Zandar dan Alvin memandangi seseorang yang tengah sibuk mengurusi kamera kesayangannya yang entah kenapa tiba - tiba berada didekat mereka.
"Elo ngapain huh!" Zandar mengangkat dagunya dengan ekspresi aneh. "Bukannya elo nolak mentah - mentah kita ya?"
"Nolak elo doang kali" sahut Alvin yang sudah menyibukkan diri dengan ponsel ditangannya.
"Elo ngapain?" Tanya Zandar lagi pada Elang dengan satu alis terangkat.
Elang tersenyum separuh dan mengangkat kamera miliknya "elo seriusan mau gue pergi" apa yang diucapkan Elang sontak membuat Zandar membuang muka.
"Yaudah kita temui pengurusnya dulu" Alvin menepuk bahu Zandar.
"Elo berdua aja, gue mau keliling" Elang tersenyum lebar lalu berjalan kearah yang berbeda dengan yang dituju oleh Alvin dan Zandar, pemuda itu menuju pekarangsn belakang panti asuhan.
"Awas aja kalo elo kabur" teriak Zandar dan hanya dibalas lambaian tangan oleh Elang.
"Emang apa yang dia cari sih?" Zandar menatap Alvin dengan ekspresi bingung.
"Jangan tanya gue, tanya Hani dia lebih tau apa yang Elang mau dibandingkan gue" Alvin mendorong tubuh Zandar masuk kedalam panti asuhan.
....
Elang terus berjalan melewati tanaman - tanaman yang tertanam dengan baik menuju bagian belakang dari panti asuhan dimana terdapat halaman belakang panti asuhan yang cukup luas. Pemuda itu terlalu fokus melihat apa yang ada disekitarnya sampai ia tidak menyadari seseorang yang sedang sibuk menjemur pakaian anak - anak panti asuhan.
Elang menabrak gadis itu dan karena tubuh Elang yang lebih besar sudah pasti gadis itulah yang terjatuh. "Auuu" teriak gadis itu sambil memegangi pinggangnya.
"Astaga!" Elang berbalik dan melihat korban kecerobohannya "elo gak papa?" Pemuda itu mengulurkan tangannya pada gadis itu.
"Iya gue gak papa" sahut gadis itu saat ia sudah berdiri, ia memandangi Elang cukup lama sampai Elang merasa sedikit risih karenanya, "elo orang asing ngapain disini?" Ucap gadis itu saat ia menyadari orang didepannya risih karena ia lihat terus menerus.
"Gue mau ngebantu teman gue ngedokumentasiin panti asuhan ini" jawab Elang jujur.
"Elo udah minta izin?" Gadis itu menyipitkan matanya kearah Elang.
"Teman gue lagi minta izin kok" Elang nyengir lebar. Pemuda itu ingin berjalan pergi tapi ia kembali berbalik kearah gadis yang akan kembali menyibukkan dirinya dengan cucian yang perlu dijemur "kenalin nama gue Elang, elo?"
"Senyum lo kayak psikopat" gadis itu mengabaikan uluran tangan Elang "gue Tika" Tika tersenyum sesaat lalu kembali pada pekerjaannya.
Elang mengangkat bahunya tidak perduli dan kembali berjalan - jalan. Saat ada bola yang menabrak kakinya Elang tersadar akan tujuan utama ia berada di panti asuhan. Ia tidak seharusnya terus menerus mencari orang yang bahkan tidak pasti ada dimana.
"Kak tendang bolanya dong" seorang anak meneriaki Elang dengan penuh semangat, dan bukannya menendang bola didepannya sesuai instruksi anak itu, Elang malah memotret anak - anak panti asuhan yang tengah melihat kearahnya.
"Kak, apa serunya sih ngambil foto?" Anak yang jaraknya paling dekat dengan Elang mendatangi Elang.
"Serunya?" Dahi Elang berkerut karena ia sadar bahwa ia tidak memiliki jawaban yang tepat untuk pertanyaan anak itu.
"Ih kakak loadingnya lama" anak itu berkacak pinggang dengan mata yang menyipit.
"Lucu banget sih" Elang mengusap kepala anak itu dan anak itu langsung protes.
"Mending kakak ikut main deh" anak itu mengambil bolanya dan berlari menuju teman - temannya.
"Jangan nangis kalo kalah" Elang menggantung kameranya didahan pohon samping lapangan tempat anak - anak itu bermain bola, dan bergabung dengan permainan bola mereka. Belasan menit Elang bermain bola, Zandar dan Alvin baru menyelesaikan pembicaraan mereka dengan pengurus panti asuhan.
"Lang" teriak Zandar pada Elang yang terlihat begitu senang bermain. "Elo ngapain?" Tanya Zandar saat Elang melangkah mendekatinya.
"Main bola" jawab Elang singkat membuat Alvin memutar bola matanya malas.
"Kita pulang dulu, kegiatannya besok aja" beritahu Zandar pada Elang.
"Oke" Elang mengangguk dan berjalan berbalik untuk mengambil kameranya. Alvin mengikuti langkah Elang.
"Gue kira elo mau ngapain" gumam Alvin saat melihat Elang mengambil kameranya.
"Oh elo ngikutin gue" Elang tertawa kecil "hati - hati disekitar sini ada besi tajam" peringat Elang pada Alvin.
"Udah tau banyak besi tajam kenapa elo ngeletakin kameralo disini? Kalo jatuh langsung rusak" omel Alvin tapi tidak ditanggapi oleh Elang karena perhatian pemuda itu sudah ditarik oleh orang yang sedang membawa cucian kearah tempat menjemur pakaian.
"Elo ngedengerin gue gak sih?" Alvin menghalangi pandangan Elang.
"Minggir Vin" Elang menggeser tubuh Alvin tapi orang yang ia cari sudah tidak ada lagi.
"Elo nyari siapa?" Alvin mengerutkan alisnya dengan mata yang melotot sangking kesalnya dengan kelakuan Elang.
Elang menunjuk kearah deretan pakaian yang sedang dijemur sambil terus mencoba meninggikan tubuhnya dengan berjingkat.
"Cewek yang gue Fo-"
"Kak Elang bola" belum selesai Elang berbicara tiba - tiba ada bola yang membentur kepalanya Hingga Elang terjatuh dan kakinya tertusuk besi.
"Ah" teriak Elang sebelum semuanya gelap.
.....
Elang membuka matanya dan terkejut saat melihat seorang gadis tengah tersenyum manis kearahnya. Gadis itu menyentuh dahi Elang lalu mengangguk kearah Alvin yang tengah bersedekap.
"Elo ceroboh banget sih" Alvin mendorong kepala Elang, saat pemuda itu ingin melakukannya lagi, gadis tadi menahan tangan Alvin dan menggelengkan kepalanya dengan keras.
"Orang idiot kayak dia kepalanya harus dipukul keras - keras" ucap Alvin datar tapi gadis didepannya hanya mengerjapkan matanya.
Elang baru menyadari kalau gadis didepannya adalah gadis yang selama ini ia cari, saat gadis itu akan pergi ia langsung menahan tangan gadis itu.
"Nama lo siapa?" Tanya Elang dengan cepat.
Tapi tidak ada tanggapan dari gadis itu.
"Gue tanya nama lo siapa?" Elang sedikit membentak gadis didepannya karena tidak sabaran, cengkramannya mulai menguat hingga gadis itu terlihat kesakitan.
"Lang" panggil Alvin merasa tidak enak dengan sikap Elang terhadap gadis yang baru ia kenal.
"Udah Lang"
"Lang!"
....
Maaf lama banget gak update..
YOU ARE READING
SILENT (Introvert Sequel)
Teen Fictionif she is mute then I am blind - Elang ....... Lari Elang terhenti saat ia melihat gadis yang sudah beberapa hari ini menarik perhatiannya sedang mengumpulkan bunga - bunga liar dipinggiran taman. Tangan putihnya terlihat kontras dengan pakainnya ya...
