BAG | 05

477K 13.4K 275
                                    

Tok! Tok! Tok!

"Sayang! Cepat turun, dibawah udah ada nak Edsel."

Didalam kamar Freyya tampak mendengus kesal setelah mendengar teriakan mama nya dari luar kamar. Pasalnya semenjak insiden semalam, Evans--ayah Edsel menyuruh Edsel untuk berangkat sekolah bersama dengan Freyya. Begitupun pulangnya, katanya.

Setelah dirasa sudah siap, Freyya pun menggendong ranselnya lalu bergegas keluar kamar.

"Lama banget." Omel mama nya.

"Ya, maaf mah kan Freyya abis siap-siap."

"yauda ayo cepet, nak Edsel udah nunggu dibawah."

Freyya dan Lucy pun berjalan beriringan menuruni tangga. Ketika pada tangga terakhir, Freyya menangkap sosok Edsel yang tengah duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan ponsel nya.

"Nak Edsel." Panggil Lucy membuat sang empunya menoleh.

Edsel tersenyum. Ia menyimpan ponselnya disaku celana kemudian beranjak.

"Pagi manis." Ujarnya, menatap wajah Freyya yang tampak kesal.

"Apaan sih!"

"Loh? Engga boleh kayak gitu dong sama calon suami."

Freyya memutar bola matanya malas, sementara Edsel tersenyum simpul.

"Udah ah mah, Freyya berangkat ya."

"engga sarapan dulu?"

"Nanti bisa disekolah, oh iya papa mana?"

"Papa masih di kamar lagi siap-siap."

"Yaudah, salam aja ya buat papa. Aku berangkat dulu." Ujar Freyya, lalu mencium punggung tangan Lucy.

"Edsel juga berangkat ya tan-"

"Mama dong."

Edsel cengengesan, "Oh iya. Edsel berangkat ya mah, salam juga buat papa." Sambungnya seraya mencium punggung tangan Lucy.

"Assalamualaikum." Ujar Edsel dan Freyya bersamaan.

"Wa'alaikumsalam, hati-hati nak!"

Edsel dan Freyya mengangguk menanggapi.

"Ayo manis!" Edsel merengkuh bahu Freyya tanpa ada rasa malu sedikitpun. Freyya hendak menyingkirkan tangan besar Edsel pada bahunya. Namun, Edsel malah semakin mengeratkan rangkulannya. Freyya pun pasrah. Ia tidak bisa apa-apa selain mendengus kesal.

Ck, mencari kesempatan dalam kesempitan.

-----

Freyya keluar dari mobil Edsel tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada lelaki itu. Bahkan, mengucapkan terimakasih pun tidak.

Dengan terburu-buru Edsel pun keluar dari mobilnya.berniat menyusul Freyya yang sudah lebih dulu keluar. Edsel menarik tangan Freyya pelan membuat gadis itu spontan memberhentikan langkahnya. Dihempaskan nya tangan Edsel dengan kasar dan ditatapnya kesal wajah lelaki itu.

"Apa sih?!"

"Ga ada basa-basi nya sama sekali yah calon bini gue ini. Ucapin makasih kek, atau kasih kecupan kek....eh! Tunggu gue dong manis!"

Edsel segera melangkah menyusul Freyya yang berjalan meninggalkannya.

"Kok gue di tinggalin?" Tanya Edsel yang kini sudah berjalan disamping Freyya.

Married A Pervert Young Man [SUDAH DITERBITKAN]Where stories live. Discover now