Ia terdengar seperti mengkhawatirkanku? Tapi mana mungkin itu terjadi, fokus Kyaraaa! Jangan terlalu banyak bermimpi.

"Aku beneran gapapa kok." ucapku pelan masih dengan tatapanku yang melihat kebawah.

"Jam segini UKS masih tutup, nanti pas istirahat kamu kesana yah. Takutnya kenapa-napa." ucap Arrayan sambil mengelus puncak kepalaku.

Tolong siapapun bangunkan aku, apa sekarang aku masih bermimpi? Bisakah aku pingsan dalam mimpiku? Kelakuan Arrayan begitu manis, aku  hanya bisa terpaku menatap lantai kelas.

"Samudra pake aku kamu? Wow apa Samudra sudah menemukan tambatan hatinya dan akan melepas masa lajang?" teriak Aji menggunakan nada nada khas reporter gadungan.

"Samudra punya gebetan woy, akhirnya." ucap Haidar sambil tersenyum mengejek.

"Samudra, kok selera lu jadi turun gini?" nyinyir Felix.

Rasanya aku ingin memukul satu persatu teman Arrayan hingga kesadaran mereka hilang. Mereka berisik sekali dan menyebalkan! Aku benar-benar merasa malu.

"Berisik kalian lontong sayur! Bubar-bubar bu Riska udah di ujung lorong" teriak sang ketua kelas dari depan pintu. Lalu ia berlari menuju bangkunya dan duduk dengan tentram.

Aku dan Lia segera duduk di bangku masing masing, begitu juga Arrayan dan teman temannya.

"Bohong lu! Lu kan biasanya suka ngeboongin kita, supaya kelasnya jadi ga berisik!" tuding temanku yang suka berbuat onar.

"Siapa yang suka bohong, Delio?" ucap bu Riska yang sudah muncul di depan pintu.

"Itu bu, tadi Aji bohongin saya. Katanya kantin tutup, tapi saya liat Kyara bawa jajanan kantin. Berarti Kantinnya buka kan bu!"

"KOK GUA SIH? FITNES LU!" teriak Aji sambil menunjuk nunjuk Delio.

"Sudah-sudah! Kalian ini buat onar aja pagi pagi. Mending buatin saya teh."

Begitulah anak-anak kelasku dan juga guruku yang mempunyai selera humor yang hampir sama. Kami pun memulai pelajaran Geografi.

Sikuku masih terasa sakit, tapi tidak separah sebelumnya. Hanya saja kalau dibuat bergerak sedikit, ngilunya langsung datang lagi.

Psst psst

"Kyara" panggil seseorang dengan berbisik.

Aku langsung menoleh ke arah Lia. Ternyata benar dia yang memanggilku. Setelah aku menengok kearahnya, ia melempar kertas padaku. Aku menangkapnya dengan baik lalu membuka kertas tersebut.

"Maaf yah gue gak maksud buat lo kepentok meja gitu, sakit banget yah?" tulisan yang ada dikertas itu.

Aku menatap Lia sebelum menuliskan jawabanku, ia sedang menatap papan tulis. Hanya, aku tau kalau dia sedang menunggu balasan dariku. Jadi aku langsung menuliskannya di kertas. Membalas pertanyaan Lia yang tertulis didalamnya.

"Sakit sih, tapi paling nanti kalau ku kompres pakai es udah mendingan" aku pun melempar kertas itu ke Lia.

Lia memungut kertas yang jatuh disamping mejanya dan membukanya. Ia membaca balasanku, setelahnya menatapku dengan perasaan bersalah.

Aku hanya mengacungkan ibu jariku sambil tersenyum manis, memberi isyarat bahwa aku akan baik-baik saja dan dia tak perlu mengkhawatirkan ku.

Lia menuliskan sesuatu lagi dikertas dan setelahnya ia kembali melemparkan kertasnya padaku.

"Nanti pulang gue traktir sepuasnya makan ketoprak di depan sekolah deh. Gue jadi ngga enak sama lo nih huhuhu."

Aku tersenyum membaca tulisan yang ada di kertas itu. Ternyata ada sisi baik yang kudapat dari siku ku yang menabrak meja. Aku jadi bisa makan makanan kesukaanku sepuasnya.

Aku membalas tulisan itu dan melemparkannya kembali pada Lia.

"Call! Kamu jangan coba-coba kabur yah pas pulang sekolah!" tulisku dikertas itu.

Lia yang membaca tulisanku terkekeh kecil. Tentu saja, ia tak cukup gila tertawa nyaring di kelas yang kelewat hening seperti sekarang.

Lalu tiba-tiba ada satu kertas berbetuk pesawat, jatuh tepat disamping kursiku. Aku pun memungut kertas itu dan membongkar bentuk pesawat itu menjadi kertas pada umumnya. Kuduga di dalamnya terdapat suatu pesan.

"Istirahat nanti aku temenin ke UKS" aku membaca tulisan yang ada dikertas itu.

Tunggu, ini bukan tulisan Lia. Aku tau pasti kalau tulisan yang ada di kertas ini dengan kertas yang Lia berikan padaku berbeda.

Aku mengedarkan pandanganku keseluruh anak murid yang ada di kelas. Hampir semua murid fokus mengerjakan tugas yang diberikan bu Riska. Hanya ada beberapa yang tertidur dan memainkan ponselnya diam-diam.

Ohh dan juga ada satu orang yang melihatku sambil tersenyum.

Orang yang membuatku senam jantung setiap saat ia memandangku.

Dia, Arrayan.



"Perasaan ngga mimpi dan ngelakuin hal yang aneh-aneh, tapi kok bisa Arrayan seperhatian ini."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tentangnya : Arrayyan | •Hyunjin•Where stories live. Discover now