"Yaudah kalau gitu." Arrayan pun melangkahkan kakinya menuju uks. Aku hanya mengekorinya dari belakang.

Banyak pasang mata yang menatapku bingung, aneh, dan tidak suka. Tentu saja, aku berjalan bersama Arrayan sang primadona sekolah. Hal seperti ini pasti jadi sorotan banyak orang kan?

Siapa yang tak tau dan tak menyukai Arrayan? Aji bahkan pernah bilang, kalau Arrayan adalah perempuan ia akan dengan senang hati menjadikannya pacar.

Arrayan memang se attarctive itu. Kalau kau ingin tau soal Arrayan, kau bisa bertanya pada semua orang termasuk tukang bersih-bersih sekolah. Semua orang tau tentang Arrayan.

Tak heran mereka menatapku bingung, bisa-bisanya gadis biasa sepertiku berjalan bersama Arrayan. Aku semakin menundukkan kepalaku. Mengapa lantai ini terlihat lebih menarik dibandingkan dengan Arrayan sekarang?

Dukk

"Aduh!" gumamku, dengan refleks aku mengelus dahiku yang tertabrak dengan sesuatu dihadapanku.

Punggungnya Arrayan. Detik itu pula Arrayan langsung membalikkan badannya dan langsung menatapku.

Astagaa jaraknya terlalu dekat.

"Eh? Sakit ngga? Lagian ngapain jalan dibelakang sih, jalan tuh disamping biar ngga kayak anak ilang." omel Arrayan sembari menarik tanganku untuk berjalan sejajar dengannya.

Aku bisa merasakan tatapan para manusia lapar yang ingin memusnahkan diriku sekarang juga. Aku tau ini berlebihan, tapi kalau sudah menyangkut Arrayan tak ada yang tak berlebihan.

"Gapapa kok, padahal gaperlu ke uks segala."

"Itu perlu, siapa tau ada tulang yang geser. Kan yang tau cuman ahlinya."

Aku menghela nafas. Percuma berdebat dengan Arrayan. Menjadi teman sekelasnya selama beberapa bulan membuat ku tau bahwa perkataan dari dirinya memang sukar untuk dibalas kembali.

Tipe-tipe orang yang hebat dalam berdebat. Jangan tanya berapa banyak medali lomba debat yang ia dapatkan, aku bahkan hampir saja mabuk speaker sekolah karena prestasi Arrayan yang hampir terus-terusan disebut.

"Heh, malah bengong. Nanti kejedut lagi bahaya loh, kali ini mau bagian yang mana?" tanya Arrayan sambil tersenyum lucu.

Astaga wajahnya sangat lugu dan juga menggemaskan. Aku hanya membalas pertanyaan Arrayan dengan kekehan kecil lalu membuka pintu masuk uks. Suasana sepi langsung menyambut kami berdua, tidak ada orang sama sekali disini. Sepertinya petugas uks sedang pergi.

"Lah ngga ada orang, tumben banget ngga dikunci"

Aku hanya mengangguk dan diam-diam mencuri pandang ke Arrayan.

"Yaudah tiduran dulu aja sana. Mau ngehubungin anak pmr dulu sebentar." Arrayan meminta izin dan ia berlalu untuk menghubungi seseorang yang aku tak tau siapa.

Aku menatap langit-langit ruang uks ini. Masih tidak percaya bahwa aku bisa sedekat ini dengan Arrayan. Bintang yang sulit diraih oleh kebanyakan orang. Kalau ini mimpi, kuharap untuk cepat terbangun. Semakin lama aku ada di mimpi ini akan semakin tak sehat jantungku nantinya.

Aku menghela nafas yang terus kuulangi berkali-kali hingga aku merasa lebih tenang dari sebelumnya.

"Kenapa? Menghela nafas terus kayak mau lahiran." celetuk Arrayan yang tiba-tiba sudah berada disampingku.

Aku bahkan berjengit kaget karena dia yang muncul secara tiba-tiba, tapi Arrayan malah menertawakan diriku.

"Dih malah kaget, makanya jangan kebanyakan bengong nanti kesambet bahaya."

"Kamu munculnya tiba-tiba terus gimana ngga kaget" ucapku sambil mengelus dada mencoba menenangkan detak jantung yang semakin berdebar.

Arrayan tersenyum padaku lalu setelahnya pintu uks kembali dibuka. Masuklah kak Pinky sebagai ketua PMR.

"Dimana yang patah tulang? Ihh kok bisa sih Samudra!" pekik kak Pinky.

Aku hanya menatap Arrayan tak mengerti, siapa yang patah tulang?

"Itu kak, coba periksa dulu."

Setelahnya kak Pinky memeriksa keadaan ku dengan hati-hati, ia mengernyit heran lalu menatap tajam Arrayan.

"Samudra! Lain kali kalau mau bercanda tuh jangan gini dong! Ini bukan patah tulang cuman memar aja kenapa sih kamu tuh" Omel kak Pinky pada Arrayan.

Aku yang mendengar ucapan kak Pinky hanya meringis. Dari awal sudah kubilang kalau tidak akan patah tulang, tapi Arrayan selalu beranggapan begitu.

"Tapi tadi dia kepentoknya kenceng banget kak sampe satu kelas ngilu dengernya, apa kakak ngga salah periksa?" ucap Arrayan dengan lugunya.

"SALAH MERIKSA MATAMU! KAMU AJA YANG BERLEBIHAN! PACAR KAMU GAPAPA!" Teriak kak Pinky sambil menarik rambut Arrayan.

"Aduh iya ampun kak, aduh iya ngga salah. Lepasin duhh" ucap Arrayan sambil meringis.

Kak Pinky melepas jambakannya dan berkacak pinggang. Lalu ia tersenyum kepada ku dan memberikan salep untuk menghilangkan memar.

"Kamu pakai ini biar bekas memarnya ilang ya, harus cepet sembuh biar pacarnya ngga khawatir berlebihan kayak gini"

Setelah kak Pinky mengucapkan itu yang aku tau, pipiku terasa panas dan hatiku kembali berdetak dengan cepat.





"Apa aku sama Arrayan keliatan kayak pacaran?"

"Apa aku sama Arrayan keliatan kayak pacaran?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tentangnya : Arrayyan | •Hyunjin•Where stories live. Discover now