung berlari menuju gadis yang berjalan menjauhinya.
Lari Elang terhenti saat ia melihat gadis yang sudah beberapa hari ini menarik perhatiannya sedang mengumpulkan bunga - bunga liar dipinggiran taman. Tangan putihnya terlihat kontras dengan pakainnya yang bernuansa gelap, tangan kanannya memegang kumpulan bunga liar kecil dan tangan kirinya bertugas untuk memetik bunga - bunga disekitarnya.
Elang ingin memotretnya, tapi ditangannya sama sekali tidak ada kamera, bukan Elang namanya jika pemuda itu kehabisan akal, dengan cepat ia mengambil ponsel dikantong celananya dan memotret gadis didepannya. 'cekrek' bunyi kamera ponsel Elang membuat pemuda itu terkejut sampai menjatuhkan ponselnya. Elang segera jongkok dan mengambil ponselnya, saat ia menghadap ke depan Elang hanya bisa nyengir saat melihat gadis didepannya melihatnya dengan ekspresi terkejut.
"Sorry!" Teriak Elang lalu berlari kembali menuju tasnya dengan senyuman ceria. Tapi Elang bahkan tidak tau gadis yang masih mempertahankan keterkejutannya itu tidak bisa mendengar teriakannya.
....
Elang melihat kearah pemuda yang dengan seenak jidatnya mengambil laptop dari tasnya, orang yang sama yang juga dengan seenaknya jidatnya memasang aplikasi pemrograman dilaptopnya. "Laptop lo ada kan?" Elang menunjuk tangan Zandar yang sedang menekan tombol power dengan garpu ditangannya.
"Gue pinjem bentar" gumam Zandar cuek sambil menunggu laptop Elang menyala. Salah satu alis pemuda itu terangkat saat ia melihat wallpaper laptop Elang dimana terdapat sebuah gambar tangan gadis yang sedang berjongkok sambil memegang bunga dikedua tangannya. "Feminim amat isi laptop lo?" Zandar menatap Elang dengan ekspresi terkejut.
"Mang napa? Itu salah satu jepretan gue kok" sahut Elang cuek, sambil terus memasukkan mie kedalam mulutnya.
"Bagus sih tapi feminim banget" Zandar mengerutkan alisnya. Membuat Elang memutar bola matanya malas.
"Bodo" gumama Elang sambil membereskan bekas makanannya.
"Elo ikut gue -" sebelum Zandar selesai berbicara, Elang sudah memotongnya.
"G" gumam Elang datar dan menutup laptopnya dengan wajah berseri membuat Zandar menatapnya dengan mata yang terbelalak karena ekspresi Elang yang kelewat ceria.
"Mau kemana lo?" Zandar memperhatikan gerak - gerik Elang saat pemuda itu memasukkan laptopnya.
"Pulang" jawab Elang cuek. Pemuda itu berjalan dengan ringan menuju kasir kantin kampus dan membayar makanannya.
.....
Ditaman Elang sudah siap dengan kamera miliknya sambil menunggu kedatangan gadis yang kemarin ia lihat dengan semangat yang begitu membara.
Tapi nihil.
Gadis itu tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali, bahkan di jam ketiga Elang menunggunya.
"Elo kemana?" Gumam Elang pelan sambil memutar - mutar kameranya dengan ekspresi kecewa.
Elang menarik nafasnya pelan lalu membereskan barang - barangnya, ia tidak bisa berada ditaman itu lebih lama lagi hanya untuk menunggu seseorang yang bahkan ia tidak tau siapa.
Dengan malas - malasan Elang berjalan keluar dari taman, ketika ia berjalan di trotoar jalan ada seseorang yang menabrak punggung kanannya dari belakang membuat Elang terhuyung kedepan namun ia tidak jatuh karena yang menabraknya adalah seorang perempuan, Elang dapat menyadari itu dari kepala penabraknya yang hanya menabrak punggung Elang.
Elang menarik nafasnya pelan dan berbalik guna untuk melihat siapa yang menabraknya, tiba - tiba Elang merasa kehilangan pijakannya dibumi saat melihat gadis yang ia tunggu selama tiga jam tengah mengelus pinggangnya.
"Elo!" Elang menunjuk gadis didepannya dengan ekspresi terkejut, tapi pemuda itu langsung membantu gadis didepannya bangun.
Setelah bangun gadis itu langsung menyengir dengan lebarnya kearah Elang membuat Elang langsung syok saat melihatnya, gadis itu dengan senyuman lebar menyatukan kedua tangannya lalu dengan langkah ringan berlari meninggalkan Elang.
"Gue bukan penguntit" gumam Elang terhadap dirinya sendiri agar ia tidak mengikuti gadis itu.
"Toh gue enggak bakalan ngelakuin hal aneh ke dia" bela pemuda itu sedetik kemudian.
YOU ARE READING
SILENT (Introvert Sequel)
Teen Fictionif she is mute then I am blind - Elang ....... Lari Elang terhenti saat ia melihat gadis yang sudah beberapa hari ini menarik perhatiannya sedang mengumpulkan bunga - bunga liar dipinggiran taman. Tangan putihnya terlihat kontras dengan pakainnya ya...
